Вы находитесь на странице: 1из 28

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN ASUHAN
KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN HIV/AIDS
 
 
Made Surya Mahardika (18.322.2920)
Ni Nengah Juniarti (18.322.2921)
Ni Kadek Rai Widiastuti (18.322.2922)
KELOMPOK 3 Ni Kadek Sintha Yuliana Sari (18.322.2923)
Ni Kadek Yopi Anita (18.322.2924)
Ni Ketut Ari Pratiwi (18.322.2925)
Ni Ketut Nanik Astari (18.322.2926)
Ni Ketut Vera Parasyanti (18.322.2927)
DEFINISI

 HIV (Human Immunodeficiency Virus)


adalah sejenis virus yang melemahkan
sistem kekebalan tubuh atau
perlindungan tubuh manusia. Virus inilah
yang menyebabkan AIDS (Acquired
Immune Deficiency Syndrome) (Brooks,
2004). AIDS adalah kumpulan gejala
akibat kekurangan atau kelemahan
system kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh virus yang disebut HIV
(Gallant. J 2010).
ETIOLOGI

Penyebabnya adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus (HIV).
Cara penularan :
 Hubungan seksual (homoseksual, biseksual dan hetero-seksual) yang tidak aman
 Partner seks dari penderita HIV/AIDS.
 Penerima darah atau produk darah (transfusi) yang tercemar HIV.
 Penggunaan jarum suntik, tindik, tattoo, pisau cukur, dll yang dapat menimbulkan luka
yang tidak disterilkan secara bersama-sama dipergunakan dan sebelumnya telah dipakai
orang yang terinfeksi HIV. Cara-cara tersebut dapat menularkan HIV karena terjadi kontak
darah.
 Ibu positif HIV kepada bayi yang dikandungnya
PATOFIOLOGI
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

 TES SEROLOGI
1. Rapid test dengan menggunakan reagen SD HIV, Determent, dan Oncoprobe
2. The Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) mengidentifikasi antibodi yang
secara spesifik ditunjukkan kepada virus HIV
3. Western blot, Digunakan untuk memastikan seropositivitas seperti yang teridentifikasi
lewat ELISA.
4. PCR (Polymerase Chain Reaction), Mendeteksi DNA virus dalam jumlah sedikit pada
infeksi sel perifer monoseluler
5. P24 ( Protein Pembungkus Human ImmunodeficiencyVirus (HIV), Peningkatan nilai
kuantitatif protein mengidentifikasi progresi infeksi.
Tes gangguan system imun yang mana dapat dilakukan dengan cara :
Limfosit
 Penurunan limfosit plasma <1200.
Leukosit
 Hasil yang didapatkan bisa normal atau menurun.
 CD4 menurun <200
 Rasio CD4/CD8
 Rasio terbalik ( 2 : 1 ) atau lebih besar dari sel suppressor pada sel helper ( CD8 ke CD4 )
mengindikasikan supresi imun.
 Albumin
 Serum mikroglobulin B2
 Hemoglobulin
PENATALAKSANAAN NON
FARMAKOLOGIS

Prinsip-prinsip universal precautions meliputi:


 Menghindari kontak langsung dengan cairan tubuh. Bila mengenai cairan tubuh klien
menggunakan alat pelindung, seperti sarung tangan, masker, kacamata pelindung,
penutup kepala, apron dan sepatu boot. Penggunaan alat pelindung disesuakan
dengan jenis tindakan yang akan dilakukan.
 Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, termasuk setelah melepas
sarung tangan.
 Dekontaminasi cairan tubuh klien.
 Memakai alat medis sekali pakai atau mensterilisasi semua alat medis yang dipakai
(tercemar).
 Memelihara kebersihan tempat pelayanan kesehatan.
 Membuang limbah yang tercemar berbagai cairan tubuh secara benar dan aman.
PENATALAKSAAN FARMAKOLOGIS

Pemberian ARV :
 ARV dimulai pada semua pasien yang telah menunjukkan gejala yang termasuk dalam
kriteria diagnosis AIDS, atau menunjukkan gejala yang sangat berat, tanpa melihat
jumlah limfosit CD4+.
 ARV dimulai pada pasien asimptomatik dengan limfosit CD4+ kurang dari 350 sel / mm3.
 ARV dimuali pada pasien asimptomatik dengan limfosit CD4+ 200 – 350 sel / mm3.
 ARV dapat dimulai atau ditunda pada pasien asimptomatik dengan limfosit CD4+ lebih
dari 350 sel / mm3 dan viral load lebih dari 100.000 kopi/ml.
 ARV tidak dianjurkan dimulai pada pasien dengan limfosit CD4+ lebih dari 350 sel/mm3
dan viral load kurang dari 100.000 kopi/ml.
KOMPLIKASI

 Oral Lesi
 Neurologik
 Gastrointestinal
 Respirasi
 Dermatologik
 Sensorik
PENCEGAHAN

 UPAYA PROMOTIF
 UPAYA PREVENTIF
 UPAYA KURATIF
 UPAYA REHABILITATIF
UPAYA PROMOTIF

 a. Pelayanan promotif: meningkatkan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) tentang


HIV/AIDS.
 b. Promosi perilaku seksual aman (Promoting Safer Sexual Behavior)
 c. Promosi dan distribusi kondom (Promoting and Distributing Condom)
 d. Norma sehat di tempat kerja: tidak merokok, tidak mengkonsumsi NAPZA
 e. Penggunaan alat suntik yang aman (Promoting and Safer Drug Injection Behavior)
UPAYA PREVENTIF

 A : Abstinence, tidak melakukan hubungan seksual atau tidak melakukan hubungan


seksual sebelum menikah
 B : Being faithful, setia pada satu pasangan, atau menghindari berganti-ganti
pasangan seksual
 C : Condom, bagi yang beresiko dianjurkan selalu menggunakan kondom secara
benar selama berhubungan seksual
 D : Drugs injection, jangan menggunakan obat (Narkoba) suntik dengan jarum tidak
steril atau digunakan secara bergantian
 E : Education, pendidikan dan penyuluhan kesehatan tentang hal-hal yang berkaitan
dengan HIV/AIDS
UPAYA KURATIF

 Pencegahan dan pengobatan IMS (Infeksi Menular Seksual)


 Penyediaan dan transfusi darah yang aman
 Mencegah komplikasi dan penularan terhadap keluarga dan teman sekerjanya
 Dukungan sosial ekonomi ODH
UPAYA REHABILITATIF

 Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuan yang masih
ada secara maksimal
 Penempatan pekerja sesuai kemampuannya
 Penyuluhan kepada pekerja dan pengusaha untuk menerima penderita ODHA untuk
bekerja seperti pekerja lain.
 Menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap pekerja ODHA oleh rekan kerja dan
pengusaha.
 (Ridha, 2014)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN HIV/AIDS
KASUS

 Ny.S berusia 21 tahun dirawat dengan keluhan batuk lama dan berdahak, demam, berat badan
turun secara drastis, diare kronis, nyeri saat menelan, terdapat luka pada mulut dan labia
mayora, konjungtiva anemis (+). Pasien tampak lemah dan seluruh aktivitas dibantu.Pasien
mengatakan nafsu makan menurun dan mengeluh mual-mual. TD: 90/70 mmHg, nadi:
70x/menit, RR: 28x/menit, suhu: 38,5 0C, ronchi (+). Pasien mengatakan ada perasaan malu
dengan kondisinya sekarang.Radiologi thorak didapatkan infiltrat pada kedua paru.Ny.S
sebelumnya telah dirawat sebagai penderita HIV/AIDS dan Tuberkulosis (TB) paru (drop out).
Hasil laboratorium didapatkan HB: 8 g/dL CD4 : 3%, hasil sputum didapatkan bakteri tahan
asam (BTA), ulkus pada oral dan pada labia mayora. Ny.S dirawat di ruang isolasi, diberikan
O2 : 3-4 liter/menit, infus RL/D5/Aminofusin, dipasang nasogastric tube. Paracetamol 3x500
mg, tranfusi packet red cell (PRC), Cotrimosazole 1x960 mg, Nystatin oral drops 4x2 cc,
Fluconazole oral 1x100 mg, Fusidic cream pada labia mayora, Rifamfisin 450 mg, INH 300 mg,
Ethambutol 1000 mg, dengan diagnosa kerja HIV/AIDS dan TB paru serta infeksi oportunistik.
ANALISA DATA
No Data fokus Etiologi Masalah

1. DS : Transmisi HIV ke dalam tubuh Ketidakefekifan bersihan jalan napas


Pasien mengeluh batuk lama dan berdahak
DO :
Pengikatan gp120 HIV dengan reseptor membrane T helper + CD4
- Terdapat suara napas tambahan (ronkhi)
- Tampak terpasang oksigen 4 liter/menit Peleburan membran virus dengan membrane sel T helper + CD4
- Terdapat retraksi dinding dada
Enzim integrase
- Resprasi 28 kali/menit
RNA HIV cDNA
Transkripsi mRNA dan translasi menghasilkan protein structural virus

Enzim protease

Terbentuk virus HIV baru dalam tubuh

Replikasi perkembangan HIV dalam cairan tubuh


Imunosupresi
Organ target (repiratori)
Infeksi paru
Menghasilkan mucus

Penumpukan secret di jalan napas


Ketidakefektifan bersihan jalan napas
DS : Transmisi HIV ke dalam tubuh Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
2.
Pengikatan gp120 HIV dengan reseptor membrane T kebutuhan tubuh
Pasien mengatakan nafsu makan menurun
helper + CD4
mengeluh mual-mual Peleburan membrane virus dengan membrane sel T
DO : helper + CD4
- Pasien makan 2x sehari, makanan habis ½ porsi Enzim integrase
RNA HIV cDNA
makanan dari rumah sakit.
- Berat badan pasien turun secara drastis yaitu Transkripsi mRNA dan translasi menghasilkan protein
structural virus
sebanyak 17 kg
- Tampak terpasang NGT
Enzim protease

Terbentuk virus HIV baru dalam tubuh

Replikasi
perkembangan HIV dalam cairan tubuh
Imunosupresi
Organ target (gastrointestinal)
Infeksi jamur
Kerusakan membrane mukosa oral (lesi pada mulut)
Penurunan nafsu makan dan intake nutrisi
Penurunan BB
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
3. DS : Transmisi HIV ke dalam tubuh Kekurangan volume cairan
Pengikatan gp120 HIV dengan reseptor membrane T
Pasien mengatakan diare dengan konsistensi cair, bau khas
helper + CD4
feses, warna kuning kecoklatan, pasien mengatakan bab 4-5 Peleburan membrane virus dengan membrane sel T
kali sehari dan BAK 6-7 kali sehari. helper + CD4
Enzim integrase
DO :
RNA HIV cDNA
- Input : pasien dalam sehari dapat menghabiskan 800-1000
Transkripsi mRNA dan translasi menghasilkan protein
ml air, air dalam makanan ± 100 ml, infus 500 ml, transfusi
structural virus
darah 1 kolf (125 ml)
- Output : urin 1200 ml, feses 1000 ml, IWL 570 ml
Enzim protease
- Mukosa bibir kering
- Turgor kulit tidak elastis
Terbentuk virus HIV baru dalam tubuh

Replikasi perkembangan HIV dalam cairan tubuh


Imunosupresi
Organ target (gastrointestinal)

Infeksi jamur

Candida pada organ pencernaan

Diare terus menerus

Kekurangan volume cairan


DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas (mucus dalam
jumlah berlebih) ditandai dengan Pasien mengeluh batuk lama dan berdahak, terdapat suara napas
tambahan (ronkhi), tampak terpasang oksigen 4 liter/menit, terdapat retraksi dinding dada, resprasi
28 kali/menit.
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelemahan otot untuk
menelan ditandai dengan pasien mengatakan nafsu makan menurun mengeluh mual-mual, pasien
makan 2x sehari, makanan habis ½ porsi makanan dari rumah sakit, berat badan pasien turun
secara drastis yaitu sebanyak 17 kg, tampak terpasang NGT.
 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare terus menerus ditandai dengan Pasien
mengatakan diare dengan konsistensi cair, bau khas feses, warna kuning kecoklatan, pasien
mengatakan bab 4-5 kali sehari dan BAK 6-7 kali sehari. Input : pasien dalam sehari dapat
menghabiskan 800-1000 ml air, air dalam makanan ± 100 ml, infus 500 ml, transfusi darah 1 kolf
(125 ml). Output : urin 1200 ml, feses 1000 ml, IWL 570 ml, mukosa bibir kering, turgor kulit tidak
elastic
INTERVENSI
No Diagnosa Tujuan Intervensi

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, 1. Monitoring status oksigen pasien.
dengan obstruksi jalan nafas (mucus dalam jumlah diharapkan bersihan jalan napas pasien kembali efektif dengan 2. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
berlebih) ditandai dengan Pasien mengeluh batuk lama kriteria hasil : 3. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
dan berdahak, terdapat suara napas tambahan (ronkhi), 1. Pasien tidak mengeluh batuk berdahak 4. Ajarkan pasien teknik batuk efektif
tampak terpasang oksigen 4 liter/menit, terdapat retraksi 2. Tidak terdapat suara napas tambahan 5. Ajarkan pasien teknik napas dalam
dinding dada, resprasi 28 kali/menit 3. Tidak terpasang oksigen 6. Kolaborasi dalam pemberian terapi
4. Tidak terdapat retraksi dinding dada
5. Respirasi dalam batas normal (16-20 kali/menit)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, 1. Kaji adanya alergi makanan
berhubungan dengan kelemahan otot untuk menelan diharapkan kebutuhan nutrisi pasien seimbang dengan kriteria 2. Monitor adanya penurunan BB
ditandai dengan pasien mengatakan nafsu makan hasil : 3. Monitor turgor kulit
menurun mengeluh mual-mual, pasien makan 2x sehari, 1. Nafsu makan pasien meningkat
4. Monitor mual dan muntah
makanan habis ½ porsi makanan dari rumah sakit, berat 2. Pasien tidak mengeluh mual
5. Monitor intake nuntrisi
badan pasien turun secara drastis yaitu sebanyak 17 kg, 3. Pasien mampu menghabiskan seluruh porsi makanan yang
6. Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan
tampak terpasang NGT. telah disediakan
7. Anjurkan banyak minum
4. Tidak ada penurnan berat badan yang berarti
8. Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat
5. Tidak terpasang NGT
nutrisi
9. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan Setelah diberikan asuhan 1. Monitor status dehidrasi (kelembaban membrane
diare terus menerus ditandai dengan pasien keperawatan selama 3x24 jam, mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik),
mengatakan diare dengan konsistensi cair, bau diharapkan volume cairan
jika diperlukan
khas feses, warna kuning kecoklatan, pasien pasien seimbang dengan kriteria
2. Monitor masukan makanan / cairan dan hitung
mengatakan bab 4-5 kali sehari dan BAK 6-7 kali hasil :
sehari. Input : pasien dalam sehari dapat 1. Pasien mengatakan intake kalori harian
menghabiskan 800-1000 ml air, air dalam makanan frekuensi BAB berkurang 3. Monitor tanda vital
± 100 ml, infus 500 ml, transfusi darah 1 kolf (125 dengan konsistensi feses 4. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
ml). Output : urin 1200 ml, feses 1000 ml, IWL 570 lembek 5. Dorong pasien untuk menambah intake oral
ml, mukosa bibir kering, turgor kulit tidak elastic 2. Mukosa bibir lembab
6. Kolaborasikan pemberian cairan IV
3. Turgor kulit elastis
IMPLEMENTASI

 Dilakukan berdasarkan intervensi.


EVALUASI
NO NO DX HARI/TGL/ JAM EVALUASI
1 1 Minggu, 28/4/2019 S : Pasien mengatakan batuk berdahak berkurang
Pk. 10.00 O : Terpasang O2 2 liter/menit
RR : 20 x /menit
Retraksi otot dada (-)
Suara tambahan (-)
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Lanjutkan intervensi (5,6)
2 2 Minggu, 28/4/2019 S : Pasien mengatakan nafsu makan membaik, mual sudah berkurang
Pk. 10.00 O:
- Pasien makan 3x sehari, makanan habis ¾ porsi makanan dari rumah sakit.
- BB (SMRS) 6 bulan lalu : 55 kg
BB (MRS) : 38 kg
TB : 156 cm
IMT : 15.61
- Masih terpasang NGT
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi (7,9)
3 3 Minggu, 28/4/2019 S : Pasien mengatakan sudah tidak diare, BAB dengan konsistensi padat, bau khas feses, warna kuning kecoklatan, pasien
Pk. 10.00 mengatakan bab 1 kali sehari dan BAK 6-7 kali sehari.
O:
- Input : pasien dalam sehari dapat menghabiskan 1000-1500 ml air, air dalam makanan ± 100 ml, infus 500 ml
- Output : urin 1200 ml, feses 800 ml, IWL 570 ml
- Mukosa bibir lembab
- Turgor kulit elastis
TERIMA KASIH

Вам также может понравиться