Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
O
RI
E
MO VA
NI LUA
TO S
RI I D
NG A N
PENGERTIAN
“secara umum”
Monitoring adalah suatu proses pengumpulan dan
menganalisis informasi dari penerapan suatu program
termasuk mengecek secara reguler untuk melihat apakah
kegiatan/program itu berjalan sesuai rencana sehingga
masalah yang dilihat /ditemui dapat diatasi (WHO)
1. Perencanaan
• Merancang sistem monitoring yang spesifik: apa yang akan
dimonitor, mengapa dan untuk siapa (user).
• Menentukan scope monitoring: luasnya area (RS, puskesmas non
TT)? apakah bersifat klinis atau service? Siapa yang terlibat?
Berapa lama monitoring akan dilakukan?
• Memilih dan menentukan indikator menentukan batasan sasaran
kelompok misalnya kelompok anak dibawah 2th, 5th atau antara
12-60 bln ?
• Menentukan sumber-sumber informasi, memilih metoda
pengumpulan data, seperti metoda observasi, interview petugas,
rapid survey untuk cakupan atau pengobatan di rumah (home
Lanjutan ..
2. Implementasi
• memilih menentukan proses supervisi dan prosessingnya
(kemana akan dikirim)
• Tabulasi data dan analisa data : membandingkan temuan atau
pencapaian aktual dengan perencanaan
• Temuan dalam monitoring: apakah ada penyimpangan, bila
ada perlu diidentifikasi masalah penyebabnya.
• Menggali penyebab dan mengambil tindakan perbaikan:
menggali penyebab terjadinya masalah. Rencana monitoring
perlu disusun jangka pendek untuk menjamin bahwa
tindakan/prosedure dilaksanakan sesuai standar (rencana)
serta memberi efek sesuai dengan harapan
Lanjutan ...
3. Menentukan kelanjutan monitoring
• stufflebeam dalam worthen dan sanders (1979 : 129) evaluasi adalah : process
of delineating, obtaining and providing useful information for judging decision
alternatives. Dalam evaluasi ada beberapa unsur yang terdapat dalam evaluasi
yaitu : adanya sebuah proses (process) perolehan (obtaining), penggambaran
(delineating), penyediaan (providing) informasi yang berguna (useful
information) dan alternatif keputusan
PENTINGNYA EVALUASI
2. Evaluator Eksternal
Punya kredibilitas yang lebih tinggi dan
keahlian yang lebih spesifik
Tidak terikat dengan keputusan2 administratif
dan keuangan
3. Evaluator Partisipatif
Wakil dari pemerintah dan stakeholder
(termasuk penerima manfaat) bekerjasama
dalam merancang dan melaksanakan evaluasi.
Metode partisipatif memungkinkan digunakan
dalam evaluasi internal dan eksternal.
Evaluasi Internal dan Eksternal
Evaluator Kelebihan Kekurangan
Evaluator - Evaluator cukup mengenal - Objektifitas tim evaluasi
internal dengan lingkungan yang thd hasil evaluasi mungkin
dievaluasi dapat dipengaruhi berbagai
- Beberapa responden lebih kepentingan
mudah digali informasinya oleh - Tim evaluasi mungkin
orang dalam daripada orang luar kurang terlatih atau
- Biaya lebih rendah dibanding memiliki kemampuan
eksternal dalam bidang evaluasi
2/9/11
TINGKAT PUSAT
Adanya kebijakan dan pedoman yang mendukung operasionalisasi
kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.
Terbentuk dan berfungsinya kelembagaan untuk kegiatan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan Tingkat Pusat.
Tersosialisasinya kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis yang
mendukung operasionalisasi kegiatan pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan
Terlaksananya pembinaan teknis dan pendampingan dalam
pelaksanaan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan kepada
Provinsi.
Terselenggaranya upaya peningkatan kapasitas terkait pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan bagi aparatur Provinsi.
Teralokasinya anggaran yang bersumber dari APBN atau sumber lain
yang dapat dipertanggungjawabkan untuk kegiatan pembinaan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.
2/9/11
TINGKAT PROVINSI
Adanya kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis yang mendukung
operasionalisasi kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.
Terbentuk dan berfungsinya kelembagaan untuk pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan Tingkat Provinsi.
Tersosialisasikannyakebijakan, pedoman dan petunjuk teknis yang
mendukung operasionalisasi kegiatan pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan
Terlaksananya pembinaan teknis dan pendampingan dalam
pelaksanaan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan kepada
Kabupaten/Kota.
Terselenggaranya upaya peningkatan kapasitas terkait pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan bagi aparatur Provinsi dan
Kabupaten/Kota
Teralokasinya anggaran yang bersumber dari APBN, APBD atau sumber
lain yang dapat dipertanggungjawabkan untuk kegiatan pembinaan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.
2/9/11
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Adanya kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis yang mendukung
operasionalisasi kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.
Terbentuk dan berfungsinya kelembagaan untuk pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan Tingkat Kabupaten/Kota.
Tersosialisasikannyakebijakan, pedoman dan petunjuk teknis yang
mendukung operasionalisasi kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan
Terlaksananya pembinaan teknis & pendampingan pd petugas kegiatan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan kepada Kecamatan.
Terselenggaranya upaya peningkatan kapasitas pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan bagi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat
dan kader
Teralokasinya anggaran yang bersumber dari APBN, APBD atau sumber
lain yang dapat dipertanggungjawabkan untuk kegiatan pembinaan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.
Adanya UKBM yang aktif melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan.
2/9/11
SEKIAN
DAN
TERIMAKASih
2/9/11