Вы находитесь на странице: 1из 10

ABORTUS INSIPIEN

Oleh kelompok 2
1. Fauziah
2. Agus setya budi
DEVINISI

• Abortus secara umum, adalah terhentinya kehamilan


sebelum minggu ke 20 (dihitung dari hari pertama
menstruasi terakhir). Devinisi lain menyebutkan abortus
adalah pengeluaran hasil konsepsi dengar berat <500
gram.
• Abortus insipien atau keguguran sedang berlangsung
adalah abortus yang sedang berlangsung , dengan
ostium yang sudah terbuka dan ketuban yang teraba.
Kehamilan tidak dapat di pertahankan lagi.
• Menurut Rukiyah dan Yulianti abortus insipien adalah
abortus yang sedang mengancang yang ditandai
dengan serviks telah mendatar dan ostium uteri dan
dalam proses pengeluaran.
ETIOLOGI
Penyebab abortus merupakan gabungan dari beberapa faktor
Umumnya abortus didahului oleh kematian janin.
Faktor-faktor yang yang dapat menyebabkan terjadinya abortus
adalah:
1. Faktor Janin
Kelainan yang sering dijumpai pada abortus adalah kelainan
perkembangan zigot , embrio, janin atau plasenta. Kelainan tersebut
biasanya menyebabkan abortus pada trimester pertama, yakni:
a. Kelainan telur,telur kosong (blighted ovum),kerusakan embrio,atau
kerusakan kromosom(monosomi,trisomi,atau poliploidi)
b. Embrio dengan kelainan lokal
c. Abnormalitas pembentukan plasenta (hiplopasi trofoblas)
Produk konsepsi yang abnormal menjadi penyebab terbanyak dari
abortus spontan. Paling sedikit 10% hasil konsepsi manusia mempunyai
kelainan kromosom dan sebagian besar akan gugur. (Benson, 2010)
LANJUTAN

2. Faktor Maternal
a. Infeksi
Infeksi maternal dapat membawa dapat membawa resiko
bagi janin yang sedang berkembang , terutama pada akhir
trimester pertama atau awal trimester kedua. Tidak diketauhi
penyebab kematian janin secara pasti, apakah janin yang
menjadi terinfeksi ataukah toksin yang dihasilkan oleh
mikroorganisme penyebabnya.Penyakit-penyakit yang dapat
menyebabkan abortus.
b. Virus
c. Bakteri- misalnya Salmonella typi.
d. Parasit- misalnya Toxoplasma gondii, plasmodium.
e. Penyakit vaskular-misalnya hipertensi vaskular
f. Penyakit endrokin
Abortus spontan dapat terjadi bila produksi progesteron
tidak mencukupi atau pada penyakit disfungsi tiroid:defisiensi
insulin.
RESIKO KEJADIAN

Beberapa kehamilan berkembang dengan normal dan


berakhir dengan kelahiran bayi sehat cukup bulan
tetapi beberapa diantaranya diakhiri dengan abortus.
abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil
konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurag dari 500 gram (Norma 2013).
Data dari beberapa study menunjukan bahwa setelah
satu kali abortus insipien, pasangan punya resiko 15%
untuk mengalami keguguran lagi. bila pernah 2 kali,
resikonya akan meningkat 25%. penyebab terjadinya
abortus insipien antara lain paritas, usia ibu, penyakit
infeksi, malnutrisi, anemia, umur kehamilan, dan faktor
lingkungan lain seperti alkohol, tembakau, kafein, dan
radiasi (Mahdiyah 2013).
ANGKA KEJADIAN DI INDONESIA DAN
NTB

• Keguguran dalam riskesdas 2010 di terjemahkan


sebagai kejadian berkirnya kemhamilan pada uisia
kurang dari 22 minggu. informasi tentang keguguran ini
mengungkapkan bahwa angka kejadian keguguran
secara nasional adalah 4%.
• Bedasarakan provinsi, ada 4 profinsi daeran yang
mempunyai angka tertinggi terkait dengan adanya
insipien, antara lain provinsi sulawesi tenggara dengan
angka kejadian (14,29%), sumatra utara dengan angka
kejadian (13,85%), NAD (13,33%) dan di NTB sendiri
angka kejadian insipien adalah (12,24%). daeran yang
memunyai angka kurang dari 10%, bahkan di provinsu
sulawesi tengah, sulawesi barat dan papua barat
angkanya 0%.
ANATOMI ABORTUS INSIPIEN
PATOFISIOLOGI

• Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis,


diikuti dengan nekrosis jaringan sekitar yang
menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap
benda asing dalam uterus. kemudian uterus berkontraksi
untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
(Nugroho,2010).
• Pada kehamilan kurang 8 minggu, villi koralis belum
menembus desi dua secara dalam jadi hasil konsepsi
dapat di keluarkan seluruhnya. pada kehamilan 8
sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam
hingga plasenta tidak di lepaskan sempurna dan
menimbulkan banyak pendarahan.
TANDA DAN GEJALA

1. perdarahan lebih banyak


2. perut mules (sakit lebih hebat dikrenakan kontraksi
rahim kuat)
3. pada pemeriksaan dijumpai perdarahan lebih
banyak, kanalis serfikalis terbuka dan jaringan
atau hasil konsepsi dapat diraba.
4. serviks terbuka.
PENATALAKSANAAN
1. Sebelum dokter mendiagnosa sebagai abortus insipien, maka harus
ditangani sebagai abortus iminies, kecuali bila perdarahan banyak
suntikan ergometrian 0,5 mg intra muskuler, dan apapun yang
keluar dari vagina ditunjukan pada dokter.
2. apabila perdarahan tidak banyak dapat ditunggu terjadinya
abortus spontan, pertolongan dalam keadaan ini berlangsung
dalam 36 jam. morfin sangat berguna disamping menghilangk
3. an rasa sakit dapat merelaksasi serviks sehingga memudahkan
ekspulsinya hasil konsepsi.
4. pada kehamilan kurang dari 12 minggu adalah dengan segera
melakukan pengosongan uterus.
5. pemberian infus oksitosin dapat mempercepat proses abortus.
digunakan pada kehamilan lebih dari 12 minggu karena biasanya
perdarahan tidak banyak dan bahaya perforasi pada saat kerokan
lebih besar. pemberian oksitosin 10 unti dalam 500 ml dekstrose 5%
dimulai 8 tetes per menit sesuai kontraksi uterus sampai terjadi
abortus komplit. bila janin sudah keluar tetapi plasenta masih
tertinggal sebaiknya pengeluaran plasenta secata digital.

Вам также может понравиться