Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Definisi 2
3 June 2019
Pada Orang dengan Imunosuppresi 3
1000
800
600
+ Infeksi Oportunistik Awal
sel
CD4 400 Infeksi Oportunistik Lanjut
200
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
3 June 2019
Infeksi Waktu dalam Tahun
Perjalanan dan manifestasi klinis yang lazim
5
1000 TB
900
TB
800
700 TB TB
600
500 HZV
400
CD4 300 Oral candida
OHL
TB
TB
COUNT PCP
200 Cryptococcal meningitis
100 Cryptosporidial diarrhea PPE
50 CMV TB
<50 MAC TB
0
0369 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3 June 2019
Months Years
6
Manifestasi IO
pada Odha
3 June 2019
7
Infeksi Oportunistik
* Semua organ, >> hubungan dengan dunia luar
kulit, mulut, paru dan saluran cerna.
* Jarang pd organ yang terlindungi seperti otak
pada stadium akhir penyakit.
3 June 2019
Efek ART terhadap Insidens dan
Manajemen IO 8
• ART merupakan kunci untuk menurunkan
morbiditas yang terkait dengan infeksi HIV
• ART menurunkan insidens IO dan memperbaiki
survival, yang tidak tergantung pada profilaksis
antimikroba
– Tidak dapat menggantikan kebutuhan profilaksis
antimikroba pada supresi imun yang berat
• Menurunkan mortalitas pada infeksi HIV
• Perbaikan dalam fungsi kekebalan dapat
mengatasi atau menurunkan beratnya IO tertentu 3 June 2019
Efek ART terhadap Insidens dan
9
Manajemen IO
• ART yang diberikan selama ada IO dapat
menyebabkan reaksi inflamasi yang berat
• ART dapat menyebabkan presentasi IO yang
atipikal
– Hal ini memerlukan penanganan khusus
3 June 2019
Penyebab IO 10
Bakteri/Mycobacterium Protozoa
• Salmonella • Toksoplasma
• Mycobacterium Avium • Cryptosporidia
Complex Virus
• Tuberkulosis • Cytomegalovirus
• Herpes simplex
Jamur • Herpes zooster
• Candida albicans • Hepatitis
• Pneumocystis jirovecii • Human Papilloma Virus
• Aspegillus Keganasan
• Cryptococcus • Sarkoma Kaposi
• Histoplasma • Limfoma 3 June 2019
Pneumocystis jirovecii (P C P)
Pneumonia Pneumocystis
jirovecii: Epidemiology 12
• Disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii (jamur)
(dulu protozoa P carinii)
• Ada di mana-mana dalam lingkungan
• Infeksi awal biasanya terjadi pada masa kanak-
kanak
• PCP dapat terjadi akibat reaktivasi atau pajanan
baru
• Pada pasien dengan supresi imun, mungkin
penyebaran terjadi melalui udara 3 June 2019
PCP: Epidemiologi 13
• Sebelum penggunaan profilaksis PCP yang luas
dan ART yg efektif, PCP dijumpai pada 70-80%
kasus AIDS
– Pada imunosupresi yang berat, pengobatan PCP
berkaitan dengan mortalitas (20-40%)
• Kebanyakan kasus terjadi pada pasien yang tidak
menyadari akan infeksi HIVnya, yang tidak dalam
perawatan, dan pada AIDS lanjut (jumlah CD4
<100 sel/µL)
3 June 2019
PCP: Epidemiologi 14
Faktor Risiko:
• Jumlah CD4 <200 sel/µL
• CD4% <15%
• PCP sebelumnya
• Oral thrush
• Pneumonia bakteri yang berulang
• Berat Badan turun yang tidak
disengaja
• Tingginya HIV RNA 3 June 2019
PCP: Manifestasi Klinis 15
• Sesak napas yang progresif, demam, batuk
non-produktif, rasa tidak enak di dada
• Onset subakut, memburuk setelah beberapa
hari-minggu
• Pemeriksaan dada mungkin normal, atau
ronkhi kering yang luas, frekuensi napas
cepat, denyut nadi ↑ (terutama dengan
latihan)
• Jarang terjadi ekstra paru 3 June 2019
PCP: Diagnosis 16
3 June 2019
PCP: Diagnosis 17
3 June 2019
PCP: Diagnosis 18
• Diagnosis pasti diperoleh dengan cara:
– Induksi sputum (sensitivitas <50% - >90%)
• Sputum yang dibatukkan: sensitivitasnya rendah
– Bronkoskopi dengan bronchoalveolar lavage
(BAL) (sensitivitas 90-99%)
– Biopsi transbronkial (sensitivitas 95-100%)
– Biopsi paru terbuka (sensitivitas 95-100%)
3 June 2019
PCP: Diagnosis 19
3 June 2019
Severity of PCP
20
Severity Mild Moderate Severe
Symptoms Cough, sweats, Cough, fever, Persistent fever,
Grade 1 sweats, Grade 3 Grade 4
dyspnea dyspnea dyspnea &
tachypnea
Blood Gas PaO2 normal PaO2 60-80 mm Hg PaO2<60 mm
Analysis* SaO2 falls on Hg
exertion
3 June 2019
Perbedaan Pneumonia bakteri dan Pneumonia Pneumocystis
22
Pneumonia Pneumonia
bakteri Pneumocystis
Awal gejala Akut: jam - hari Subakut: jam - minggu
Batuk Produktif Non-produktif
Nyeri dada Sering Jarang
pleuritik
Sesak napas Disertai nyeri dada Meningkat saat latihan
Infiltrat fokal Biasa Sangat jarang
paru pd Ro
Jumlah lekosit Sering meningkat Normal atau rendah
3 June 2019
Jumlah CD4 Tdk membantu Biasanya < 200/µL
PCP Pneumonia bakterialis
23
3 June 2019
PCP: Pengobatan 24
• Lama: 21 hari untuk semua rejimen pengobatan
• Pilihan Utama:
– Trimethoprim-sulfamethoxazole (TMP-SMX)
= Kotrimoksazole (KTX): 15-20 mg/kg/hari TMP
dan 75-100 mg/kg/hari SMX IV atau PO dalam dosis
terbagi tiap 8 jam; atau KTX dewasa 3x2 tablet/hari
• Jika ada gagal ginjal – dosis harus disesuaikan
• Efek samping (pada 20-85% pasien AIDS): ruam kulit,
sindrom Stevens-Johnson, demam, lekopeni,
thrombositopeni, uremia, hepatitis, hiperkalemi 3 June 2019
PCP: Pengobatan 25
• Pilihan lain:
– Pentamidine 4 mg/kg/hari IV
– Dapsone 100 mg PO dosis tunggal + TMP 15 mg/kg/hari
PO dalam dosis terbagi 3x/hari
– Primakuin 15-30 mg (base) PO 1x/hari + clindamycin
600-900 mg IV tiap 6-8 jam atau clindamycin 300-450 mg
PO tiap 6-8 jam
– Atovaquone 750 mg PO 2x/hari
– Trimetrexate 45 mg/m2 atau 1,2 mg/kg IV + leucovorin
20 mg/m2 atau 0,5 mg/kg IV atau PO tiap 6 jam
(lanjutkan leucovorin selama 3 hari berikutnya) 3 June 2019
PCP: Pengobatan 26
• Tambahan:
– Kortikosteroid
• Untuk penyakit sedang-berat (PO2 <70 mm/Hg atau
A-a gradient >35 mm/Hg)
• Berikan sedini mungkin (dalam 72 jam)
• Prednisone 40 mg 2x/hari (1-5), 40 mg 1x/hari (6-10),
20 mg 1x/hari (11-21), atau metilprednisolon (75%
dosis prednison)
3 June 2019
PCP: Pengobatan 27
3 June 2019
PCP: Pencegahan 28
• Profilaksis sekunder diberikan seumur hidup kecuali jika
timbul IRIS dengan ART
– Obat: Kotrimoksazol dewasa 1x2 tablet/hari
– Pilihan: dapsone, dapsone + pyrimethamine, atovaquone, atau
pentamidine aerosol
• Profilaksis sekunder dapat dihentikan pada pasien
dengan ART jika jumlah CD4 >200 sel/µL selama 2 x 6
bulan
• Restart profilaksis jika jumlah CD4 turun <200 sel/µL atau
jika terjadi PCP pd CD4 >200 cells/µL
3 June 2019
Desensitisasi Kotrimoksasol
Hari Kekuatan Dosis pediatrik TMP SMX
31
(%) (mL)/hari
1 6,25 1,25 (1x1) 10 50
2 12,5 1,25 (2x1) 20 100
3 18,75 1,25 (3x1) 30 150
4 25 2,5 (2x1) 40 200
5 37,5 2,5 (3x1) 60 300
6 50 1 tab dws 80 400
7 100 2 tab dws 160 800
3 June 2019
Leoung GS,et al. J Infect Dis 2001; 184:992-7
Desensitisasi Kotrimoksasol
32
Hari Kekuatan Dosis pediatrik TMP SMX
(%) (mL)/hari
1 10 2 (1x1) 16 80
2 20 4 (1x1) 32 160
3 30 6 (1x1) 48 240
4 40 8 (1x1) 64 320
5 50 1 tab dewasa 80 400
6 100 2 tab dewasa 160 800
3 June 2019
3 June 2019
Toksoplasmosis 35
Gambaran Klinis:
• ensefalitis (90%)
• demam (70%)
• nyeri kepala (60%)
• tanda neurologis fokal, penurunan kesadaran (40%)
• kejang (30%)
• chorio-retinitis
• pnemonitis
• penyakit sistemik
3 June 2019
Toksoplasmosis 36
• Diagnosis
• Pemeriksaan serologi positif disertai sindrom yang khas
• Gambaran pemeriksaan scan CT/MRI:
• Lesi serebral multipel, bilateral; peningkatan daerah
hipodense dengan ring
• Diagnosis Banding
• Limfoma SSP, tuberkuloma, abses jamur, kriptokokosis, PML
(Progressive Multifocal Leukoencephalopathy)
3 June 2019
Toksoplasmosis
37
3 June 2019
Toksoplasmosis
38
3 June 2019
Toksoplasmosis
Respon terhadap terapi 39
3 June 2019
Toksoplasmosis 40
• Terapi
• Dibenarkan untuk memberi terapi empiris, sedikitnya selama 2
minggu
• Pirimetamin 200 mg po dosis pertama diikuti 50 mg (<60kg) –
75 mg (>60kg) 1x/hari dan leucovorin 10-20 mg po 1x/hari dan
salah satu sulfadiazine 1000 mg (<60kg) – 1500mg (>60kg)
po 4x/hari atau klindamisin 4x600mg
• Fansidar 2-3 tab/hari + Klindamisin 4 x 600 mg/hari +
Leucovorin 10 mg/hari selama 4 minggu, dilajutkan dosis
maintenance Fansidar 1 x 1/hari selama CD4 < 200
• Sedikitnya terapi selama 6 minggu atau sampai 3 minggu
setelah hasil CT scan bersih
3 June 2019
• Kortikosteroid tekanan intrakranial
Pilihan terapi Ensefalitis Toksoplasma 41
Regimen Fase akut : 3-6 minggu Rumatan : hingga CD4
> 200
Pirimetamin 200 mg hari pertama, Pirimetamin 25-50 mg/hari
Pilihan pertama
selanjutnya 50-75 mg/hari Sulfadiazin 2 gr/hari
Sulfadiazin 4-6 gr/hari Leucovorin dosis yang sama
Leucovorin 10-20 mg/hari
Pilihan kedua Pirimetamin dosis yang sama Pirimetamin dosis yang sama
Klindamisin oral atau iv 4 x 600 mg/hr Klindamisin oral 4 x 300-450 mg
Leucovorin dosis yang sama Leucovorin dosis yang sama
Pilihan ketiga Pirimetamin dan leucovorin dengan Pirimetamin dosis rumatan dan
dosis yang sama ditambah salah satu leucovorin bersama dengan
obat dibawah ini: Atovaquone
· Atovaquone po 2 x 1500 mg
· Azitromisin 1 x 900-1200 mg 3 June 2019
· Klaritromisin po 2 x 500 mg
· Dapson 1 x 100 mg
· Minosiklin 2 x 150-200 mg
Toxoplasma gondii Encephalitis:
Monitoring dan Efek Samping 42
3 June 2019
Toksoplasmosis 45
• Profilaksis sekunder
• Esensial karena fase laten (kista) tidak dapat
dieradikasi
• Relaps terjadi pada 20-30 % pasien
meskipun diberi terapi rumatan
• Tingkatkan fungsi imunologi dengan HAART
3 June 2019
Kriptokokosis
Kriptokokosis 47
• Diagnosis
• Pungsi Lumbal (sekaligus Tx) – pewarnaan tinta India
• LCS : protein ↑, glukosa ↑/n, limfosit sedikit, organisme >>
• Antigen kriptokokus, dan biakan
• Cryptococcal Ag sensitif dan spesifik (CSF & darah)
Titer > 1:8 bukti presumptif
• Biakan darah
• Diagnosis banding
• Meningitis piogenik, meningitis TB, Toksoplasmosis,
neurosifilis 3 June 2019
Jamur Cryptococcus neoformans berkapsul
pada CSF dengan pewarnaan tinta India
49
3 June 2019
50
3 June 2019
Kriptokokosis 51
3 June 2019
Genus/Species: Cryptococcus neoformans
Title: Raised skin lesions.
Legend: Raised skin lesions resulting from dissemination of the yeast in an imunocompromised
patient.
Kriptokokosis 53
3 June 2019
55
3 June 2019
Kriptokokosis: Terapi
56
• Peningkatan tekanan intrakranial (ICP)
berkaitan dengan edema serebri, pemburukan
klinis, dan peningkatan risiko kematian
• Opening pressure harus selalu diukur jika
dilakukan pungsi lumbal (LP)
• Manajemen peningkatan tekanan intrakranial:
– LP setiap hari untuk mengeluarkan LCS, atau
drainase LCS jika LP tidak efektif atau tidak dapat
ditoleransi
3 June 2019
Kriptokokosis
57
3 June 2019
Kriptokokosis:
Efek samping 58
Toksisitas Amphotericin
• Nephrotoksisitas: azotemia, hypokalemia
– Dikurangi oleh hidrasi intravenous sebelum infus amphotericin B
• Terkait Infus: demam, menggigil, sakit kepala, muntah
– Dikurangi oleh praterapi dgn acetaminophen, diphenhydramine,
atau kortikosteroid
• Jarang: hipotensi, aritmia, neurotoksisitas, hepatotoksik
Toksisitas Flucytosine
• Sumsum tulang: anemia, leukopenia, trombositopenia
3 June 2019
• Toksisitas hepar, GI, dan ginjal
Kriptokokosis:
Pencegahan Kekambuhan 59
• Epidemiologi:
– Tersebar di seluruh dunia
– Tiga masa penularan
• perinatal, masa kanak-kanak, usia subur
– > 90 % anak terinfeksi pada umur 2 tahun
• CD4 < 50
• Patogen di Asia Tenggara?
3 June 2019
Retinitis karena CMV 62
• Klinis:
– Gangguan lapangan pandang
– Bintik bergerak (floater)
– Pandangan kabur
– Penurunan visus dengan cepat
– Biasanya unilateral, jika tdk diobati akan
mengenai 2 mata
• Diagnosis:
– Gambaran khas fundoskopi pada ODHA 3 June 2019
Retinitis karena CMV 63
3 June 2019
Tatalaksana Retinitis CMV 64
• Terapi
– Mahal dan toksik
– Terapi rumatan sangat diperlukan
– Gansiklovir/foscarnet
– IVI (implant) atau intra-vitreal
– Valgansiklovir 900mg po 1x/hari
– HAART
3 June 2019
65
3 June 2019
Ganciclovir implant
Ganciclovir :
66
intravena, oral, intravitreal, injeksi/implant
Dosis intravena :
Induksi (2 mgg) : 5 mg/kg 2x/hari
Maintenance (jangka panjang):
5 mg/kg/hari, 7 hari seminggu
6 mg/kg/hari, 5 hari seminggu
3 June 2019
CMV : Terapi
67
Retinitis
– Terapi Alternatif:
• Ganciclovir 5 mg/kg IV tiap 12 jam selama 14-21 hari, lalu
5 mg/kg IV 1x/hari
• Ganciclovir 5 mg/kg IV tiap 12 jam selama 14-21 hari, lalu
valganciclovir 900 mg PO 1x/hari
• Foscarnet 60 mg/kg IV tiap 8 jam atau 90 mg/kg IV tiap 12
jam selama14-21 hari, lalu 90-120 mg/kg tiap 24 jam
• Cidofovir 5 mg/kg IV 1x/hari selama 2 minggu, lalu 5 mg/kg
setiap minggu
• Fomivirsen injeksi intravitreal (tdk utk terapi inisial; hanya utk
yg relaps)
3 June 2019
CMV : Efek samping 68
3 June 2019
CMV 69
• Manifestasi klinis lain dari CMV
– esofagitis
– kolitis
– kolangitis sklerotikan
– ensefalitis
– poliradikulomielopati
– adrenalitis
– pnemonitis
3 June 2019
Kandidiasis
Kandidiasis Esofagus 71
• Diagnosis
• Kandidiasis oral dan gangguan menelan
• Pemeriksaan KOH
• Perlu pemeriksaan endoskopi bila
• Ada gejala tanpa kandidiasis oral
• Kegagalan terapi dengan anti jamur biasa
3 June 2019
75
Orofarings
• Pilihan (7-14 hari):
• Fluconazole 100-200 mg PO 1x/hari
• Itraconazole oral solution 200 mg PO 1x/hari
• Clotrimazole troches 10 mg PO 5x/hari
• Nystatin suspensi 4-6 mL 4x/hari atau 1-2 flavored
pastilles 4-5x/hari
• Jika refrakter dengan fluconazole:
• Itraconazole oral solution ≥200 mg PO 1x/hari
• Amphotericin B 0,3 mg/kg IV 1x/hari
3 June 2019
76
Esofageal
• Diperlukan terapi sistemik
• Pilihan (14-21 hari):
• Fluconazole 100 mg (sampai 400 mg) PO atau
IV 1x/hari (inisial 400mg, selanjutnya 200mg)
• Itraconazole oral solution 200 mg PO 1x/hari*
• Voriconazole 200 mg PO 2x/hari*
• Caspofungin 50 mg IV 1x/hari
3 June 2019
77
Esofageal
• Jika refrakter dgn fluconazole:
• Caspofungin 50 mg IV 1x/hari
• Voriconazole 200 mg PO atau IV 2x/hari*
• Amphotericin B 0,3-0,7 mg/kg IV 1x/hari
• Amphotericin liposomal atau lipid complex 3-5
mg/kg IV 1x/hari
3 June 2019
Kandidiasis Mukokutaneus: 78
Monitoring
3 June 2019
81
3 June 2019
KANDIDIASIS ESOFAGUS
82
3 June 2019
Mycobacterium Avium Complex
(MAC)
Mycobacterium Avium Complex (MAC) 84
• Diagnosis:
• Biakan darah
• Peningkatan alkali fosfatase
• Dengan 2 kali biakan darah dapat
menghasilkan 95% kasus positif
• Pemeriksaan mikroskopi dan biakan sumsum
tulang, kelenjar limfe
• DD:
• MTB, penyakit jamur meluas, dan keganasan
3 June 2019
86
3 June 2019
Disseminated MAC: Terapi
87
3 June 2019
Disseminated MAC: Terapi
89
3 June 2019
Disseminated MAC: Monitoring
90
3 June 2019
Disseminated MAC:
Efek Samping 91
3 June 2019
Disseminated MAC:
Gagal Terapi 93
3 June 2019
MAC 94
• Prognosis (pra-HAART):
• Tanpa terapi: 4 bulan
• Dengan obat: 8 bulan
• Profilaksis Sekunder
• Diperlukan profilaksis yang lama
3 June 2019
Cryptosporidiosis
Cryptosporidiosis: 96
Epidemiologi
3 June 2019
Cryptosporidiosis:
Diagnosis 99
• Identifikasi mikroskopik dari oocyst pada feses
atau jaringan
• Pewarnaan tahan asam yang dimodifikasi dan
pewarnaan lain
• Ulangi pengambilan sampel feses
• DFA atau ELISA
• Biopsi usus halus untuk mengidentifikasikan
organisme Cryptosporidium
• Tidak dapat dibiakkan 3 June 2019
Cryptosporidiosis: 100
Terapi
3 June 2019
Cryptosporidiosis: 102
Pencegahan Kekambuhan
3 June 2019
Herpes Simpleks
Herpes Simplex Virus:
Epidemiologi 104
3 June 2019
Herpes Simplex Virus:
Manifestasi Klinis 106
3 June 2019
107
3 June 2019
Herpes Simplex Virus:
108
Manifestasi Klinis
3 June 2019
109
3 June 2019
Herpes Simplex Virus: 110
Manifestasi Klinis
• Manifestasi lain:
• HSV keratitis
• HSV encephalitis
• HSV retinitis
• neonatal HSV
• herpetic whitlow
3 June 2019
Herpes Simplex Virus:
Diagnosis 111
3 June 2019
Herpes Simplex Virus: 112
Anjuran Terapi
• Orolabial HSV dan genital HSV
• Famciclovir 500 mg PO 2x/hr, atau valacyclovir 1 g PO
2x/hr, atau acyclovir 400 mg PO 3x/hr selama 7-14 hari
3 June 2019
Herpes Simplex Virus:
113
Anjuran Terapi
3 June 2019
Herpes Simplex Virus: 114
Efek Samping
3 June 2019
Herpes Simplex Virus: 115
Anjuran Terapi
Acyclovir-resistant HSV
• Foscarnet 120-200 mg/kg/hari IV dlm 2-3 dosis terbagi
sampai timbul respons klinis
• Cidofovir 5 mg/kg IV setiap minggu sampai timbul
respons klinis
• Alternatif: topikal trifluridine atau topikal cidofovir untuk
lesi eksterna selama 21-28 hari
3 June 2019
Herpes Simplex Virus: 116
Pencegahan Kekambuhan
3 June 2019
Varicella Zoster Virus:
Epidemiologi 117
3 June 2019
Varicella Zoster Virus: 118
Manifestasi Klinis
• Herpes zoster (shingles): nyeri pada dermatom
yang terkena, kemudian timbul lesi kulit yang khas
pada dermatom yang sama
• Lesi kulit atau viseral yang ekstensif jarang terjadi
• Nekrosis bagian luar kornea yang progresif dapat
terjadi pada jumlah CD4 <50 sel/µL
• Progresi cepat dan hilangnya penglihatan
• Nekrosis retina akut akibat retinitis nekrotizing perifer
dapat terjadi pada berapapun jumlah CD4 (lebih sering
pada jumlah CD4 yang lebih tinggi)
3 June 2019
119
3 June 2019
120
3 June 2019
Varicella Zooster Virus:
121
Manifestasi Klinis
• Chickenpox/cacar air: infeksi primer VZV, jarang
pada remaja dan orang dewasa
• Gejala prodromal respirasi, lalu lesi vesikulopapular
(wajah dan punggung > ekstremitas)
• Pd imunosupresi lanjut, dapat berlangsung beberapa
minggu
• Dilaporkan terjadinya transverse myelitis,
encephalitis, vasculitic stroke
3 June 2019
Varicella Zoster Virus: 122
Diagnosis
3 June 2019
Varicella Zoster Virus: 123
Terapi
• Zoster lokal (dermatomal):
• Famciclovir 500 mg 3x/hari atau valacyclovir 1.000
mg 3x/hari selama 7-10 hari
• Lesi kulit atau viseral yang luas:
• Acyclovir 10 mg/kg IV tiap 8 jam, sampai lesi
menyembuh
• Adjunctive terapi kortikosteroid tidak dianjurkan
untuk mencegah neuralgia postherpetika
3 June 2019
Varicella Zoster Virus:
124
Terapi
3 June 2019
Varicella Zoster Virus:
125
Terapi
• Chickenpox
• Acyclovir 10 mg/kg IV tiap 8 jam selama 7-10 hari
• Dapat diganti terapi oral setelah perbaikan, jika tidak terbukti
mengenai viseral
• Acyclovir 800 mg PO 4x/hari atau valacyclovir 1.000 mg PO
3x/hari atau famciclovir 500 mg PO 3x/hari
3 June 2019
Varicella Zoster Virus:
Efek Samping 126
3 June 2019
Profilaksis I O di era HAART 127
3 June 2019
Hal Penting tentang Infeksi Oportunistik 128
3 June 2019
Penuntun profilaksis primer
infeksi oportunistik
129
Jumlah Jumlah Profilaksis primer
Pengobatan
CD4 TLC / ml infeksi oportunistik
< 200 < 1,000 PCP Kotrimoksazol 1x2
Toksoplasmosis tab/hari
< 100 < 600 Tambahan profilaksis Fluconazole (200)
Kriptokokosis 1x2 kaps/ minggu
3 June 2019