Вы находитесь на странице: 1из 20

TB-MULTIDRUG RESISTENCE

DWI PUSPITA RINI


15334069

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA


FAKULTAS FARMASI
2018
Definisi
 Drug Resistance Tuberculosis atau TB resisten
obat adalah keadaan dimana kuman
Mycobacterium tuberculosis sudah tidak dapat
lagi dibunuh dengan obat anti TB

 Multi Drug Resistance (MDR) terjadi apabila


resisten terhadap isoniazid dan rifampisin, dengan
atau tanpa OAT lini pertama.
Penyebab dan Macam Tuberkulosis

 Penyakit tuberkulosis disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.


Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap
asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam
(BTA)

 Basil ini tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar
matahari dan sinar ultraviolet), tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di
tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant,
tertidur selama beberapa tahun

 Ada dua macam mikobakteria tuberkulosis yaitu tipe human dan tipe bovin.
Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang menderita mastitis tuberkulosis
usus. Basil tipe human bisa berada di bercak ludah (droplet) di udara yang
berasal dari penderita TBC terbuka
Gejala Tuberkulosis

 Gejala utama yang terjadi adalah batuk terus menerus dan berdahak selama tiga
minggu atau lebih. Gejala tambahan yang sering terjadi yaitu batuk darah atau
dahak bercampur darah, sesak nafas, nyeri dada, badan lemas, keletihan, nafsu
makan menurun, berat badan menurun, rasa kurang enak badan (malaise),
berkeringat malam walaupun tanpa aktifitas fisik, demam meriang lebih dari
sebulan.
 Gejala umum TBC anak adalah sebagai berikut:

 Berat badan turun selama tiga bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas
atau berat badan tidak naik dengan adekuat atau tidak naik dalam satu bulan
setelah diberikan upaya perbaikan gizi yang baik.
 Demam yang selama (≥2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas
(bukan demam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria, dan lain-lain). Demam
umumnya tidak tinggi.
 Keringat malam saja bukan merupakan gejala spesifik TBC pada anak
apabila tidak disertai dengan gejala-gejala sistemik/umum lain.
 Batuk selama ≥ 3 minggu, batuk bersifat non-remitting (tidak pernah reda atau
intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah dapat
disingkirkan.
 Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit, biasanya multipel,
paling sering di daerah leher, ketiak dan lipatan paha.
 Nafsu makan tidak ada (anoreksia) atau berkurang, disertai gagal tumbuh
(failure to thrive).
 Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain.
 Diare persisten/menetap (>2 minggu) yang tidak sembuh dengan pengobatan
baku diare.
 Batuk lama ≥3 minggu, batuk bersifat non-remitting (tidak pernah reda atau
intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah dapat
disingkirkan.
 Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit, biasanya multipel,
paling sering di daerah leher, ketiak dan lipatan paha.
 Nafsu makan tidak ada (anoreksia) atau berkurang, disertai gagal tumbuh
(failure to thrive).
 Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain.
 Diare persisten/menetap (>2 minggu) yang tidak sembuh dengan pengobatan
baku diare.
 MDR TB merupakan suatu kasus yang dapat terjadi diakibatkan karena tata
laksana pengobatan pasien TB yang tidak akurat sehingga muncul resistensi
obat. Sebagian besar kasus MDR TB terjadi pada pasien TB yang mengalami
pengobatan berulang dan sisanya terjadi pada pasien TB baru. Belum ada angka
pasti yang menggambarkan berapa jumlah kasus MDR TB di Indonesia. Namun
dalam laporan PUSDATIN (2015), menyatakan bahwa kasus TB diperkirakan
mencapai 2% dari kasus TB baru, sedangkan 12% dari kasus TB pengobatan
ulang merupakan kasus MDR TB. Pasien dengan MDR TB diperkirakan lebih
dari 55% belum terdiagnosis atau mendapat pengobatan dengan baik dan benar.
 Sumber penularan adalah penderita TBC BTA (+) yang ditularkan dari orang ke
orang oleh transmisi melalui udara. Pada waktu berbicara, batuk, bersin, tertawa
atau bernyanyi, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet
(percian dahak) besar (>100 µ) dan kecil (1-5 µ). Droplet yang besar menetap,
sementara droplet yang kecil tertahan di udara dan terhirup oleh individu yang
rentan
Pathogenensis Tuberkulosis

Infeksi Primer

Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TBC. Droplet
yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosilier
bronkus, dan terus berjalan sehingga sampai di alveolus dan menetap disana.

 Tuberkulosis Pasca Primer

Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah
infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi
yang buruk. Ciri khas dari tuberkulosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan
terjadinya kavitas atau efusi pleura
Klasifikasi Penyakit Tuberkulosis

 Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru


(parenkim paru) tidak termasuk pleura (selaput paru).

 Tuberkulosis Ekstra Paru

Tuberkulosis ekstra paru adalah tuberkulosis yang menyerang organ


tubuh lain selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung
(pericardium) kelenjar lymfe, tulang persendian, kulit, usus, ginjal, saluran
kencing, alat kelamin dan lain-lain.
ETIOLOGI
Penyakit tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau sedikit melengkung, tidak
berspora dan tidak berkapsul

Dinding M.tuberculosis sangat


kompleks, terdiri dari lapisan lemak cukup tinggi
(60%). Penyusun utama dinding sel
M.tuberculosis ialah asam mikolat, lilin kompleks
(complex-waxes), trehalosa dimikolat yang
disebut “cord factor”, dan mycobacterial
sulfolipids yang berperan dalam virulensi.
PATOGENESIS TUBERKULOSIS
MEKANISME RESISTENSI
DIAGNOSIS TB MDR
Suspek TB Resistan Obat adalah semua orang yang mempunyai gejala TB
yang memenuhi satu atau lebih kriteria suspek di bawah ini :
1. Pasien TB gagal pengobatan kategori 2
2. Pasien TB pengobatan kategori 2 yang tidak konversi setelah diobati
3. Pasien TB yang mempunyai riwayat pengobatan TB Non DOTS, dan
menggunakan pengobatan kuinolon dan obat suntik kini 2 minimal 1 bulan
4. Pasien TB pengobatan kategori 1 yang gagal
5. Pasien TB pengobatan kategori 1 yang tidak konversi setelah 3 bulan
pengobatan
6. Pasien TB kasus kambuh (relaps), kategori 1 dan kategori 2
7. Pasien TB yang kembali setelah loss to follow-up (lalai berobat/default) 25
8. Terduga TB yang mempunyai riwayat kontak erat dengan pasien TB Resistan
Obat
9. Pasien koinfeksi TB-HIV yang tidak respon terhadap pemberian OAT
PENATALAKSANAAN

Paduan pengobatan ini diberikan dalam dua tahap yaitu


tahap awal dan tahap lanjutan.
 Tahap awal adalah tahap pemberian obat oral dan suntikan
dengan lama paling sedikit 6 bulan atau 4 bulan setelah terjadi
konversi biakan.
 Tahap lanjutan adalah pemberian paduan OAT oral tanpa
suntikan.
 Lama pengobatan seluruhnya paling sedikit 18 bulan setelah
terjadi konversi biakan.
 Lama pengobatan berkisar 19-24 bulan.
Paduan pengobatan ini diberikan dalam dua tahap yaitu
tahap awal dan tahap lanjutan.
Tahap awal adalah tahap pemberian obat oral dan
suntikan dengan lama paling sedikit 6 bulan atau 4
bulan setelah terjadi konversi biakan.
Tahap lanjutan adalah pemberian paduan OAT oral tanpa
suntikan.
Lama pengobatan seluruhnya paling sedikit 18 bulan
setelah terjadi konversi biakan.
Lama pengobatan berkisar 19-24 bulan.4
MONITORING DAN EVALUASI
• Sembuh
Pasien yang telah menyelesaikan pengobatan sesuai pedoman
pengobatan TB MDR tanpa bukti terdapat kegagalan, dan
Hasil biakan telah negatif minimal 3 kali berturut-turut dengan jarak
pemeriksaan minimal 30 hari selama fase lanjutan.

• Pengobatan Lengkap
Pasien yang telah menyelesaikan pengobatan sesuai pedoman
pengobatan TB MDR tetapi tidak memenuhi definisi sembuh maupun
gagal.

• Meninggal
Pasien meninggal karena sebab apapun selama masa pengobatan TB
MDR
 Gagal
Pengobatan TB MDR diberhentikan atau membutuhkan perubahan panduan
pengobatan TB MDR yaitu < 2 obat TB MDR yang disebabkan oleh salah
satu dari beberapan kondisi dibawah ini yaitu :
 Tidak terjadi konversi dengan akhir bulan ke-8 pengobatan.
 Terjadi reversi pada fase lanjutan (setelah sebelumnya konversi).
 Terbukti terjadi resistensi tambahan terhadap obat TB MDR golongan
kuinolon atau obat injeksi lini kedua
 Terjadi efek samping obat yang berat.
 Lost Follow-up
 Pasien terputus pengobatannya selama dua bulan berturu-turut atau
lebih.
 Tidak di Evaluasi
 Pasien yang tidak mempunyai/tidak diketahui akhir pengobatan TB
MDR termasuk pasien TB MDR yang pindah ke fasyankes di daerah
lain dan hasil akhir pengobatan Tbnya tidak diketahui.
 Pemantauan juga dilakukan meskipun sudah dinyatakan sembuh
atau pengobatan lengkap dengan tujuan untuk mengevaluasi
kondisi pasien pasca pengobatan. Pemeriksaan yang dilakukan
meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan dahak, biakan dan foto
thoraks, dilakukan setiap 6 bulan sekali selama 2 tahun kecuali
timbul gejalan dan keluhan TB.

Вам также может понравиться