Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Basil ini tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar
matahari dan sinar ultraviolet), tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di
tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant,
tertidur selama beberapa tahun
Ada dua macam mikobakteria tuberkulosis yaitu tipe human dan tipe bovin.
Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang menderita mastitis tuberkulosis
usus. Basil tipe human bisa berada di bercak ludah (droplet) di udara yang
berasal dari penderita TBC terbuka
Gejala Tuberkulosis
Gejala utama yang terjadi adalah batuk terus menerus dan berdahak selama tiga
minggu atau lebih. Gejala tambahan yang sering terjadi yaitu batuk darah atau
dahak bercampur darah, sesak nafas, nyeri dada, badan lemas, keletihan, nafsu
makan menurun, berat badan menurun, rasa kurang enak badan (malaise),
berkeringat malam walaupun tanpa aktifitas fisik, demam meriang lebih dari
sebulan.
Gejala umum TBC anak adalah sebagai berikut:
Berat badan turun selama tiga bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas
atau berat badan tidak naik dengan adekuat atau tidak naik dalam satu bulan
setelah diberikan upaya perbaikan gizi yang baik.
Demam yang selama (≥2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas
(bukan demam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria, dan lain-lain). Demam
umumnya tidak tinggi.
Keringat malam saja bukan merupakan gejala spesifik TBC pada anak
apabila tidak disertai dengan gejala-gejala sistemik/umum lain.
Batuk selama ≥ 3 minggu, batuk bersifat non-remitting (tidak pernah reda atau
intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah dapat
disingkirkan.
Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit, biasanya multipel,
paling sering di daerah leher, ketiak dan lipatan paha.
Nafsu makan tidak ada (anoreksia) atau berkurang, disertai gagal tumbuh
(failure to thrive).
Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain.
Diare persisten/menetap (>2 minggu) yang tidak sembuh dengan pengobatan
baku diare.
Batuk lama ≥3 minggu, batuk bersifat non-remitting (tidak pernah reda atau
intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah dapat
disingkirkan.
Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit, biasanya multipel,
paling sering di daerah leher, ketiak dan lipatan paha.
Nafsu makan tidak ada (anoreksia) atau berkurang, disertai gagal tumbuh
(failure to thrive).
Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain.
Diare persisten/menetap (>2 minggu) yang tidak sembuh dengan pengobatan
baku diare.
MDR TB merupakan suatu kasus yang dapat terjadi diakibatkan karena tata
laksana pengobatan pasien TB yang tidak akurat sehingga muncul resistensi
obat. Sebagian besar kasus MDR TB terjadi pada pasien TB yang mengalami
pengobatan berulang dan sisanya terjadi pada pasien TB baru. Belum ada angka
pasti yang menggambarkan berapa jumlah kasus MDR TB di Indonesia. Namun
dalam laporan PUSDATIN (2015), menyatakan bahwa kasus TB diperkirakan
mencapai 2% dari kasus TB baru, sedangkan 12% dari kasus TB pengobatan
ulang merupakan kasus MDR TB. Pasien dengan MDR TB diperkirakan lebih
dari 55% belum terdiagnosis atau mendapat pengobatan dengan baik dan benar.
Sumber penularan adalah penderita TBC BTA (+) yang ditularkan dari orang ke
orang oleh transmisi melalui udara. Pada waktu berbicara, batuk, bersin, tertawa
atau bernyanyi, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet
(percian dahak) besar (>100 µ) dan kecil (1-5 µ). Droplet yang besar menetap,
sementara droplet yang kecil tertahan di udara dan terhirup oleh individu yang
rentan
Pathogenensis Tuberkulosis
Infeksi Primer
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TBC. Droplet
yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosilier
bronkus, dan terus berjalan sehingga sampai di alveolus dan menetap disana.
Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah
infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi
yang buruk. Ciri khas dari tuberkulosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan
terjadinya kavitas atau efusi pleura
Klasifikasi Penyakit Tuberkulosis
Tuberkulosis Paru
• Pengobatan Lengkap
Pasien yang telah menyelesaikan pengobatan sesuai pedoman
pengobatan TB MDR tetapi tidak memenuhi definisi sembuh maupun
gagal.
• Meninggal
Pasien meninggal karena sebab apapun selama masa pengobatan TB
MDR
Gagal
Pengobatan TB MDR diberhentikan atau membutuhkan perubahan panduan
pengobatan TB MDR yaitu < 2 obat TB MDR yang disebabkan oleh salah
satu dari beberapan kondisi dibawah ini yaitu :
Tidak terjadi konversi dengan akhir bulan ke-8 pengobatan.
Terjadi reversi pada fase lanjutan (setelah sebelumnya konversi).
Terbukti terjadi resistensi tambahan terhadap obat TB MDR golongan
kuinolon atau obat injeksi lini kedua
Terjadi efek samping obat yang berat.
Lost Follow-up
Pasien terputus pengobatannya selama dua bulan berturu-turut atau
lebih.
Tidak di Evaluasi
Pasien yang tidak mempunyai/tidak diketahui akhir pengobatan TB
MDR termasuk pasien TB MDR yang pindah ke fasyankes di daerah
lain dan hasil akhir pengobatan Tbnya tidak diketahui.
Pemantauan juga dilakukan meskipun sudah dinyatakan sembuh
atau pengobatan lengkap dengan tujuan untuk mengevaluasi
kondisi pasien pasca pengobatan. Pemeriksaan yang dilakukan
meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan dahak, biakan dan foto
thoraks, dilakukan setiap 6 bulan sekali selama 2 tahun kecuali
timbul gejalan dan keluhan TB.