Вы находитесь на странице: 1из 37

TE

O
RI
E
MO VA
NI LUA
TO S
RI I D
NG A N
PENGERTIAN
“secara umum”
Monitoring adalah suatu proses pengumpulan dan
menganalisis informasi dari penerapan suatu program
termasuk mengecek secara reguler untuk melihat apakah
kegiatan/program itu berjalan sesuai rencana sehingga
masalah yang dilihat /ditemui dapat diatasi (WHO)

Evaluasi adalah suatu proses dari pengumpulan dan analisis


informasi mengenai efektivitas dan dampak suatu program
dalam tahap tertentu sebagai bagian atau keseluruhan dan
juga mengkaji pencapaian program (WHO).
Mengapa Perlu Monev
Review perkembangan/progress
Identifikasi masalah dalam perencanaan dan/atau
implementasi
Membantu mengidentifikasi masalah dan penyebabnya
Memberikan berbagai kemungkinan solusi dalam
menyelesaikan masalah
Mencerminkan tujuan yang akan dicapai dan bagaimana
mencapainya
Meningkatkan kemungkinan dalam membuat perubahan
yang positif
FOKUS MONITOR DAN EVALUASI
1. Efisiensi  Pemanfaatan input sesuai dengan output
yang dihasilkan
2. Efektifitas  apakah suatu kegiatan telah mencapai
tujuan yang ditetapkan
3. Impact  apakah yang telah dilakukan memberikan
perbedaan terhadap masalah yang ingin
diselesaikan.
PERBEDAAN MONITORING DAN EVALUASI
Aspek Monitoring Evaluasi

Tujuan Menilai kemajuan dalam Memberikan gambaran


pelaksanaan program yang pada suatu waktu tertentu
sedang berjalan megenai suatu program

Fokus Akuntabilitas penyampain input Akuntabilitas penggunaan


program sumber daya
Dasar untuk aksi perbaikan Pembelajaran tentang hal-
Penilaian keberlanjutan hal yang dapat dilakukan
program lebih baik dimasa yang
akan datang

Cakupan 1. Apakah pelaksanaan sesuai 1. Relevansi


dengan rencana? 2. Keberhasilan
2. Apakah terdapat 3. Efektifitas biaya
penyimpangan? 4. Pembelajaran
3. Apakah penyimpangan dapat
dibenarkan?

Waktu Dilaksanakan terus menerus Umumnya dilaksanakan


Pelaksanaan atau secara berkala selama pada pertengahan atau
pelaksanaan program akhir program
PROSES MONITORING DAN EVALUASI
PROSES MONITORING DAN
EVALUASI
1. Menetapkan apa yang akan dievaluasi/monitor
 Identifikasi program/kegiatan/objek yang akan dievaluasi
 Jelaskan uraian program/kegiatan/objek evaluasi
 Tentukan fokus yang menjadi perhatian s.d informasinya
2. Menyusun rencana evaluasi
 Menyusun pertanyaan evaluasi
 Menetapkan informasi yang diperlukan
 Menentukan kreiteria evaluasi
 Menentukan bagaimana, dimana, kapan, dari siapa
informasi didapat
 Mengidentifikasi hambatan pelaksanaan evaluasi
PROSES MONITORING DAN
EVALUASI
3. Pengumpulan data
 Identifikasi infrmasi
 Instrumen
 Pilot test untuk menguji informasi
4. Analisis dan presentasi data
 Metode analisis dan presentasi data
 Kesimpulan
5. Pengambilan keputusan
 Pilihan rekomendasi
 Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah (Ojha, 1998):
SUMBER DATA
Laporan program
Survey masyarakat/populasi,
Survey fasilitas
sero-survey
Penelitian terkait
MONITORING
PENGERTIAN MONITORING
Beberapa pakar manajemen mengemukakan bahwa fungsi
monitoring mempunyai nilai yang sama bobotnya dengan fungsi
perencanaan.

Conor (1974) menjelaskan bahwa keberhasilan dalam


mencapai tujuan, separuhnya ditentukan oleh rencana yang
telah ditetapkan dan setengahnya lagi fungsi oleh pengawasan
atau monitoring. Pada umumnya, manajemen menekankan
terhadap pentingnya kedua fungsi ini, yaitu perencanaan dan
pengawasan (monitoring).
TUJUAN MONITORING
• mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah
sesuai dengan rencana
• Mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat
diatasi
• melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang
digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan kegiatan.
• mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk
memperoleh ukuran kemajuan,
• menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah,
tanpa menyimpang dari tujuan.
MANFAAT MONITORING
ASPEK MONITORING
• Aspek masukan (input) kegiatan antara lain mencakup :
tenaga manusia, dana, bahan, peralatan, jam kerja, data,
kebijakan, manajemen dsb. yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan kegiatan.

• Aspek proses / aktivitas yaitu aspek dari kegiatan yang


mencerminkan suatu proses kegiatan, seperti penelitian,
pelatihan, proses produksi, pemberian bantuan dsb.

• Aspek keluaran (output), yaitu aspek kegiatan yang mencakup


hasil dari proses yang terutama berkaitan dengan kuantitas
(jumlah)
LANGKAH-LANGKAH DALAM MONITORING

1. Perencanaan
• Merancang sistem monitoring yang spesifik: apa yang akan
dimonitor, mengapa dan untuk siapa (user).
• Menentukan scope monitoring: luasnya area (RS, puskesmas non
TT)? apakah bersifat klinis atau service? Siapa yang terlibat?
Berapa lama monitoring akan dilakukan?
• Memilih dan menentukan indikator menentukan batasan sasaran
kelompok misalnya kelompok anak dibawah 2th, 5th atau antara
12-60 bln ?
• Menentukan sumber-sumber informasi, memilih metoda
pengumpulan data, seperti metoda observasi, interview petugas,
rapid survey untuk cakupan atau pengobatan di rumah (home
Lanjutan ..
2. Implementasi
• memilih menentukan proses supervisi dan prosessingnya
(kemana akan dikirim)
• Tabulasi data dan analisa data : membandingkan temuan atau
pencapaian aktual dengan perencanaan
• Temuan dalam monitoring: apakah ada penyimpangan, bila
ada perlu diidentifikasi masalah penyebabnya.
• Menggali penyebab dan mengambil tindakan perbaikan:
menggali penyebab terjadinya masalah. Rencana monitoring
perlu disusun jangka pendek untuk menjamin bahwa
tindakan/prosedure dilaksanakan sesuai standar (rencana)
serta memberi efek sesuai dengan harapan
Lanjutan ...
3. Menentukan kelanjutan monitoring

Kegiatan monitoring dirancang untuk memperoleh hasil


kinerja sekarang atau jangka pendek bagi manajer atau user
lainnya. Ketika program atau kegiatan rutin telah memberikan
perubahan signifikan, maka kelangsungan program kinerja
memerlukan perhatian. Review secara periodik tetap
diperlukan. Sistem informasi manajemen akan membantu
manajer untuk mempertimbangkan kapan indikator dan
frekuensi monitoring dikurangi dan pada bagian mana perlu
direncanakan lagi dan dilanjutkan.
TIPE MONITORING
Monitoring Rutin :

• Kegiatan mengkompilasi informasi secara reguler berdasarkan


sejumlah indikator kunci. Monitoring rutin dapat
dipergunakan untuk mengidentifikasi penerapan program
dengan atau tanpa perencanaan

Monitoring jangka Pendek :

• Dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan biasanya


diperuntukkan bagi aktifitas yang spesifik. Seringkali bila
aktifitas atau proses-proses baru diterapkan, manajer ingin
mengetahui, apakah sudah diterapkan sesuai rencana dan
apakah sesuai dengan keluaran yang diinginkan.
EVALUASI
PENGERTIAN EVALUASI
“menurut para ahli”

• Suharsimi Arikunto (2004 : 1) evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan


informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut
digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan

• Worthen dan Sanders (1979 : 1) evaluasi adalah mencari sesuatu yang


berharga (worth). Sesuatu yang berharga tersebut dapat berupa informasi
tentang suatu program, produksi serta alternatif prosedur tertentu.

• stufflebeam dalam worthen dan sanders (1979 : 129) evaluasi adalah : process
of delineating, obtaining and providing useful information for judging decision
alternatives. Dalam evaluasi ada beberapa unsur yang terdapat dalam evaluasi
yaitu : adanya sebuah proses (process) perolehan (obtaining), penggambaran
(delineating), penyediaan (providing) informasi yang berguna (useful
information) dan alternatif keputusan
PENTINGNYA EVALUASI

• memperlihatkan keberhasilan atau kegagalan kegiatan

• menunjukkan di mana dan bagaimana perlu dilakukan


perubahan-perubahan

• menentukan bagaimana kekuatan atau potensi dapat


ditingkatkan.

• memberikan informasi untuk membuat perencanaan dan


pengambilan keputusan.

• membantu untuk dapat melihat konteks dengan lebih luas


serta implikasinya terhadap kinerja pembangunan.
TUJUAN EVALUASI

• untuk mendapatkan informasi dan menarik pelajaran dari


pengalaman mengenai pengelolaan kegiatan, keluaran,
manfaat, dan dampak dari kegiatan pembangunan yang baru
selesai dilaksanakan, maupun yang sudah berfungsi, sebagai
umpan balik bagi pengambilan keputusan dalam rangka
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian
kegiatan selanjutnya
Lanjutan ...
• Tujuan evaluasi berfungsi sebagai pengarah
kegiatan evaluasi dan sebagai acuan untuk
mengetahui efisiensi dan efektivitas kegiatan
evaluasi program. Evaluasi pada umumnya
berkaitan dengan upaya pengumpulan,
pengolahan, analisis, deskripsi dan penyajian
data atau informasi sebagai masukan untuk
pengambilan keputusan (decision making)
PROSES EVALUASI
Mengevaluasi proses pelaksanaan program.
Beberapa hal yang diukur :
 Apakah program sampai pada sasaran yg
telah ditentukan?
 Apa persepsi partisipan terhadap program
 Apakah program berjalan sesuai dengan
yang direncanakan
 Bagaimana kualitas pelaksanaan program?
LUARAN EVALUASI
Mengukur hasil dari program yang telah dilakukan.
Ini dapat berupa hasil langsung, jangka pendek
(Direct effect, intermediate effect).
Contoh :
Langsung : mengukur jumlah sasaran yang mendapat
edukasi dan informasi.
Jangka pendek : pelaksanaan service yang sesuai
prosedur, perubahan perilaku.
DAMPAK EVALUASI
Mengukur perbedaan ketika dilaksanakan program
dan ketika tidak dilaksanakan program.
Mengukur efek jangka panjang (long term effect)
Menjawab seberapa besar perubahan yang pada
populasi terjadi karena pelaksanaan program.
Desain penelitian yang teliti dan lebih kompleks
diperlukan dalam evaluasi ini.
Tipe Evaluator
1. Evaluator Internal
 Menyatu dengan obyek yang dievaluasi

2. Evaluator Eksternal
 Punya kredibilitas yang lebih tinggi dan
keahlian yang lebih spesifik
 Tidak terikat dengan keputusan2 administratif
dan keuangan
3. Evaluator Partisipatif
 Wakil dari pemerintah dan stakeholder
(termasuk penerima manfaat) bekerjasama
dalam merancang dan melaksanakan evaluasi.
 Metode partisipatif memungkinkan digunakan
dalam evaluasi internal dan eksternal.
Evaluasi Internal dan Eksternal
Evaluator Kelebihan Kekurangan
Evaluator - Evaluator cukup mengenal - Objektifitas tim evaluasi
internal dengan lingkungan yang thd hasil evaluasi mungkin
dievaluasi dapat dipengaruhi berbagai
- Beberapa responden lebih kepentingan
mudah digali informasinya oleh - Tim evaluasi mungkin
orang dalam daripada orang luar kurang terlatih atau
- Biaya lebih rendah dibanding memiliki kemampuan
eksternal dalam bidang evaluasi

Evaluator - Evaluasi dapat lebih objektif - Evaluasi ekstenal dapat


Eksternal - Evaluator memiliki kemampuan memakan biaya yang besar.
dan ketrampilan lebih dalam - Evaluator eksternal
bidang evaluasi mungkin salah mengerti
- Beberapa responden lebih keinginan kita terhadap apa
mudah digali informasinya oleh yang ingin dievaluasi
orang luar
- Menggunakan evaluasi eksternal
dapat memberikan kredibilitas
lebih terhadap hasil temuan
2 JENIS EVALUASI

• Evaluasi formatif menyediakan informasi untuk meningkatkan


atau memperbaiki produk atau proses, sedangkan

• evaluasi sumatif menyediakan efektivitas jangka pendek atau


informasi dampak jangka penjang untuk menentukan apakah
akan mengadopsi atau tidak suatu produk atau proses.
Rumusan-rumusan Perhitungan Evaluasi

• Perumusan dan penjabaran tujuan program harus


memenuhi syarat-syarat tertentu agar penilaian dapat
dilakukan dengan baik. Syarat-syarat tersebut antara lain:

a. Tujuan harus jelas dan gampang dipahami (simple)

b. Tujuan harus bisa diukur (measurable)

c. Tujuan harus bisa dicapai (achiable)

d. Tujuan harus wajar-wajar saja (reasonable)

e. Tujuan harus menyebutkan kapan akan dicapai (time).


INDIKATOR DALAM MONITORING
EVALUASI
Indikator : variabel yang mengindikasi/memberi
petunjuk tentang suatu keadaan tertentu, sehingga
dapat digunkan untuk mengukur perubahan (Green,
1992).
Core Indicator : Indikator yang disarankan untuk
dipakai secara national.
Indikator dapat berupa kualitatif indikator maupun
kuantitatif indikator.
Indikator Keberhasilan
Pemberdayaan Masyarakat
Indikator input meliputi SDM yang berperan , jumlah
dan sumber dana yang digunakan , barang, alat, obat,
dan sarana lain yang digunakan.
Indikator proses merupakan jumlah dan jenis kegiatan
yang dilakukan
Indikator output meliputi peningkatan jumlah
pimpinan, jumlah individu,peningkatkan Kegiatan
dsb
INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator keberhasilan kegiatan pembinaan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
dapat dilihat dari pencapaian upaya-upaya yang
dilakukan, baik di tingkat Pusat, propinsi dan
kabupaten/kota, sebagai berikut:
Permenkes no. 65 thn 2013

2/9/11
TINGKAT PUSAT
 Adanya kebijakan dan pedoman yang mendukung operasionalisasi
kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.
 Terbentuk dan berfungsinya kelembagaan untuk kegiatan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan Tingkat Pusat.
 Tersosialisasinya kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis yang
mendukung operasionalisasi kegiatan pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan
 Terlaksananya pembinaan teknis dan pendampingan dalam
pelaksanaan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan kepada
Provinsi.
 Terselenggaranya upaya peningkatan kapasitas terkait pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan bagi aparatur Provinsi.
 Teralokasinya anggaran yang bersumber dari APBN atau sumber lain
yang dapat dipertanggungjawabkan untuk kegiatan pembinaan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.

2/9/11
TINGKAT PROVINSI
 Adanya kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis yang mendukung
operasionalisasi kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.
 Terbentuk dan berfungsinya kelembagaan untuk pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan Tingkat Provinsi.
 Tersosialisasikannyakebijakan, pedoman dan petunjuk teknis yang
mendukung operasionalisasi kegiatan pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan
 Terlaksananya pembinaan teknis dan pendampingan dalam
pelaksanaan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan kepada
Kabupaten/Kota.
 Terselenggaranya upaya peningkatan kapasitas terkait pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan bagi aparatur Provinsi dan
Kabupaten/Kota
 Teralokasinya anggaran yang bersumber dari APBN, APBD atau sumber
lain yang dapat dipertanggungjawabkan untuk kegiatan pembinaan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.

2/9/11
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
 Adanya kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis yang mendukung
operasionalisasi kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.
 Terbentuk dan berfungsinya kelembagaan untuk pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan Tingkat Kabupaten/Kota.
 Tersosialisasikannyakebijakan, pedoman dan petunjuk teknis yang
mendukung operasionalisasi kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan
 Terlaksananya pembinaan teknis & pendampingan pd petugas kegiatan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan kepada Kecamatan.
 Terselenggaranya upaya peningkatan kapasitas pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan bagi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat
dan kader
 Teralokasinya anggaran yang bersumber dari APBN, APBD atau sumber
lain yang dapat dipertanggungjawabkan untuk kegiatan pembinaan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.
 Adanya UKBM yang aktif melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan.
2/9/11
SEKIAN
DAN
TERIMAKASih
2/9/11

Вам также может понравиться