Вы находитесь на странице: 1из 41

JAMUR

DAN
PARASIT

Ns. Laura M.Siregar, S.Kep, M.Kep


Pengertian jamur

Jamur adalah organisme protista eukoriotik, khemoheterotrof, reproduksi secara seksual


dan atau aseksual, stuktur vegetative berupa sel tunggal atau berfilamen.

Sifat umum jamur


 Termasuk protista eukariotik
 Khemoheterotof dan khemoorganotrof
 Saprofit atau parasit
 Struktur vegetative berupa uniseluler (yeast = khamir) atau multiseluler / berfilamen
(molds = kapang)
 Reproduksi seksual dan aseksual
Karakteristik jamur

a. Yeast / khamir
 Uniseluler
 Non filamentous, membentuk pseudohifa
 Bentuk oval / spheris
 Umumnya non motil
 Reproduksi aseksual : pembelahan ( fission ) dan seksual
 Facultative anaerob
 Bila ada O2, melakukan respirasi aerob / metabolisme karbonhidrat
menjadi CO2 dan H2O. Bila tidak ada O2, melakukan fermentasi
karbonhidrat menghasilkan etanol dan CO2.
b. Kapang ( molds )

 Multiseluler
 Reproduksi seksual dan aseksual
 Berfilamen / benang disebut hifa. Kumpulan hifa disebut miselium
Habitat

Jamur dapat hidup dalam berbagai kondisi lingkungan.


Habitat jamur antara lain sebagai berikut :
Didarat dan dilaut
Ditempat yang lembab
Mengandung zat organik
Lingkungan yang asam
Pada umumnya jamur dibagi menjadi 2 yaitu:
khamir (Yeast) dan kapang (Mold)
A. Khamir
Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara
pertunasan. Khamir mempunyai sel yang lebih besar daripada
kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar
bakteri yang terbesar. khamir sangat beragam ukurannya, berkisar
antara 1-5 μm lebarnya dan panjangnya dari 5-30 μm atau lebih.
Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang memanjang atau
berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun
sekalipun dalam biakan murni terdapat variasi yang luas dalam hal
ukuran dan bentuk. Sel-sel individu, tergantung kepada umur dan
lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagellum atau organ-organ
penggerak lainnya.
Jenis –Jenis Khamir:
1. Khamir Murni
Khamir yang dapat berkembang biak dengan cara seksual dengan
pembentukan askospora khamir ini diklasifikasikan sebagai
Ascomycetes (Saccharomyces cerevisae, Saccharomyces
carlbergesis, Hansenula anomala, Nadsonia sp).
2. Khamir Liar
Khamir murni yang biasanya terdapat pada kulit anggur. Khamir ini
mungkin digunakan dalam proses fermentasi, meskipun galur yang
diperbaiki telah dikembangkan yang menghasilkan anggur dengan rasa
yang lebih enak dengan bau yang lebih menyenangkan. Khamir liar yang
ada dikulit anggur dimatikan dengan penambahan dioksida belerang pada
buah anggur yang telah dihancurkan. Inokulum galur khamir yang
dikehendaki ditambahkan kemudian untuk memfermentasi air perasan
anggur.
3. Khamir Atas
Khamir murni yang cenderung memproduksi gas sangat cepat
sewaktu fermentasi, sehingga khamir itu dibawa kepermukaan.
Khamir atas mencakup khamir yang digunakan dalam pembuatan roti,
untuk kebanyakan anggur minuman dan bir inggris
(Saccharomycescereviceae).
4. Khamir Dasar/Murni
Khamir murni yang memproduksi gas secara lebih lamban pada
bagian awal fermentasi. Jadi sel khamir cenderung untuk menetap
pada dasar. Galur terpilih digunakan dalam industri bir lager
(Saccharomyces carlsbergensis).
5. Khamir Palsu atau Torulae
Khamir yang didalamnya tidak terdapat atau dikenal
tahap pembentukan spora seksual. Banyak
diantaranya yang penting dari segi
medis (Cryptococcus neoformans, Pityrosporum
ovale, Candida albicans).
B. Kapang
Tubuh atau talus terdiri dari 2 bagian miselium dan spora (sel resisten,
istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen
yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 μm, dibandingkan dengan
sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 μm. Disepanjang setiap hifa
terdapat sitoplasma bersama.
Ada 3 macam morfologi hifa:
1. Aseptat atau senosit, hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat atau
septum.
2. Septat dengan sel-sel uninukleat, sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang
atau sel-sel berisi nucleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori
ditengah-tengah yang memungkinkan perpindahan nucleus dan sitoplasma
dari satu ruang keruang yang lain. Setiap ruang suatu hifa yang bersekat
tidak terbatasi oleh suatu membrane sebagaimana halnya pada sel yang khas,
setiap ruang itu biasanya dinamakan sel.
3. Septat dengan sel-sel multinukleat, septum membagi hifa
menjadi sel-sel dengan lebih dari satu nukleus dalam
setiap ruang.
 Jamur tidak memiliki klorofil, sel pada jamur ada yang uniseluler,
ada pula yang multiseluler.
 Dinding sel pada jamur terdiri dari kitin.
 Jamur multiseluler terbentuk dari rangkaian sel membentuk
benang seperti kapas, yang disebu benang hifa.
 Hifa memiliki sekat-sekat yang melintang, tiap-tiap sekat
memiliki satu sel, dengan satu atau beberapa inti sel. Namun
adapula hifa yang tidak memiliki sekat melintang, yang
mengandung banyak inti dan disebut senositik. Ada tidaknya
sekat pada hifa ini dijadikan dasar dalam penggolongan jamur.
 Hifa ada yang berfungsi sebagai pembentuk alat reproduksi.
Misalnya, hifa yang tumbuh menjulang ke atas menjadi
sporangiofor yang artinya pembawa sporangium. Sporangium
artinya kotak spora.
 Didalam sporangium terisi spora. Ada pula hifa yang tumbuh
menjadi konidiofor yang artinya pembawa konidia, yang dapat
menghasilkan konidium.
Reproduksi pada jamur (fungi)
Jamur uniseluler berkembang biak dengan cara seksual dan
dengan cara aseksual. Pada perkembangbiakannya yang secara
seksual jamur membentuk tunas, sedangkan secara aseksual
jamur membentuk spora askus.
Jamur multiseluler berkembangbiak dengan cara aseksual,
yaitu dengan cara memutuskan benang hifa (fragmentasi),
membentuk spora aseksual yaitu zoospora, endospora dan
konidia. Sedangkan perkembangbiakan secara seksual melalui
peleburan antara inti jantan dan inti betina sehingga terbentuk
spora askus atau spora basidium.
Beberapa spora seksual

Zoospora atau spora kembara adalah spora yang dapat


bergerak didalam air dengan menggunakan flagella. Jadi
jamur penghasil zoospore biasanya hidup dilingkungan
yang lembab atau berair.
Endospora adalah spora yang dihasilkan oleh sel dan spora
tetap tinggal didalam sel tersebut, hingga kondisi
memungkinkan untuk tumbuh.
Spora askus atau askospora adalah spora yang dihasilkan
melalui perkawinan jamur Ascomycota. Askospora terdapat
didalam askus, biasanya berjumlah 8 spora. Spora dari
perkawinan kelompok jamur Basidiomycota disebut
basidiospora. Basidiospora terdapat didalam basidium, dan
biasanya bejumlah empat spora.
Konidia adalah spora yang dihasilkan dengan jalan
membentuk sekat melintang pada ujung hifa atau dengan
diferensiasi hingga terbentuk banyak konidia. Jika telah masak
konidia paling ujung dapat melepskan diri.
PARASIT

Infeksi parasit adalah pertumbuhan atau


serangan organisme parasit terhadap organ
tubuh manusia sehingga menyebabkan
penyakit.
Parasit merupakan organisme yang hidup
dari organisme lain.
Infeksi parasit biasanya terjadi karena organisme
tersebut masuk ke dalam tubuh melalui mulut atau kulit.
Parasit yang masuk melalui mulut dan tertelan dapat
bertahan di dalam usus, atau membuat lubang dalam
dinding usus sehingga menyerang organ lain.
Sedangkan infeksi parasit melalui kulit, terjadi karena
gigitan vektor (penyebar penyakit), misalnya serangga
yang membawa parasit.
Parasit yang menimbulkan penyakit dapat berupa
organisme bersel satu (protozoa), misalnya amoeba,
hingga cacing yang berukuran lebih besar dan memiliki
organ internal.
Gejala Infeksi Parasit
 Tergantung dari jenis parasit yang menyerang dan berkembang di
dalam tubuh :
1. Trikomoniasis yang disebarkan melalui hubungan seksual sering kali
tidak menimbulkan gejala. Bila muncul gejala, dapat berupa
iritasi, gatal dan kemerahan pada kulit sekitar kelamin, serta keluar
cairan yang tidak biasa dari area kelamin.
2. Infeksi parasit protozoa juga dapat menimbulkan gangguan
saluran pencernaan, seperti pada penyakit giardiasis, yang
gejalanya berupa diare, sakit perut tinja berminyak, hingga
dehidrasi.
Penyebab dan Jenis Infeksi Parasit

Terdapat tiga jenis utama parasit yang sering


menimbulkan penyakit pada manusia, yaitu
protozoa, cacing, dan ektoparasit.
1. Parasit Protozoa
 Parasit protozoa merupakan organisme bersel satu yang dapat menular dari manusia
ke manusia lain melalui gigitan serangga, atau melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi feses manusia yang terinfeksi parasit.
Berdasarkan pergerakannya, protozoa digolongkan menjadi:
 Amoeba, contohnya Entamoeba yang mengakibatkan
penyakit amubiasis.
 Flagellata, misalnya Giardia penyebab giardiasis atau
Leishmania penyebab leishmaniasis.
 Siliata, contohnya Balantidium yang menimbulkan
balantidiasis.
 Sporozoa, contohnya Toxoplasma penyebab
toksoplasmosis, Plasmodium penyebab malaria, atau
Cryptosporidium penyebab kriptosporidiosis
2. Cacing

Cacing merupakan organisme yang dapat hidup di


dalam atau di luar tubuh manusia.
Terdapat tiga jenis cacing yang menjadi parasit dalam
tubuh manusia, yaitu:
 Platyhelminthes atau cacing pipih, termasuk cacing
hisap (trematoda) dan cacing pita penyebab taeniasis.
 Acanthocephala atau cacing kepala duri.
 Nematoda, termasuk cacing gelang yang menyebabkan
penyakit ascariasis, cacing kremi, dan cacing tambang.
Pada saat dewasa, cacing biasanya menetap dalam
saluran pencernaan, darah, sistem getah bening,
atau jaringan di bawah kulit, namun tidak dapat
memperbanyak diri dalam tubuh manusia. Selain
bentuk cacing dewasa, bentuk larva dari cacing
juga dapat menginfeksi berbagai jaringan tubuh.
3. Ektoparasit

Ektoparasit merupakan organisme yang hidup di kulit


manusia dan mendapat makanan dengan menghisap darah
manusia, misalnya kutu yang hidup di kemaluan atau di
kulit kepala, dan tungau penyebab penyakit kudis
(skabies).
Penularan dan Faktor Risiko Infeksi Parasit
Penyebaran infeksi parasit dapat terjadi melalui
beberapa cara, antara lain melalui air, tanah, tinja, serta
makanan yang terkontaminasi parasit dan tertelan.
Cara lainnya adalah penyebaran melalui vektor
(pembawa penyakit).
Contohnya, malaria, disebarkan melalui gigitan
nyamuk yang membawa parasit Plasmodium. Meski
jarang terjadi, infeksi parasit juga dapat menyebar
melalui darah, seperti transfusi darah atau transplantasi
organ.
Semua orang dapat mengalami infeksi parasit. Namun, beberapa
kelompok orang memiliki risiko lebih besar terinfeksi parasit,
antara lain:
Orang yang menderita gangguan sistem kekebalan tubuh.
Berada di area yang kekurangan pasokan air bersih untuk
minum.
Bekerja di tempat penitipan anak atau di lokasi yang
menyebabkan pekerja melakukan kontak dengan tanah.
Berenang di sungai, danau, atau kolam yang ditempati parasit.
Memiliki hewan peliharaan yang mungkin melakukan kontak
dengan hewan yang terinfeksi parasit.
Orang yang tinggal atau bepergian ke wilayah tropis dan
subtropis.
Diagnosis Infeksi Parasit

 Pemeriksaan diagnostik di laboratorium melalui sampel darah, tinja, urine,


serta dahak atau lendir pasien. Pemeriksaan darah dilakukan untuk
mengidentifikasi antibodi atau protein dalam sistem kekebalan tubuh untuk
melindungi diri dari serangan parasit.
 Dapat juga melakukan endoskopi atau kolonoskopi.
 juga dapat dilakukan pengambilan jaringan yang dicurigai terinfeksi
parasit (biopsi jaringan). Sampel jaringan tersebut akan diuji berulang-
ulang hingga menemukan jaringan parasit.
 Sementara untuk mengetahui seberapa besar luka pada organ akibat
parasit, dapat dilakukan foto Rontgen, CT scan atau MRI.
Pengobatan Infeksi Parasit
 Pengobatan infeksi parasit tergantung dari penyebab dan tingkat
keparahannya. Sebagian infeksi parasit dapat pulih dengan sendirinya
sehingga tidak memerlukan pengobatan.
 Obat yang diberikan biasanya adalah obat antiparasit yang secara khusus
bertujuan membunuh parasit tertentu. Namun, tidak semua parasit dapat
diatasi hanya dengan obat antiparasit saja. Penambahan obat antibiotik
atau antijamur juga dapat diberikan untuk mengatasi beberapa infeksi
parasit yang terjadi.
 Misalnya, pada penderita infeksi parasit yang mengalami diare hingga
terjadi dehidrasi, akan dianjurkan untuk banyak minum
guna menggantikan cairan yang hilang, dan bila perlu, dilakukan
pemberian cairan melalui infus.
Pencegahan Infeksi Parasit
Upaya pencegahan guna menurunkan risiko terinfeksi parasit,
antara lain dengan:
Mencuci tangan hingga bersih, terutama setelah menyentuh
makanan mentah atau buang air besar.
Memasak makanan sampai matang sempurna.
Mengonsumsi air dalam kemasan.
Berhati-hati jangan sampai tertelan air dari sungai, kolam,
atau danau.
Melakukan hubungan seksual yang aman.

Вам также может понравиться