Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Presented By :
Luluk Fauziyah J, S.Kep., Ns., M.Kep
DEFINISI
• Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)
merupakan penyakit yang sering dijumpai
dengan manifestasi ringan sampai berat.
• ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi
saluran pernapasan atas. Yang benar ISPA
merupakan singkatan dari Infeksi Saluran
Pernapasan Akut.
• ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas
dan saluran pernapasan bagian bawah
• ISPA yang mengenai jaringan paru-paru atau
ISPA berat, dapat menjadi pneumonia.
SISTEM RESPIRASI
ANATOMI TENGGOROKAN
(THROAT ANATOMY)
PARU-PARU
Types of Respiratory Infections
• Influenzae (Flu)
• Pharyngitis • Bronchitis
• Otitis Externa • Bronchiliolitis
• Otitis Media • Pneumonia (infection
in alveoli)
• Sinusitis
• Laryngitis
Terbentuk sekret
virulen
Bakteri bisa terbawa oleh aliran darah dan membentuk abses di tempat lain.
Yang sering terjadi adalah pengumpulan nanah di ruang pleura (empiema).
Pneumonia Pada Neonatus dan
Bayi Kecil
• Sering terjadi akibat transmisi vertikal ibu-
anak yang berhubungan dengan proses
persalinan
Usia Frekuensi
< 2 bulan ≥ 60 x/mnt
2 – 12 bulan ≥ 50 x/mnt
1 – 5 tahun ≥ 40 x/mnt
5-12 tahun ≥ 30 x/mnt
Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana
Untuk Pelayanan Kesehatan Primer
Bayi berusia dibawah 2 bulan
Pneumonia
o Bila ada napas cepat atau sesak napas
o Harus dirawat dan diberikan antibiotik
Bukan pneumonia
o Tidak ada napas cepat atau sesak napas
o Tidak perlu dirawat, cukup diberikan
pengobatan simptomatis
FAKTOR RESIKO :
Cara penularan sampai saat ini belum
diketahui pasti, namun ada beberapa hal
yang memungkinkan seseorang beresiko
tinggi terserang penyakit Pneumonia. Hal
ini diantaranya adalah :
1. Orang yang memiliki daya tahan tubuh
lemah, seperti penderita HIV/AIDS dan
para penderita penyakit kronik seperti
sakit jantung, diabetes mellitus.
2. Perokok aktif/pasif
3. Pasien yang berada di ruang perawatan intensive (ICU/ICCU). Pasien
yang dilakukan tindakan ventilator (alat bantu nafas) 'endotracheal tube‘
DIAGNOSA
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala
dan hasil pemeriksaan fisik (pada
pemeriksaan dengan menggunakan
stetoskop akan terdengar bunyi pernafasan
yang abnormal).
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
• Pemeriksaan darah
• Pemeriksaan sputum
• Analisa gas darah
• Kultur darah
• Sampel darah, sputum, dan urin
• Pemeriksaan Radiologi
• Rontgenogram Thoraks
• Laringoskopi/ bronkoskopi
KOMPLIKASI
• Efusi pleura
• Hipoksemia
• Pneumonia kronik
• Bronkiektasis
• Atelektasis (pengembangan paru
yang tidak sempurna/bagian paru-
paru yang diserang tidak
mengandung udara dan kolaps).
• Komplikasi sistemik (meningitis)
Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
• Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
• Immunisasi.
• Menjaga kebersihan prorangan dan
lingkungan.
• Mencegah anak berhubungan dengan
penderita ISPA.
• Agar terhindar dari pneumonia perlu
beberapa langkah strategis seperti:
• Bayangan berawan/nodular
di segmen apikal dan
posterior lobus atas dan
segmen superior lobus
bawah paru.
• Kaviti terutama lebih dari
satu, dikelilingi bayangan
opak berawan atau nodular.
• Bayangan bercak milier.
• Efusi Pleura
Pemeriksaan
Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium
(sputum klien, urine, cairan
kumbah lambung, cairan
serebrospinal, cairan pleura,
jaringan tubuh, feses dan
swab tenggorok).
Manajemen Medis
Manajemen Medis
• Keluhan Utama
Keluhan yang sering menyebabkan klien dengan
TB paru meminta pertolongan dari tim kesehatan
dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
• Keluhan respiratoris, meliputi:
– Batuk
– Batuk darah
– Sesak nafas
– Nyeri dada
• Keluhan sistemis
– Demam
– Keluhan sistemis lain seperti, keringat malam,
anoreksia, penurunan berat badan dan malaise.
• Riwayat Penyakit Saat Ini
– Awal mula keluhan utama.
– Dapat menggunakan format pqrst.
– Keluhan apa yang menyertai keluhan utama?
– Karakteristik sputum?
– Kemampuan mengeluarkan sekret?
Penanganan TBC
• Obat Anti TBC (6-9 bln,
tdk boleh terputus,
terputus dimulai awal)
• Perbaikan nutrisi
• Pola hidup sehat dan
kebersihan diri dan
lingkungan
• Konsultasi ke dokter
secara teratur
Penatalaksanaan
• Pengobatan individu (tuberkulosis aktif) memerlukan
waktu lama
Terapi : kombinasi empat obat
• uji kulit tuberkulin positif antibiotik selama 6-9 bulan
• Pengobatan terdiri atas 2 tahap :
tahap intensif : 2 bln
tahap lanjutan :4-6 bln
Obatnya:
Rifampisin
INH (Isoniazid)
Streptomisin
PAS (Pyrazinamid)
Etambutol
TERAPI
Dasar terapi TB :
a. kombinasi
b. kontinyu
c. lamanya
d. bila obat pertama sdh diganti, dianggap
telah resisten thd obat tsb
e. semua obat sebaiknya diberikan dlm dosis
tunggal, kec pirazinamid
• FIRST LINE DRUGS
INH, RIFAMPISIN, ETHAMBUTOL,
STREPTOMISIN, PZN
• SECOND LINE DRUGS
KAPREOMISIN, SIKLOSERIN,
ETHIONAMIDE, VIOMISIN, KANAMISIN
DOSIS OAT
1.Ektrinsik/Asma Alergi
2.Intrinsik/idiopatik atau non alergik asma
3.Asma Campuran
Manifestasi Klinis
• Saat serangan bernafas cepat dan dalam, gelisah, duduk dengan
dengan keras.
bersamaan.
Total
Timbulnya zat
anafilkasis, histamin,
Hipersensitivitas leukotrien, eosinofilik
bronchiolus dan bradikinin
dispnea Mual,
muntah
Ekspirasi
inadekuat Anoreksia
1. Dx: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d. produksi mucus dalam jumlah berlebihan, d.d. :
– Perubahan frekuensi, ritme dan kedalaman pernapasan
– Suara napas abnormal (ronkhi, whezee)
– Dispnea
Hasil yang diharapkan:
– Mendemonstrasikan batuk efektif
– Suara napas bersih
– Tidak ada dispnea
Intervensi
1) Kaji fungsi respirasi: suara napas, frekuensi, irama, kedalaman, dan penggunaan
otot bantu pernapasan
2) Perhatikan kemampuan untuk mengeluarkan dahak dan kemampuan batuk efektif .
Dokumentasikan karakteristik sputum.
3) Beri pasien posisi semi fowler. Ajarkan batuk efektif dan teknik napas dalam
4) Lakukan suction jika perlu
5) Pertahankan intake cairan adekuat
6) Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi: mukolitik, ekspektoran, bronkodilator
Diagnosa dan Intervensi
2. Dx: ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d. anorksia, d.d. :
– Penurunan berat badan 20% atau lebih
– Gangguan sensasi rasa
– Tonus otot menurun
Hasil yang diharapkan:
– Nafsu makan meningkat
– Berat badan meningkat/ideal
– Nilai lab normal. Bebas dari tanda2 malnutrisi
Intervens
i
1) Kaji status nutrisi pasien dari penerimaan, catat turgor kulit, berat badan dan
derajat kekurangannya berat badan dan pilihan intervensi yang tepat
2) Pastikan pada diet biasa pasien yang disukai atau tidak disukai.
3) Berikan perawatan rnulut
4) Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein.
5) Kolaborasi, rujuk ke ahli gizi untuk menentukan komposisi diet.
TERIMA KASIH
Semoga Bermanfaat