Вы находитесь на странице: 1из 24

Lung Cancer

Kelompok 5 :
Fairuz Syafira Rahmah
Nazia Ulfa
Nurul Hidayah
Oja Karnila
Silvia Mauliza
1
Apa itu Kanker
Paru?

2
Kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker
yang tidak terkendali dalam jaringan paru yang
dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen,
terutama asap rokok. Menurut World Health
Organization (WHO), kanker paru merupakan
penyebab kematian utama dalam kelompok kanker.
Kanker paru memerlukan penanganan yang tepat.
Buruknya diagnosis penyakit ini berkaitan dengan
jarangnya penderita datang ke dokter karena
penyakitnya masih berada pada stadium awal
(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003:1).
Menurut Zhou, et al (2002: 2) hanya 15% kasus
kanker paru yang ditemukan sejak stadium awal.
Deteksi dini dan penanganan yang tepat pada pasien
yang menderita kanker paru diharapkan mampu
mengurangi angka kematian yang diakibatkan oleh
kanker paru dan dapat meningkatkan angka
harapan hidup.
3
Penyebab Penyebab pasti kanker paru belum diketahui, tetapi paparan zat yang bersifat

Kanker
karsinogen merupakan faktor penyebab utama. Menurut American Cancer Society
(2013) kasus kanker paru disebabkan oleh rokok (perokok aktif) sebesar 80%, dimana
perokok pasif 20% sampai 30% beresiko terkena kanker paru. Selain faktor utama
Paru penyebab kanker paru, terdapat faktor lain seperti polusi udara, paparan radon, genetik
dan lingkungan dan riwayat penyakit paru seperti PPOK atau fibrosis paru. (Urman &
Hosgood, 2015: 491).

4
Patofisiologi Kanker Paru

5
Jenis Small Cell Lung Cancer Non Small Cell Lung Cancer
(SCLC) (NSCLC)
Kanker SCLC adalah jenis kanker 1. Adenokarsinoma adalah jenis dari NSCLC yang
paling umum dari kanker paru dan lebih banyak

Paru paru yang tumbuh lebih cepat


daripada jenis kanker NSCLC,
muncul pada wanita. Kanker tipe ini berkembang
dari sel-sel yang memproduksi lendir pada
akan tetapi pertumbuhan SCLC permukaan saluran udara.
lebih dapat terkendali dengan 2. Karsinoma skuamosa. Jenis ini paling umum dari
kemoterapi. Sekitar 20% kasus kanker paru serta paling banyak terjadi pada pria
kanker paru adalah SCLC, atau dan orang tua. Karsinoma skuamosa berkembang
sekitar 30.000 pasien setiap dalam sel yang mengisi saluran udara, dan kanker
tahunnya terdiagnosis penyakit ini tumbuh relatif lambat.
tersebut. 3. Karsinoma sel besar. Pertama kali muncul
biasanya di saluran pernapasan yang lebih kecil
dan dapat menyebar dengan cepat. Tipe ini sering
disebut juga karsinoma tidak berdiferensiasi
karena bentuk sel kanker ini bundar besar.

6
Small Cell Lung Cancer Non-Small Cell Lung
(NSCLC) Cancer (NSCLC)

7
Gejala atau keluhan
Keluhan utama akibat metastasis di Gejala yang berkaitan
dapat berupa batuk- luar paru, seperti dengan pertumbuhan
kelainan yang timbul tumor langsung Keluhan suara
batuk atau tanpa
karena kompresi hebat misalnya batuk, serak menandakan
dahak, batuk darah,
di otak, pembesaran hemoptisis, nyeri telah terjadinya

Gejala
sesak napas, suara hepar, dan berat dada dan sesak kelumpuhan saraf
serak, sakit dada, badan berkurang juga napas/stridor. Batuk atau gangguan
sulit menelan, dan merupakan ciri dari merupakan gejala pada pita suara.

Kanker
terdapat benjolan di adanya kanker paru tersering (60-70%)
pangkal leher. (Perhimpunan Dokter pada kanker paru.
Paru Indonesia, 2003).

Paru Gejalagangguan
neurologis (sakit
Gejala klinis
sistemik yang juga
kepala, lemah/parese) kadang menyertai
nyeri tulang sering yaitu penurunan
menjadi gejala awal
berat badan dalam
pada kanker yang
telah menyebar ke waktu yang singkat,
tulang. Gejala nafsu makan
paraneoplastik, seperti menurun, dan
nyeri muskoskeletal, demam hilang
hematologi dll timbul.

8
2. Pencegahan tingkat kedua
Pencegahan sekunder adalah

Pencegahan pencegahan yang dilakukan pada orang


yang sudah sakit. Tujuannya adalah untuk
mencegah perkembangan penyakit lebih
lanjut serta membatasi terjadinya

Lung Cancer kecacatan.


upaya yang dilakukan adalah :
a. Diagnosis dini
Misalnya dengan screening
1. Pencegahan primordial (pencegahan b. Pengobatan
tahap pertama) Misalnya dengan kemoterapi, pembedahan
Pencegahan primer dilakukan atau radiasi.
terhadap etiologi (penyebab penyakit) pada
orang yang sehat atau bebas kanker. 3. Pencegahan tingkat ketiga
Upaya yang dapat dilakukan adalah Pencegahan tersier adalah
promosi kesehatan, upaya untuk upaya meningkatkan angka
memberikan kondisi pada masyarakat yang kesembuhan, angka survival
memungkinkan penyakit kanker tidak dapat (bertahan hidup), dan kualitas hidup
berkembang karena tidak ada peluang dari penderita kanker paru.
segi kebiasaan, gaya hidup, maupun Penatalaksanaannya yaitu berupa
kondisi lain yang merupakan faktor resiko terapi rehabilitatif, paliatif dan bebas
untuk munculnya kanker paru. selain itu, rasa sakit. Misalnya penderita kanker
senantiasa menjaga daya tahan tubuh stadium lanjut membutuhkan terapi
melalui pola hidup sehat (olahraga teratur, paliatif, yaitu terapi yang bertujuan
tidur cukup, hidup bebas stress serta pola untuk meningkatkan kualitas hidup
makan yang sehat). pasien penderita kanker, baik dengan
radioterapi atau dengan obat-obatan.

9
Menurut CDC (2010), pencegahan kanker paru ada empat,
yaitu :

1. Berhenti merokok
Dengan berhenti merokok, akan menurunkan risiko terjadinya kanker paru
dibandingkan dengan tidak berhenti merokok sama sekali.
2. Menghindari menghirup asap rokok orang lain (secondhand smoke)
3. Membuat lingkungan kerja dan rumah aman dari gas radon
Menurut EPA (Environmental Protection Agency), setiap rumah disaranka
untuk dites apakah ada gas radon atau tidak.
4. Mengkonsumsi buah dan sayur
Dengan mengkonsumsi buah dan sayuran yang banyak akan membantu
melindungi tubuh dari kanker paru.

Pencegahan Lung Cancer


10
D ▹ Penegakan diagnosis kanker paru ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,

I 1.
pemeriksaan penunjang, dan pemeriksaan patologi anatomik.
Anamnesis

A Batuk lama, batuk berdarah, sesak nafas, nyeri dada, suara serak, sulit/nyeri menelan
yang tidak merespon dengan pengobatan atau penurunan berat badan dalam waktu
G singkat, nafsu makan menurun, demam hilang timbul, sakit kepala, nyeri di tulang atau
parese, dan pembengkakan atau ditemukannya benjolan di leher, aksila atau dinding

N
dada.
2. Pemeriksaan Fisik

O Pemeriksaan fisik mencakup tampilan umum (performance status) penderita yang


menurun, penemuan abnormal pada pemeriksaan fisik paru seperti suara napas yang

S abnormal, benjolan superfisial pada leher, ketiak atau dinding dada, tanda pembesaran
hepar atau tanda asites, dan nyeri ketok di tulang.

I 3. Pemeriksaan Patologi Anatomi


Pemeriksaan patologi anatomi mencakup pemeriksaan sitologi dan histopatologi,
S pemeriksaan imunohistokimia untuk menentukan jenis tumor (mis. TTF-1 dan lain-lain),
dan pemeriksaan petanda molekuler, seperti mutasi EFGR, yang dilakukan apabila
fasilitasnya tersedia.

11
D 4. Pemeriksaan Laboratorium

I Pemeriksaan darah rutin, seperti Hb, leukosit, trombosit, serta fungsi hati, dan fungsi
ginjal.

A 5. Pemeriksaan Pencitraan

G
Foto toraks AP/lateral merupakan pemeriksaan awal untuk menilai pasien dengan
kecurigaan terkena kanker paru. Berdasarkan hasil pemeriksaan ini, lokasi lesi dan
tindakan selanjutnya termasuk prosedur diagnosis penunjang dan penanganan dapat
N ditentukan. Jika pada foto toraks ditemukan lesi yang dicurigai sebagai keganasan, maka
pemeriksaan CT scan toraks wajib dilakukan untuk mengevaluasi lesi tersebut.

O 6.

Pemeriksaan Lainnya
Pleuroscopy dilakukan untuk mendeteksi adanya sel ganas pada cairan pleura
S ▹ yang dapat merubah stadium dan tatalaksana pasien kanker paru. Jika hasil

I ▹

sitologi tidak menunjukkan adanya sel ganas, CT scan toraks dianjurkan.
Mediastinoskopi dengan VATS kadang dilakukan untuk mendapatkan spesimen

S ▹ sebagai modalitas terakhir, jika dengan semua modalitas lainnya tidak


▹ ditemukan sel ganas.

12
Penentuan Stadium
1. Tumor Primer (T) 2. Kelenjar Getah Bening (KGB)-
Tx tumor : primer tidak dapat ditentukan dengan Regional (N)
hasil radiologi dan bronkoskopi tetapi sitologi sputum Nx : Metastasis ke KGB mediastinum sulit dinilai dari
atau bilasan bronkus positif gambaran radiologi
T0 : tidak tampak lesi atau tumor primer Tis N0 : Tidak ditemukan metastasis ke KGB
Carcinoma in situ N1 :Metastasis ke KGB peribronkus, hilus, intrapulmonary
T1 : T1a Ukuran tumor primer ≤ 2 cm ipsilateral
T1b Ukuran tumor primer > 2 cm tetapi ≤ 3cm N2 : Metastasis ke KGB mediastinum ipsilateral dan atau
T2 : T2a Ukuran tumor primer > 3cm tetapi ≤ 5 cm subkarina
T2b Ukuran tumor primer > 5cm tetapi ≤ 7 cm N3 : Metastasis ke KGB peribronkial, hilus, intrapulmoner,
T3 : Ukuran tumor primer > 7 cm. Lesi intrabronkus ≤ mediastinum kontralateral dan atau KGB supraklavikula
2 cm distal karina tanpa keterlibatan karina.
Berhubungan dengan atelektasis atau pneumonitis
obstruktif di paru. 3. Metastasis (M)
T4 : Ukuran tumor primer sembarang tetapi telah Mx : Metastasis sulit dinilai dari gambaran radiologi
melibatkan atau invasi ke mediastinum, trakea, M0 : Tidak ditemukan metastasis
jantung, pembuluh darah besar, karina, nervus laring, M1 : Terdapat metastasis jauh
esophagus, vertebral body. Lebih dari satu nodul M1a : Metastasis ke paru kontralateral, nodul di
berbeda lobus pada sisi yang sama dengan tumor pleura, efusi pleura ganas, efusi
(ipsilateral). pericardium
M1b : Metastasis jauh ke organ lain (otak, tulang,
hepar, atau KGB leher, aksila,
suprarenal, dll)
13
Pengelompokan
Stadium

14
15
Kanker Paru jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil
(KPKBSK)
Tatalaksana a. Bedah

Kanker ▹Modalitas ini adalah terapi utama utama untuk sebagian besar. KPBSK, terutama
stadium I-II dan stadium IIIA yang masih dapat direseksi setelah kemoterapi
Paru neoadjuvan. Jenis pembedahan yang dapat dilakukan adalah lobektomi,
segmentektomi dan reseksi sublobaris.
b. Radioterapi
▹ Radioterapi pada kanker paru dapat menjadi terapi kuratif atau paliatif.
Radioterapi kuratif definitif pada sebagai modalitas terapi dapat diberikan pada
NSCLC stadium awal (Stadium I) yang secara medis inoperabel atau yang menolak
dilakukan operasi setelah evaluasi bedah thoraks dan pada stadium lokal lanjut
(Stadium II dan III) konkuren dengan kemoterapi. Pada pasien Stadium IV, radioterapi
diberikan sebagai paliatif atau pencegahan gejala (nyeri, perdarahan, obstruksi).
▹Syarat standar sebelum penderita diradiasi adalah :
▹1. Hb > 10 g%
▹2. Trombosit > 100.000/mm3
▹3. Leukosit > 3000/dl

16
c. Kemoterapi
▹ Kemoterapi dapat diberikan sebagai modalitas neoadjuvant pada
stadium dini, atau sebagai adjuvant pasca pembedahan. Terapi adjuvant
dapat diberikan pada KPKBSK stadium IIA, IIB dan IIIA. Pada KPKBSK
stadium lanjut, kemoterapi dapat diberikan dengan tujuan pengobatan jika
tampilan umum pasien baik (Karnofsky >60; WHO 0-2).
▹ Kelompok ini terdiri dari kemoterapi berbasis-platinum dan yang
tidak mengandung platinum (obat generasi baru). Pilihan utama obat
berbasis-platinum adalah sisplatin, diikuti dengan karboplatin. Obat
kemoterapi lini pertama tidak berbasis-platinum yang dapat diberikan
adalah etoposid, gemsitabin, paklitaksel, dan vinoralbin. Kombinasi
sisplatin dengan gemsitabin memberikan angka kehidupan paling tinggi,
namun respon paling baik adalah terhadap regimen sisplatin dengan
paklitaksel. Komplikasi yang paling sering ditemukan adalah febris
neutropenia atau perdarahan akibat supresi sum-sum tulang, hiponatremia
atau hipomagnesemia, toksisitas ginjal, dan neuropati perifer.

17
Kemoterapi berbasis platinum
dan yang tidak mengandung Kemoterapi lini kedua
platinum (obat generasi baru). diberikan kepada
Regimen kemoterapi lini
pasien yang pernah

Kemoterapi
pertama adalah kemoterapi
berbasis platinum (sisplatin mendapat kemoterapi
atau karboplatin) dengan salah lini pertama namun
satu obat generasi baru seperti tidak memberikan
Sisplatin/Karboplatin + respon setelah 2 siklus,
etoposide, Sisplatin/Karboplatin
+ gemsitabin,
atau KPKBSK yang
Sisplatin/Karboplatin + menjadi lebih progresif
paklitaksel, setelah kemoterapi
Sisplatin/Karboplatin + selesai. Obatobat
dosetaksel
kemoterapi lini kedua
Sisplatin/Karboplatin +
vinorelbine, dan adalah dosetaksel dan
Sisplatin/Karboplatin + pemetreksed. Selain
pemetreksed itu, dapat diberikan
tidak berbasis-platinum yang juga kombinasi dari
dapat diberikan adalah
etoposid, gemsitabin,
dua obat tidak-berbasis
paklitaksel, dan vinoralbin. platinum. Kemoterapi
Kombinasi berbasis patinum lini ketiga dan
dan tidak berbasis platinum seterusnya sangat
-Kombinasi sisplatin dengan
tergantung pada
gemsitabin.
-sisplatin dengan paklitaksel riwayat pengobatan
yang paling baik responnya. sebelumnya.

18
Terapi ▹ Biasanya digunakan bagi pasien yang menderita adenokarsinoma. Obat ini bekerja
dengan memperlambat atau menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker. Obat-obat ini
Target menghentikan protein tertentu (enzim yang disebut tirosin kinase). Terapi EGFRTKI
yang tersedia yaitu Gefitinib, Erlotinib atau Afatinib.

Gefitinibb :
▹ Dosis Dewasa biasa untuk Sel Kanker Paru-paru tidak Kecil
▹ 250 mg secara oral dengan atau tanpa makanan
Red Erlonitib :
Is the color of blood, ▹ Dosis Dewasa untuk Non-Small Cell Lung Cancer: 150 mg diminum satu kali sehari
and because of this it ▹ Durasi terapi: sampai penyakit membaik atau unacceptable toxicity
has historically been
associated with
sacrifice, danger and
courage.

19
Afatinib

• Non-Small Cell Lung Cancer


▹ Diindikasikan untuk pengobatan lini pertama pada
kanker paru-paru sel non-kecil metastatik (NSCLC)
yang tumornya memiliki Epidermal Growth Factor
Reseptor (EGFR) yang tidak resisten sebagaimana
terdeteksi oleh tes. 40 mg PO qHari sampai
perkembangan penyakit atau tidak lagi ditoleransi
oleh pasien
• Non-Small Cell Lung Cancer Squamosa
▹Diindikasikan untuk NSCLC skuamosa metastatik
yang berkembang setelah kemoterapi berbasis
platinum. 40 mg PO qHari sampai perkembangan
penyakit atau tidak lagi ditoleransi oleh pasien.

20
Terapi
Kombinasi Terapi radiasi dan kemoterapi dapat diberikan pada kasus-kasus
tertentu, terutama yang tidak memenuhi syarat untuk menjalani pembedahan.
Selain itu, terapi kombinasi dapat diberikan dengan tujuan pengobatan pada
pasien dengan tampilan umum baik (Karnofsky >70%) dan penurunan berat
badan minimal, dan pasien usia lanjut yang mempunyai komorbiditas berat
atau kontraindikasi operasi. Regimen kemoterapi dan terapi radiasi dapat
diberikan secara bersamaan (concurrent therapy), selang-seling (alternating
therapy), atau secara sekuensial. Hasil paling baik didapat dari regimen
concurrent therapy.

21
Kanker Paru Jenis Karsino Bukan Sel Kecil (KPKBSK)
22
Kanker Paru jenis Karsinoma Sel Kecil
(KPKSK)

•Pilihan modalitas terapi pada stadium ini adalah kombinasi dari


kemoterapi berbasis-platinum dan terapi radiasi toraks. Kemoterapi
dilakukan paling banyak 4-6 siklus, dengan peningkatan toksisitas
yang signifikan jika diberikan lebih dari 6 siklus. Regimen terapi
Stadium terbatas (limited stage kombinasi yang memberikan hasil paling baik adalah concurrent
disease = LD) therapy, dengan terapi radiasi dimulai dalam 30 hari setelah awal
kemoterapi. Pada pasien usia lanjut dengan tampilan umum yang
buruk >2, dapat diberikan kemoterapi sisplatin, sedangkan pasien
dengan tampilan umum baik (0-1) dapat diberikan kemoterapi
dengan karboplatin.

• Pilihan utama modalitas terapi stadium ini adalah


Stadium lanjut kemoterapi kombinasi. Regimen kemoterapi yang dapat
digunakan pada stadium ini adalah: sisplatin/karboplatin
(extensive stage dengan etoposid (pilihan utama), atau sisplatin/karboplatin
dengan irinotekan. Pilihan lain adalah radiasi paliatif pada
disease = ED) lesi primer dan lesi metastasis.

23
Any Question?

24

Вам также может понравиться