Вы находитесь на странице: 1из 73

PEMICU 1 BLOK

ETIKA
DESSY 405150011
S U MPA H D OKTER
LEARNING ISSUE 1
SUMPAH HIPPOKRATES
SUMPAH DOKTER INDONESIA
DEMI ALLAH SAYA BERSUMPAH BAHWA:
1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan.
2. Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila, sesuai dengan
martabat pekerjaan saya sebagai dokter.
3. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur profesi kedokteran.
4. Saya akan merahasiakan segala sessuatu yang saya ketahui karena keprofesiaan saya.
5. Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan dokter saya untuk sesuatu yang bertentangan
dengan perikemanusiaan, sekalipun diancam.
6. Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan.
7. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan pasien, dengan memperhatikan kepentingan
masyarakat.
8. Saya akan berikhtiar dengan sungguh sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan
keagamaan, kebangsaan, kesukuan, gender, politik, kedudukan sosial dan jenis penyakit dalam
menunaikan kewajiban terhadap pasien.
9. Saya akan memberi kepada guru guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang
selayaknya.
10. Saya akan perlakukan teman sejawat saya seperti saudara sekandung.
11. Saya akan mentaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia.
12. Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh sungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan
diri saya..
BIOETIK A
LEARNING ISSUE 2
BIOETIKA
Van Rensselaer Potter (1971)
• Ia memaksudkan bioetika sbg suatu ilmu baru yg menggabungkan pengetahuan ilmu2 hayati dg
pengetahuan tentang sistem2 nilai manusiawi dari etika

Bioetika ditandai sekurang-kurangnya tiga ciri berikut :


• Interdisiplinaritas
• Internasionalisasi
• pluralisme
Beauchamp / Childress : mereka memilih empat prinsip tertentu (four cluster of
principles ) :
• Menghormati otonomi
• Tidak merugikan (non-maleficence)
• Berbuat baik (Beneficence)
• Keadilan (Justice)

Prinsip2 moral lain lagi :


• Jangan membunuh
• Jangan mencuri
• Jangan menipu
BENEFICENCE
• Dalam konteks etika kedokteran, berbuat baik adalah suatu kewajiban.
• Ciri: bersifat positif, semua kewajiban tidak berlaku mutlak (orang tenggelam tapi penolong
tidak bisa berenang)
• Jika prinsip beneficence diterapkan, ada konsekuensi yang menarik bagi hub dokter dan
pasiennya yang disebut sbg covenant
• Contoh kewajiban prinsip berbuat baik :
1. Melindungi dan membela hak org lain
2. Mencegah terjadinya kerugian bagi orang lain
3. Meniadakan kondisi yg akan menyebabkan kerugian bagi org lain
4. Membantu orang cacat
5. Menyelamatkan org lain dari bahaya.
• Syarat-syarat kewajiban berbuat baik:
1. B menghadapi risiko akan mengalami kerugian besar
2. Perbuatan A diperlukan untuk mencegah terjadinya kerugian itu
3. Perbuatan A agaknya akan mencegah terjadi kerugian itu
4. Perbuatan A tidak mengandung risiko yang berarti bagi A sendiri
5. Manfaat yang akan diperoleh B mengimbangi kerugian yang dialami A

• Beberapa masalah khusus:


a. treating physician dan assesing physician
b. dokter dan pertolongan kemanusiaan
- Apakah dokter wajib melayani pasien, jika pelayanannya diminta malam hari?
Kalau dikota besar banyak klinik 24 jam & dan RS dg bgn IGD 24 jam, tapi bila di desa dokter wajib melayani.
Namun,jika tll banyak diganggu,bisa berunding dg sejawat dan pmrintah stmpt utl cari solusi (ct dg mdirikan pusat
pelayanan tetap)
- Apakah dokter dan tenaga medis boleh mogok kerja seperti karyawan perusahaan?
Tidak bole pd prinsipnya. Tentu tenaga medis berhak atas kondisi kerja yang layak tapi mrk hrs mcari cara llain utk
prjuangkan hak mrka. Bila akhirnya hrs memutuskan utk mogok kerja, harus dipstikan pasien tidak jd korban
- Sejauh mana dokter boleh bekerja sama dg instansi kehakiman?
dokter tidak pernah boleh mlibatkan diri dlm prakter penyiksaan atau yang bertentangan dg HAM, tu dalam kead
perang/kead berbhya bagi negara yang otoriter tidak mngindahkan HAM
Kriteria benefience
• Utamakan alturisme (nolong tanpa pamrih)
• Usahakan agar kebaikan/manfaat lebih banyak dibanding dengan keburukan
• Menjamin kehidupan baik min manusia
• Menerapkan Golden rupe principle (lakuin hal baik seperti yang orang lain inginkan)
NON MALAFICENCE
• Prinsip: bersifat negatif (tidak mengatakan yang harus dilakukan, tapi hanya yang tidak boleh
dilakukan)

• Contoh:
- Dokter mata mengoperasi mata dg teknik laser. Tapi seusai operasi pasien buta 1 mata,
karena sinar laser kena saraf
- Seusai operasi di RS, alat/tampon tertinggal diperut sehingga sakit terus menerus
- Di sebuah RS, pasien bedah meninggal di kamar operasi akibat librasi alat-alat anstesi tidak
tepat lagi
- Spesialis bedah amputasi kaki kanan, tapi yang hrs diamputasi adalah kiri
- Nasocomial infection
- Iatrogenic illness and injury (o/ tindakan.dokter)
• Prinsip non malaficence:
- Hak untuk tidak membunuh
- Hak untuk tidak dilukai/ disakiti
- Hak untuk tidak diambil miliknya
- Hak untuk tidak buka rahasia kepada orang lain

•Pelanggaran terhadap prinsip ini tjd dengan perbuatan sperti:


- Secara fisik merugikan seseorang (buat kematian, abortus, mutilasi, penyiksaan, kekerasan)
- Mengakibatkan kerugian fisik dg melakukan tindakan medis yang tidak perlu atau
menggunakan metode yang membahayakan tanpa alasan kuat
- Merugikan kehormatan dan nama baik seseorang, atau barang milik dan kepentingannya
dengan membuka informasi yang bersifat konfidensial
Beberapa prinsip & distingsi yg melengkapi prinsip tdk merugikan ;
• Prinsip efek ganda (ada efek baik disamping efek buruk) : contoh pd wanita yg akan histerektomi pd wanita hamil
yg kanker uterus→ bole dilakukan krn u/ menyelamatkan si ibu, kematian janin emg bisa diduga tp disini tdk
dimaksudkan dan tidak dikehendaki scr langsung (foreseen, but not intended)
Ada 4 syarat:
1. Tindakan hrs bersifat baik/stdknya netral scr moral
2. Hanya efek baik dan bukan efek buruk scr langsung yg dimaksud
3. Efek baik tdk dihasilkan mll efek buruk. Efek buruk bkn sarana u/ mcapai efek baik
4. Harus ada proposional u/ membiarkan efek buruk yg diket akan tjd (ct kalau misal histerektomi bisa
ditunda dulu sampai janin sudah viable, operasi tdk blh dilakukan)
• Prinsip totalitas: biasa pd kasus amputasi (pd ps DM)
• Distingsi antara membunuh & membiarkan ps meninggal: pd ps yg terminal, membiarkan ps meninggal dpt ditrima
dlm sudut moral cthnya dikluarkan dr unit prwatan intensif krn tdk dpt dismbuhkan lagi,kita tdk bisa
membunuhnya tp kita membiarkan ps meninggal
• Distingsi antara sarana proposional & tdk proposional : jika suatu pengobatan membawa resiko tll bsr, penderitaan
tll berat biaya tll tinggi → tidak proposional
Kriteria:
• Menolong ps emergensi
• Obati pasien terluka
• Tidak membunuh ps
• Tidak memandang ps sebagai objek
• Lindungi ps dr serangan
• Manfaat ps lebih besar daripada kerugian
• Tidak bahayakan pasien dengan kelalaian
• Tidak white collar time (rujuk agar untung)
MENGHORMATI OTONOMI PASIEN
• Otonomi = hak untuk memutuskan sendiri dalam hal-hal yang menyangkut diri
sendiri
• Otonomi dlm etika biomedis : tdk ada orang atau instansi lain yg boleh ikut
campur dlm keputusan bebas seseorang.
• Perbuatan atau pilihan otonom tdk boleh menghalangi atau mencampuri oleh
orang lain.
• Dlm etika biomedis prinsip menghormati otonomi memegang peran penting
dlm informed consent.
Kompetensi
• kemampuan utk menjalankan otonominya atau mengambil
keputusan ttg dirinya sendiri.

• Tiga syarat utk memastikan kompeten / tdk seorang pasien :


 Kemampuan utk menilai
 Kemampuan utk memahami
 Kemampuan utk menalar

• Pasien yg inkmpeten: anak dibawah umur, org yg mengalami cacat mental, beberapa kategori ps
psikiatris, ps yg demensia, ps yg tdk sadar
JUSTICE
General justice :
• Masyarakat diwajibkan untuk memberikan kepada
masyarakat / negara apa yang menjadi haknya
Distributive justice :
• Negara diwajibkan memberikan kepada warga negara
apa yang menjadi haknya
• Kelangkaan & apa yang tergantung pada manusia
Commutative justice :
• Setiap orang / kelompok harus memberikan haknya
kepada orang / kelompok lain
• Dalam Lafal Sumpah Dokter Indonesia, asas keadilan terungkap sbb : Saya akan
berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh
pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian, atau kedudukan
sosial dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita.
• Keadilan dalam lafal sumpah di atas adalah bersikap fair dalam hubungan dokter
pasien.
• Keadilan dapat juga berarti keadilan distributif, yaitu keadilan dalam distribusi
sumber daya kesehatan antara 1 daerah dan daerah lain.
ALOKASI PELAYANAN KESEHATAN
• Sebagai masalah keadilan distributif
1. Makro-alokasi: pembagian dalam skala besar→ pemerintah mengatur sbrapa bsr bagian dr sumber
daya negara yang harus diberikan pd sektor kesehatan
2. Meso-alokasi: menentukan prioritas dalam pelayanan kesehatan karena dana yang tersedia selalu
terbatas
3. Mikro-alokasi: pasien mana yang harus dilayani terlebih dahulu kalau tidak semua bisa dilayani
• Prinsip formal: yang sama harus diberlakukan dg cara yang sama dan yang berbeda boleh dg
cara yang tidak sama
• Prinsip material:
a. Kpd stiap orang bagian yang sama
b. Kpd stiap orang sesuai dgn kebutuhannya
c. Kpd stiap orang sesuai dg usahanya
d. Kpd stiap orang dengan kontribusinya kepada masyarakat
e. Kpd stiap orang sesuai dengan jasanya
f. Kpd stiap orang sesuai dengan prinsip tukar-menukar yang berlaku pd pasar bebas
KODE ETIK
KEDOKTERAN
KODE ETIK KEDOKTERAN
Kewajiban umum
Pasal 1
• Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dan atau janji dokter.
Pasal 2
• Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan profesional secara independen, dan
mempertahankan perilaku profesional dalam ukuran yang tertinggi.
Pasal 3
• Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu
yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
Pasal 4
• Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri .
Pasal 5
• Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik, wajib
memperoleh persetujuan pasien/ keluarganya dan hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan
pasien tersebut.
Pasal 6
• Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan setiap penemuan
teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan
keresahan masyarakat.
Pasal 7
• Seorang dokter waajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri
kebenarannya.
Pasal 8
• Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan secara kompeten dengan
kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas
martabat manusia.
Pasal 9
• Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya
untuk mengingatkan sejawatnya pada saat menangani pasien dia ketahui memiliki kekurangan dalam
karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan.
Pasal 10
• Seorang dokter wajib menghormati hak-hak- pasien, teman sejawatnya, dan tenaga kesehatan lainnya, serta
wajib menjaga kepercayaan pasien.
Pasal 11
• Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya melindungi hidup makhluk insani.
Pasal 12
• Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib memperhatikan keseluruhan aspek pelayanan kesehatan
(promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial-kultural pasiennya serta berusaha
menjadi pendidik dan pengabdi sejati masyarakat.
Pasal 13
• Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat lintas sektoral di bidang kesehatan, bidang lainnya dan
masyarakat, wajib saling menghormati.
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN
Pasal 14
• Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan seluruh keilmuan dan ketrampilannya untuk
kepentingan pasien, yang ketika ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, atas persetujuan
pasien/ keluarganya, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian untuk itu.
Pasal 15
• Setiap dokter wajib memberikan kesempatan pasiennya agar senantiasa dapat berinteraksi dengan keluarga dan
penasihatnya, termasuk dalam beribadat dan atau penyelesaian masalah pribadi lainnya.
Pasal 16
• Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah
pasien itu meninggal dunia.
Pasal 17
• Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin
ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT
Pasal 18
• Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.
Pasal 19
• Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan persetujuan
keduanya atau berdasarkan prosedur yang etis.
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI
Pasal 20
• Setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik.
Pasal 21
• Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran/ kesehatan.
AT U R A N T E R K A I T
PRAKTIK
KEDOKTERAN
PRAKTIK KEDOKTERAN
Pasal 512a KUHP
Barang siapa sebagai mata pencarian, baik khusus maupun sebagai sambilan menjalankan pekerjaan dokter/dokter
gigi dg tidak ada surat izin, didalam keadaan yang tidak memaksa, diancam pidana kurungan paling lama dua bulan
atau pidana denda setinggi-tingginya seratus lima puluh ribu rupiah
Pasal 1 UU No. 29 tahun 2004
1. Praktik kedokteran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi thd ps dalam
melaksanakan upaya kesehatan
2. Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis,dokter gigi, dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan
kedokteran/kedokteran gigi baik didalam atau diluar negeri yang diakui pemerintahan RI sesuai dg peraturan
perundang-undangan
3. Konsil kedokteran RI adalah suatu badan otonom,mandiri, nonstruktural, dan bersifat independen
4. Sertifikat kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kemampuan seorang dokter untuk menjalankan
praktik kedokteran diseluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi
5. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap dokter yang telah memiliki sertifikat kompetensi dan telah
mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta diakui scr hukum untuk melakukan tindakan profesinya
6. Registrasi ulang adalah pencatatan ulang terhadap dokter dan dokter gigi yang telah registrasi setelah
memenuhi persyaratan yang berlaku
7. SIP adalah bukti tertulis yang diberikan pemerintah kepada dokter dan dokter gigi yang akan
menjalankan praktik kedokteran setelah memenuhi persyaratan
8. STR dokter adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia kepada
dokter yang telah diregistrasi
9. Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang
dapat digunakan untuk praktik kedokteran
10. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya utk memperoleh
pelayanan kesehatan yang diperlukan baik scr langsung maupun tidak langsung kpd dokter
11. Profesi kedokteran adalah suatu pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan,
kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan yang berjenjang dan kode etik yang bersifat
melayani masyarakat
12. Organisasi profesi adalah IDI untuk dokter
13. Kolegium kedokteran Indonesia adalah badan yang dibentuk oleh organisasi profesi untung
masing-masing cabang disiplin ilmu yang bertugas mengampu cabang disiplin ilmu tersebut
14. Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia adalah lembaga yang berwenang utk
menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan dokter dalam penerapan disiplin ilmu
kedokteran, dan menetapkan sanksi
Pasal 3 UU No. 29 tahun 2004
Pengaturan praktik kedokteran bertujuan untuk:
1. Memberikan perlindungan kepada pasien
2. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan media yang diberikan oleh dokter
3. Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter

Pasal 29 UU No. 29 tahun 2004


1. Setiap dokter yang melakukan praktik kedokteran Indonesia wajib memiliki STR dokter
2. STR dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia

Pasal 35 UU No. 29 tahun 2004


1. Dokter yang telah memiliki STR mempunyai wewenang melakukan praktik kedokteran sesuai
dengan pendidikan dan kompetensi yang dimiliki, yang terdiri atas: wawancara pasien, PF dan
mental ps, menentukan PP, menegakan diagnosis, menentukan tata laksana, melakukan tindakan
kedokteran, menulis resep, menerbitkan surat keterangan dokter, menyimpan obat dalam jumlah
dan jenis yang diizinkan; dan meracik dan menyerahkan obat kpd ps bagi yang praktik didaerah
terpencil yang tidak ada apotek
2. Selain kewenangan sebagaimana dimaksud ayat (1) kewenangan lain diatur dg Peraturan Konsil
Kedokteran Indonesia
Pasal 36 UU No.29 tahun 2004
Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat izin
praktik

Pasal 37 UU No. 29 tahun 2004


1. SIP sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 dikeluarkan oleh pejabat kesehatan yang berwenang di
Kab/kota tempat praktik kedokteran dilaksanakan
2. SIP dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diberikan untuk paling banyak 3 tempat
3. Satu surat izin praktek hanya hanya berlaku untuk 1 tempat praktik

Pasal 38 UU No.29 tahun 2004


(1) Untuk mendapatkan surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, dokter atau dokter gigi hrus :
– a. memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi yang masih berlaku sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 29, Pasal 31, dan Pasal 32;
– b. mempunyai tempat praktik; dan
– c. memiliki rekomendasi dari organisasi profesi
(2) Surat izin praktik masih tetap berlaku sepanjang :
– a. surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi masih berlaku; dan
– b. tempat praktik masih sesuai dengan yang tercantum dalam surat izin praktik
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai surat izin praktik diatur dengan Peraturan Menteri
Pasal 40 UU No. 29 tahun 2004
1. Dokter yang berhalangan praktik harus buat pemberitahuan atau menunjuk dokter pengganti
2. Dokter pengganti harus dokter yang punya SIP

Pasal 41 UU No. 29 tahun 2004


1. Dokter yang punya SIP dan mau praktik harus pasang papan nama
2. Pimpinan sarana pelayanan kesehatan wajib buat daftar dokter yang praktik

Pasal 42 UU No. 29 tahun 2004


Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dilarang kasi izin praktek pd dokter yang ga ada SIP

Pasal 44 UU No. 29 tahun 2004


1. Dokter dalam praktiknya harus sesuai standar pelayanan kedokteran
2. Standar pelayanan dibedakan menurut jenis dan strata sarana pelayanan kesehatan
3. Standar pelayanan untuk dokter diatur dalam peraturan menteri
HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER
Pasal 50 UU No. 29 tahun 2004 (dokter punya hak sbb: )
1. Peroleh perlindungan hukum sesuai dengan standar profesi dan prosedur operasional
2. Memberi pelayanan medis menurut standar profesi dan prosedur operasional
3. Memperoleh info yang lengkap dan jujur dr pasien dan kluarga
4. Menerima imbalan jasa

Pasal 51 UU No. 29 tahun 2004 (dokter punya kewajiban sbb: )


1. Memberi pelayanan medis menurut standar profesi dan prosedur operasional
2. Merujuk pasien ke dokter yang pnya keahlian lebih baik, apabila tidak mampu
3. Rahasiakan segala yang diketahui pasien, bahkan setelah pasien meninggal
4. Lakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila yakin ada orang yang
bertugas dan bisa melakukannya
5. Menambah ilmu kedokteran dan perkembanganya
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
Pasal 52 UU No. 29 tahun 2004
Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai hak:
a. mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 45 ayat (3);
b. meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;
c. mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;
d. menolak tindakan medis; dan
e. mendapatkan isi rekam medis

Pasal 53 UU No.29 tahun 2004


Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai kewajiban :
a. memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya;
b. mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi;
c. mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan; dan
d. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
SURAT TANDA
REGISTRASI
SURAT TANDA REGISTRASI (STR)

• Untuk memperoleh STR, dokter dan dokter gigi wajib mengajukan permohonan kepada KKI
dengan melampirkan:
1. Fotokopi ijasah dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi spesialis.
2. Surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji dokter atau dokter gigi.
3. Surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang telah memiliki SIP.
4. Fotokopi sertifikasi kompetensi.
5. Surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi
PRINSIP REGISTRASI
DOKTER/DOKTER GIGI (PASAL 29)
• Dr/drg yg praktik harus memiliki S.T.R.
• S.T.R. Diterbitkan K.K.I
• Syarat memperoleh S.T.R.:
– Ijazah
– Surat bukti sumpah/janji
– Keterangan sehat fisik & mental
– Sertifikat kompetensi
– Pernyataan akan mematuhi etika profesi
• Re-registrasi : 5 tahun,
– Pertimbangan: div registrasi & div pembinaan
SURAT TANDA REGISTRASI (STR)

• STR ini akan berlaku selama 5 tahun dan harus melakukan registrasi ulang 6 bulan sebelum
masa STR yang digunakan habis.
• Sebelum STR diperpanjang, dokter harus melakukan uji kompetensi untuk mengetahui apakah
mengalami penurunan kompetensi atau tidak.
• Jika ada dokter yang berpraktik tapi tidak memiliki STR, maka akan dikenakan sanksi 5 tahun
penjara
SURAT IJIN
PRAKTEK
SURAT IZIN PRAKTEK (SIP)

• Surat Izin Praktik selanjutnya disebut SIP adaiah bukti tertulis yang diberikan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota kepada dokter dan dokter gigi yang telah memenuhi persyaratan untuk
menjalankan praktik kedokteran.

Syarat- syarat yang diminta:


1. SIP lama
2. STR yang dilegalisir
3. Fotocopy ijazah
4.REKOMENDASI IDI
5.Pas foto 4x6 = 4 lbr 2x3 = 1 lbr
6.Mengisi formulir permohonan.
7.Biaya administrasi.
REGISTRASI BARU DOKTER DAN
DOKTER GIGI

Ket : 1a,b alur surat masuk


2 alur surat keluar
3a,b,c,d tembusan
ALUR PERMOHONAN

• Pemohon mengajukan permohonan ke KKI melalui FK/FKG/Kolegium/Langsung dengan


melengkapi persyaratanyang diperlukan;
• FK/FKG/Kolegium mengirimkan berkas pemohon ke KKI dengan melampirkan semua
persyaratan
• KKI meneliti seluruh berkas persyaratan dan apabila disetujui diterbitkan STR selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan setelah permohonan diterima oleh KKI;
• STR asli dan 3 (tiga) lembar fotokopi STR yang dilegalisir oleh KKI dikirimkan ke pemohon,
dengan tembusan ke Biro Kepegawaian Depkes RI, Dinkes Propinsi dan PB IDI atau PB PDGI;
• Permohonan STR yang tidak disetujui, akan dikembalikan kepada pemohon selambat-lambatnya
3 (tiga) bulan sejak berkas diterima KKI;
PERSYARATAN

• Mengisi surat permohonan untuk memperoleh STR sebagaimana terlampir pada formulir 1a;
• Melampirkan persyaratan sebagai berikut :
– Fotokopi Ijazah dokter/dokter gigi yang dilegalisir oleh Dekan/Wadek I Institusi Pendidikan yang bersangkutan;
– Fotokopi sertifikat kompetensi yang dilegalisir oleh Kolegium terkait;
– Surat keterangan sehat fisik dan mental (asli) dari dokter yang memiliki SIP (dengan mencantumkan nomor SIPnya);
– Fotokopi bukti sumpah/janji dokter/dokter gigi;
– Surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi (bermaterai), formulir 1b;
– Pas foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 4 (empat) lembar dan ukuran 2 x 3 cm sebanyak 2 (dua) lembar;
– Bukti bayar registrasi dari Bank
ALUR
SERTIFIKASI KOMPETENSI
(dikeluarkan o/ Kolegium
setempat)

STR

REKOMENDASI IDI

SIP
SERTIFIKASI KOMPETENSI
SURAT
KETERANGAN
DOKTER
SURAT KETERANGAN DOKTER

• Dalam menjalankan tugas profesinya, seorang dokter kadang kalanya harus


menerbitkan surat-surat keterangan dokter.
• Pedomannya antara lain:
1. Bab I Pasal 7 KODEKI,” Setiap dokter hanya memberikan keterangan dan
pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya”.
2. Bab II Pasal 12 KODEKI, “ Setiap dokter wajib merahasiakan segala
sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien bahkan juga setelah pasien
meninggal dunia”.
3. Paragraph 4, pasal 48 UU No.29/2004 tentang praktik Kedokteran.
JENIS SURAT KETERANGAN DOKTER
1. Surat Keterangan lahir
2. Surat Keterangan Meninggal
3. Surat Keterangan Sehat
4. Surat Keterangan Sakit
5. Surat Keterangan Cacat
6. Surat Keterangan Pelayanan Medis untuk penggantian biaya dari asuransi kesehatan
7. Surat Keterangan Cuti Hamil
8. Surat Keterangan Ibu hamil, bepergian dengann pesawat udara
9. Visum et Repertum
10. Laporan Penyakit Menular
11. Kuitansi
SURAT KETERANGAN LAHIR
• SK kelahiran berisikan tentang waktu (tanggal dan jam) lahirnya bayi, kelamin, BB dan
nama orang tua.
• Diisi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya oleh karena sering adanya permintaan
khusus dari pasien.
• Hal yang sering menjadi masalah:
1.Anak yang lahir dari inseminasi buatan dari semen donor (Arteficial Insemination by
Donor = AID)
2.Anak yang lahir hasil bayi tabung yang sel telur dan/atau sel maninya berasal dari
donor (In vitro Fertilization by Donor)
3.Anak yang lahir hasil konsepsi dari saudara kandung suami
• Ketiga hal diatas bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia.
SURAT KETERANGAN MENINGGAL

• Surat keterangan untuk keperluan penguburan, perlu dicantumkan identitas


jenazah, tempat, dan waktu meninggalnya.
• Surat Keterangan (Laporan) Kematian
Mengenai hal ini perlu diisi:
- Sebab kematian sesuai dengan pengetahuan dokter.
- Lamanya menderita sakit hingga meninggal dunia.
- Jika jenazah dibawa ke luar daerah atau luar negeri maka adanya kematian
karena penyakit menular harus diperhatikan.
SURAT KETERANGAN SEHAT
A. Untuk Asuransi Jiwa
• Dalam menulis laporan pengujian kesehatan untuk asuransi jiwa, perlu diperhatikan agar:
– Laporan dokter harus objektif.
– Sebaliknya jangan menguji kesehatan seorang calon yang masih atau pernah menjadi pasien sendiri untuk
menghindari timbulnya kesukaran.
– Jangan memberitahukan kesimpulan hasil pemeriksaan medik kepada pasien, langsung kepada perusahaan
asuransi itu sendiri.
• Dokter selaku ahli, bukan orang kepercayaan perusahaan asuransi kesehatan.
• Pemeriksaan oleh dokter yang dipilih pasien pada dasarnya untuk kepentingan pihak asuransi oleh
karena sebagai dokter penguji kesehatan tersebut, dokter wajib memberitahukan kepada perusahaan
tentang segala sesuatu yang ia ketahui dari orang yang kesehatannya diuji. Dapat terjebak melanggar
wajib simpan rahasia jabatan. Seharusnya dokter keluarga menolak untuk menguji kesehatan
pasiennya
B. Untuk memperoleh Surat Izin Mengemudi (SIM)
• Perlu diperhatikan oleh karena pengendara atau faktor manusia merupakan faktor utama
penyebab kecelakaan lalu lintas.
C. Untuk Nikah
• Selain pemeriksaan medis, dokter juga harus memberikan edukasi reproduksi dan pendidikan
seks kepada pasangan calon suami-istri.
• Yang sering menjadi dilema adalah apakah dokter harus memberitahukan kepada salah satu
calon suami-istri tersebut apabila menemukan kelainan-kelainan atau penyakit-penyakit yang
diderita salah satu calon pasangannya?
SURAT KETERANGAN SAKIT UNTUK ISTIRAHAT

• Seorang dokter harus waspada terhadap kemungkinan simulasi atau agravasi


pada waktu memberikan keterangan mengenai cuti sakit seorang karyawan. Ada
kalanya cuti sakit disalahgunakan untuk tujuan lain.
• Surat keterangan cuti sakit palsu dapat menyebabkan seorang dokter dituntut
menurut pasal 263 dan 267 KUHP.
S U R AT K E T E R A N G A N S U R AT K E T E R A N G A N
C AC AT CUTI HAMIL

• Sangat erat hubungannya dengan • Hak cuti hamil seorang ibu adalah 3
besarnya tunjangan atau pensiun bulan, yaitu sekitar 1 bulan sebelum
yang akan diterima oleh pekerja, dan 2 bulan setelah persalinan.
yang tergantung kepada keterangan • Tujuan : agar si ibu cukup istirahat
dokter tentang sifat cacatnya. dan mempersiapkan dirinya dalam
menghadapi proses persalinan, dan
mulai kerja kembali setelah masa
nifas.
SURAT KETERANGAN PENGGANTIAN
BIAYA DARI ASURANSI KESEHATAN
• Informasi Dasar: Identitas pasien dan perwalian (bila diperlukan), hasil rekam medik oleh dokter
• Diisi dan digabungkan dengan formulir claim asuransi
SURAT KETERANGAN IBU HAMIL
BEPERGIAN
DENGAN PESAWAT UDARA
• Sesuai dengan ketentuan internasional Aviation, Ibu hamil tidak dibenarkan bepergian dengan
pesawat udara, jika mengalami :
1. hiperemesis atau emesis gravidarum
2. hamil dengan komplikasi ( perdarahan, preeklamsi dsb )
3. hamil >36 minggu
4. hamil dengan penyakit-penyakit lain yang beresiko.
VISUM ET REPERTUM
• Visum et repertum (VeR) adalah surat keterangan yang dikeluarkan oleh dokter untuk penyidik
dan pengadilan.
• VeR mempunyai daya bukti dan alat bukti yang sah dalam perkara pidana.
• Kasus Pemerkosaan
– Kesulitan jika korban dikirim terlambat karena hasil pemeriksaan tidak menunjukkan keadaan
sebenarnya
• Bedah mayat kedokteran kehakiman
– Harus objektif tanpa pengaruh dari mereka yang berkepentingan dalam perkara. Keterangan dibuat
dengan istilah yang mudah dipahami, berdasarkan apa yang dilihat dan ditemukan, sehingga tidak
berulang kali dipanggil ke pengadilan untuk dimintakan keterangan tambahan.
LAPORAN PENYAKIT MENULAR

• Diatur dalam UU No. 6 tahun 1962 tentang wabah.


• Kepentingan umum yang diutamakan.
• Pasal 50 KUHP : “ Tiada boleh dihukum barang siapa melakukan perbuatan untuk menjalankan
aturan undang-undang”.
KUITANSI

• Sering diminta sebagai bukti pembayaran, tidak menimbulkan masalah apabila sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya. Berhubungan dengan penggantian biaya berobat dari perusahaan tepat pasien atau
pasangannya bekerja.
• Contoh :
– perusahaan hanya mengganti 50% biaya pengobatan, pasien minta dibuatkan kuitansi sebesar 2 kali imbalan
jasa yang diterima dokter,
– pasien meminta agar imbalan jasa dokter dinaikkan dengan sisa imbalan dibagi 50-50% antara dokter dan
pasien,
– Pasien meminta agar biaya pengangkutan pulang pergi dari luar kota ke tempat berobat dimasukkan dalam
kuitansi berobat (built in), sedangkan dokter tidak menerima bagian dari biaya pengangkutan tersebut.
• Ketiga contoh di atas jelas malpraktik etik dan malpraktik kriminil.
SANKSI HUKUM
PENYIMPANGAN PEMBUATAN SURAT KETERANGAN

PA S A L 2 6 7 K U H P : PA S A L 1 7 9 K U H A P :
1. Seorang dokter yang dengan sengaja
1. Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai
memberikan surat keterangan palsu tentang
ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau
ada atau tidaknya penyakit, kelemahan, atau
ahli alinnya wajib memberikan keterangan ahli
cacat diancam dengan hukuman penjara paling
demi keadilan.
lama empat tahun.
2. Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi
2. Jika keterangan diberikan dengan maksud untuk
berlaku juga bagi mereka yang memberikan
memasukkan seseorang dalam rumah sakit gila
keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa
atau untuk menahannya disitu, dijatuhkan
mereka mengucapkan sumpah atau janji akan
hukuman penjara paling lama delapan tahun
memberikan keterangan yang sebaik-baiknya
enam bulan.
dan sebenar-benarnya menurut pengetahuan
3. Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dalam bidang keahliannya.
dengann sengaja memberikan surat keterangan
palsu itu seolah-olah isinya sesuai dengan
kebenaran.
SISTEM
RUJUK AN
SISTEM RUJUKAN
• Interval Referral = penanganan penderita spenuhnya kepada dokter konsultan untuk jangka
wktu ttt, dan slma jangka waktu tsb dr kluarga tidak ikut menanganinya (ct.cuti/ menghadiri
pertemuan diluar kota)
• Collateral referral= dr kluarga menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan
penderita hanya utk 1 masalah kedokteran khusus saja. (mis: glaukoma kronik maka dirujuk ke
dokter spesialis mata). Penanganan masalah lain dan penderita tersebut tetap berada di tangan
dokter yang merujuk
• Cross referral= dokter keluarga menyerahkan wewenang penanganan penderita sepenuhnya
kpd dokter lain untuk selamanya
• Split referral= dokter kluarga dengan masalah kesehatan yang ditangani, menyerahkan
wewenang dan tanggung jwab penanganan penderita sepenuhnya kpd beberapa dokter
konsultan, dan selama rujukan dokter keluarga tidak ikut campur
Ada 2 macam rujukan :
1. Rujukan UKP (Upaya Kesehatan Perorangan)
Cakupannya adalah kasus penyakit: (ada 3)
a. Rujukan kasus u/ keperluan d/, th/, tindakan medis
b. Rujukan spesimen u/ pembangunan lab yang lebih lengkap
c. Rujukan ilmu pengetahuan a.l mendatangkan tenaga yang lebih kompeten u/ melakukan
bimbingan &/ menyelenggarakan pelayanan medik dipuskesmas
2. Rujukan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat)
Cakupannya : masalah kesehatan masyarakat (seperti KLB, pencemaran lingkungan, bencana)
Merujuknya ke dinas Kab/kota
Ada 3: (1) sarana dan logistik (2) tenaga (3) operasional

Вам также может понравиться