Вы находитесь на странице: 1из 41

PBL 3 Blok 17

Abortus Iminens
Kelompok 11
SKENARIO
 Mrs Bunga, 38 years old, G3P2A0 fro middle
income family comes to the public helath centre
with chief complain vaginal bleeding, she also
complains abdominal cramping and has missed
her period for about 8 weeks. The patient also
feels nausea, sometimes has vomiting and breast
tenderness. A year ago she complained about
vagina discharge with smelly odor and sometime
acompanied by vulvar itchy. The youngest child is
6 years old. Her husband is a truck driver.
 You act as a doctor in the public health centre
and would you please analyse this case.
 Physical examination :
 Height = 155 cm, weight = 50 kg, Bp = 120/80mmHg, PR =
80x/m, RR = 20x/m
 Palpebra conjunctival looked normal, hyperpigmented
areola of breast.

 Gynecological examination :
 Abdomen flat and souffle, symmetric, uterine fundal not
palpable, there is no mass, no pain tenderness and no free
fluid sign.

 Internal examination :
 Speculum exam : portio livide, OUE cose with blood come
out from from OUE, there are no vaginal discharge, cervical
erotion, laceration or polyp.
 Bimanual exam : cervix is soft, the OUE close, no cervical
motion tenderness, uterine size about 8 weeks gestation, ,
both adnexa and paramentrium within normal limit.
 Laboratory finding
 Hb 10 g/dl; Ht = 31 %; RBC 3,1 mill/mm WBC
15.000/mm3; diff count: 0/4/4/4/30/50/8
 ESR 20 mm/hour
 Blood film: Anemia normocyter normochrome
with Leucocytosis and absolute Lymphositosis.
 Urine: Pregnancy test (βHCG) positive
KLARIFIKASI ISTILAH
1. G3P2A0 : hamil 3 kali, melahirkan 2 kali, dan tidak pernah abortus
2. Vaginal bleeding: perdarahan pervaginam
3. Abdominal cramping: kontraksi otot yang lama dan nyeri pada
abdomen
4. Missed her period (amenore): tidak adanya atau berhentinya
periode menstruasi
5. Nausea: sensasi ingin muntah
6. Vomitting: refleks pengeluaran isi lambung
7. Breast tenderness: nyeri tekan pada payudara
8. Vaginal discharge with smelly odor: pengeluaran cairan vagina
yang berbau
9. Vulva itching: gatal pada bagian vulva
10. Soufle: lembut
11. Portio livide: porsio tampak berwarna ungu
12. No cervical motion tenderness: tidak ada nyeri goyang porsio
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Ny. Bunga, 38 tahun, G3P2A0, datang dengan
keluhan utama perdarahan pervaginam
2. Dia mengeluh kram pada perutnya dan
terlambat haid selama kurang lebih 8 minggu
3. Ia mengeluh mual, muntah, dan merasa nyeri
tekan pada payudaranya
4. Satu tahun yang lalu ia mengeluh adanya
pengeluaran cairan pervaginam yang berbau
busuk dan kadang-kadang vulvanya terasa
gatal
5. Suaminya adalah seorang supir truk
6. Anak termudanya berusia 6 tahun
7. Pemeriksaan fisik
 Hiperpigmentasi pada areola mammae
8. Pemeriksaan obstetri
 Portio livide
 OUE tertutup dengan perdarahan dari OUE
 Bimanual: tidak ada nyeri goyang, ukuran uterus = 8
minggu gestasi
9. Pemeriksaan laboratorium
 Hb: 10 g/dL
 Ht: 31%
 RBC: 3,1 mill/mm
 WBC: 15.000/mm3
 ESR: 20 mm/jam
 Blood film: anemia normositer normokromik dengan
leukositosis dan limfositosis absolut
 Urin: β hCG (+)
ANALISIS MASALAH
1. Bagaimanakah perubahn anatomi dan fisiologi pada
wanita hamil trimester pertama?
2. Perdarahan pervaginam
 Apakah penyebabnya?
 Bagaimanakah mekanismenya?
3. Kram perut
 Apa penyebabnya?
 Bagaimana mekanismenya?
4. Mual, muntah, dan nyeri tekan payudara
 Apakah penyebabnya?
 Bagaimana hubungannya dengan kehamilan sekarang?
5.Vaginal discharge
 Apa penyebabnya?
 Bagaimanakah mekanismenya?
6. Apa hubungan pekerjaan suami dan usia anak bungsu dengan
kehamilan sekarang?
7. Penegakan diagnosis
 Anamnesis apa yang perlu ditambahkan?
 Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik dan ginekologis pada
kasus ini?
 Pemeriksaan apa yang dapat ditambahkan?
8. Apa diagnosis banding untuk kasus ini?
9. Apa interpretasi pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan apa
yang dapat ditambahkan untuk kasus ini?
10. Apa diagnosis kerja kasus ini?
11. Bagaimanakah penatalaksanaan kasus ini?
12. Bagaimana prognosis dan komplikasi kasus ini?
HIPOTESIS

 Ny. Bunga, wanita 38 tahun, G3P2A0,


mengalami abortus iminens dengan faktor
risiko infeksi kronik pada genitalia.
PEMBAHASAN
1. Bagaimanakah perubahn anatomi
dan fisiologi pada wanita hamil
trimester pertama?
Perdarahan pervaginam

Penyebab
Perdarahan dapat disebabkan karena:
 Kelainan lokal, misalnya adanya erosio dan polip
pada leher rahim.
 Perdarahan karena kelainan di dalam rongga rahim
biasanya pada kehamilan muda:
 Abortus (keguguran)
 Blighted ovumHamil anggur (mola
hidatidosa)Kehamilan ektopik Perdarahan karena
letak plasenta.
Jenis perdarahan
 Mola hidatidosa: darah coklat, keluar
gelembung-gelembung
 Kehamilan ektopik: warna coklat tua
 Perdarahan implantasi: warna merah,darah
sedikit
 Abortus: berwarna merah, kecuali pada
missed abortion darah warna kehitaman
Hubungan dengan kehamilan
Alat Usia ibu 38 thn
kontrasepsi

Infeksi

↑ kemungkinan kelainan
kromososm
Metabolik toksin, endotoksin,
eksotoksin atau sitokin

Mengganggu proses
implantasi
Memacu abortus

Perdarahan desidua
basalis

Merembes keluar

Perdarahan
pervaginam
Kram perut
Penyebab
 Pada awal kehamilan, kehamilan pada trimester
kedua (akibat peregangan otot dan ligament
uterus), kehamilan ektopik terganggu, abortus
 Endometriosis, kista ovarium, salpingitis akut,
kista ovarium, rupture organ dalam perut
(hepar, ginjal, limpa, lambung)
 Intoleransi laktosa, konstipasi, diverticulitis,
hernia, infeksi traktus urinarius, peradangan
pancreas, ulcerative colitis
Mekanisme
Rangsangan
estrogen dan Penebalan
Kehamilan progesteron uterus

Pengencangan ligament
Posisi berdiri rotundum

Tarikan pada daerah


Terasa nyeri seperti inguinal oleh ligament
keram rotundum
Mual, muntah, dan nyeri tekan
payudara
Penyebab
 Mual dan muntah:
 Karena pada wanita hamil akan terjadi perubahan
yang nyata pada GI tract nya dimanan terjadi
penurunan motilitas otot polos dan peningkatan
sekresi asam hidroklorida dan peptin
dilambung(mengakibatkan mual), sehingga akan
menimbulkan gejala berupa heartburn yang
disebabkan oleh rerlux asam lambung ke esofagus
bagian bawah akibat meurunnya asam lambung
dan manurunnya tonus springter bagian
bawah(muntah).
 Kejang pada payudara:
 Pada wanita hamil terjadi perangsangan
dari pe↑ hormon esterogen dan
progesteron yang mengakibatkan terjadi
peningkatan proliferasi dari duktus
alveolaris dan lobulus alveolaris.
 Tidak haid selama 8 minggu
 Adalah suatu kondisi dimana terhentinya
siklus menstruasi selama >35 hari dan <3
bulan.karena pada kasus menstruasi baru
berhenti selama 2 bulan maka baru
dikategorikan sebagai Oligomenorhea.
 hal tersebut terjadi karena pada wanita
hamilo akan terjadi penghentian dari
ovulasi dan pematangan folikel pun
tertunda .
Vaginal discharge
Penyebab
Situasi berikut yang dapat meningkatkan jumlah vaginal discharge yang normal:
1. Stres emosional
2. Ovulasi
3. Rangsangan seksual
Kondisi yang dapat menyebabkan vaginal discharge abnormal:
1. Vaginosis bakterialis. Disebabkan oleh meningkatnya jumlah bakteri normal
yang menghuni vagina. Dalam jumlah sedikit tidak akan menimbulkan
gangguan.
2. Chlamydia
3. Gonorrhea
4. Candidiasis.
5. Kanker vagina atau serviks
6. Inflamasi vaginitis deskuamosa. Menghasilkan pus atau nanah dalam
dischargenya. Penyebabnya belum jelas.
7. Polip pada vagina. Merupakan suatu jenis neoplasma yang jinak.
Gatal pada vagina atau vulva dapat
disebabkan oleh:
1. Infeksi
Vaginosis bakterial, Candidiasis, dan Trichomoniasis dapat
menyebabkan gatal-gatal. Infeksi ini juga dapat menimbulkan
discharge.
2. Iritasi
Bahan kimia yang kontak dengan vagina atau vulva mungkin
dapat menimbulkan iritasi. Contohnya antara lain deterjen,
pelembut pakaian, serat sintesis, sabun, pembersih vagina,
parfum, tissue toilet, kondom, dan kontrasepsi busa.
3. Perubahan kulit vagina
Perubahan hormonal saat menopause dapat menyebabkan
kekeringan vagina yang akan menimbulkan gatal. Penyakit kulit
seperti psoriasis atau lichen sclerosus dapat menimbulkan
gatal.
Mekanisme
Apa dampaknya dengan kehamilan?

 Adanya keputihan pada kasus ini kemungkinan


besar merupakan akibat dari infeksi. Adanya
infeksi pada organ genital wanita saat hamil
dapat menyebabkan terjadinya abortus pada
kehamilan itu sendiri, atau justru infeksi ini
dapat menyebabkan terjadinya suatu kehamilan
ektopik.
Apa hubungan pekerjaan suami dan usia anak
bungsu dengan kehamilan sekarang?
 Hubungan pekerjaan suami yang berprofesi
sebagai seorang supir truk memiliki resiko
yang tinggi untuk terkena penyakit menular
seksual seperti Sifilis dan GO. Jika suaminya
menderita penyakit menular ini, maka
kemungkinan besar Nyonya Bunga bisa ikut
terkena penyakit tersebut. Hal ini akan
berdampak buruk pada kehamilan Nyonya
Bunga.
Penegakan diagnosis

Anamnesis :
 Perdarahan
 haid terakhir
 pola siklus haid
 ada tidak gejala / keluhan lain,
 cari faktor risiko / predisposisi.
 Riwayat penyakit umum
 riwayat obstetri / ginekologi.
Interpretasi pem. Fisik:

 Height = 155 cm; normal


 weight = 50 kg;  normal
 BP = 120/80 mmHg;  normal
 PR = 80 x/m; 60-100x/m, normal
 RR = 20 x/m.  16-24x/m, normal
 Palpebra conjunctival looked normal, 
normal
 hyperpigmented areola of breasts. 
merupakan tanda2 kehamilan

Pemeriksaan ginekologi :
Inspeksi vulva :
 perdarahan pervaginam ada / tidak jaringan hasil konsepsi, tercium/tidak
bau busuk dari vulva
Inspekulo :
 perdarahan dari kavum uteri,
 ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada/tidak jaringan keluar dari
ostium, ada/tidak cairan atau jaringan berbau busuk dario ostium.
Colok vagina :
 porsio masih terbuka atau sudah tertutup
 teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri,
 besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan,
 tidak nyeri saat porsio digoyang,
 tidak nyeri pada perabaan adneksa,
 kavum Douglasi, tidak menonjol dan tidak nyeri.
Interpretasi
Pada kasus Normalnya Interpretasi
Keadaan umum:
Height = 155 cm 60-100x/m Normal
Weight = 50 kg 16-24x/m, normal
BP = 120/80 mmHg
PR = 80 x/m;
RR = 20 x/m.

External examination:
Abdomen flat and souffle, Abdomen datar dan NORMAL
symmetric, uterine fundal not lunak, bentuknya
palpable, there is no mass, no simetris, fundus uteri
pain tenderness and no fluid tidak teraba (8 minggu
sign. normal kehamilan), tidaka da
nyeri dan tanda ciran
bebas
Internal examination:
Speculum examination: Normal tertutup dan tidak Normal tertutup jika ada
external uterine ostium close with ada darah darah menandakan terjadinya
blood come out from external uterine perdarahan pervaginam
ostium,  SRW kemungkinan abortus, KET,
perdarahan uterine yang
abnormal disebabkan kelainan

Bimanual examination:
the external uterine ostium close, Tertutup pada awal normal
kehamilan
no cervical motion tenderness, Tidak ada normal, jka ada nyeri
menandakan bahwa curiga
kehamilan ektopik
uterine size about 8 weeks gestation, Sesuai dengan usia normal
kehamilan jika tidak sesuai dnegan
kehamilan mungkin
menandakan telah terjadi
kematian janin intra uterine
atau mola.
both adnexa and parametrium within Normal
normal limit.
Apa diagnosis banding untuk kasus ini?
Abortus imminens Kehamilan ektopik Mola hidatidosa
Perdarahan per vagina + + +, sedikit-banyak,
intermiten
Kram abdomen + +
Nyeri sedikit Sangat hebat -
Amenore + + +
Muntah + + +, lebih sering
Portio livide + +
OUE tertutup tertutup terbuka
Cervical motion - + -
tenderness
Ukuran uterus Sesuai usia Sedikit membesar, Lebih besar daripada
kehamilan kadang-kadang teraba lamanya amenore
tumor di samping uterus
βHCG + di urine + - +
Apa interpretasi pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan
apa yang dapat ditambahkan untuk kasus ini?
Pemeriksaa Hasil Normal Interpretasi
n
Hb 10 g/dL 11,5-12,7 g/dL Anemia

Ht 31% 34,5-38,3 % Anemia

RBC 3,1 mill/mm 4,2-4,4 mill/mm Anemia

WBC 15.000/mm3 5.200-9.900/mm3 Leukositosis

DC 0/4/4/4/30/50/8

ESR 20 mm/jam Meningkat


Apusan Anemia normositer Anemia normositer
darah tepi normokrom dengan normokrom dengan
leukositosis dan leukositosis dan limfositosis
limfositosis absolut absolut

Urin Β hCG (+) Tanda-tanda kehamilan


Apa diagnosis kerja kasus ini?
Abortus Iminens
 Definisi
Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang
menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan sauatu
kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih
mungkin berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin. Bari
Abdul, 2000)
Abortus imminen adalah perdarahan pervaginam pada
kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa tanda-tanda
dilatasi serviks yang meningkat ( Mansjoer, Arif M,
1999)
Abortus imminen adalah pengeluaran secret
pervaginam yang tampak pada paruh pertama
kehamilan ( William Obstetri, 1990)
Etiologi
Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab yaitu :
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasanya
menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8
minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah :
a. Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma
X
b. Lingkungan sekitar tempat impaltasi kurang sempurna
c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan
temabakau dan alkohol
2. kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis
karena hipertensi menahun
3. faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat,
keracunan dan toksoplasmosis.
4. kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks
(untuk abortus pada trimester kedua), retroversi uteri,
mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.
 Faktor risiko
 Stres
 Usia ibu > 35 tahun
Manifestasi klinis dan diagnosis
 Keluhan perdarahan pervaginam pada usia
kehamilan < 20 minggu
 Mulas
 Perdarahan minimal dengan nyeri atau tidak
 OUE tertutup
 Besar uterus masih sesuai dengan usia
kehamilan
 Tes kehamilan urin masih positif
 Inspekulo : Ostium tertutup, Keluar darah dari
ostium.
Bagaimanakah penatalaksanaan kasus ini?
 Penanganan umum perdarahan pada kehamilan muda :
 Lakukan penilaian secara cepat mengenaii keadaan umum pasien, termasuk
tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan, dan suhu).
 Periksa tanda-tanda syok (pucat, berkerringat banyak, pingsan, tekanan
sistolik
kurang 90 mmHg, nadi lebih 112 kali per menit).
 Jika dicurigai terjadi syok, segera mullai penanganan syok. Jika tidak terlihat
tanda-tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong
melakukan evaluasi mengenai kondisi wanita karena kondisinya dapat
memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk memulai
penanganan syok dengan segera.
 Jika pasien dalam keadaan syok, pikirkaan kemungkinan kehamilan ektopik
terganggu.
 Pasang infus dengan jarum infus besar (16 G atau lebih), berikan larutan
garam
fisiologik atau ringer laktat dengan tetesan cepat (500 cc dalam 2 jam
pertama).
 Penanganan abortus iminens:
 Bed rest sampai perdarahan berhenti
 Anjurkan untuk tidak melakukan aktifitas fisik secara berlebihan atau
melakukan hubungan seksual
 Penenang jika pasien gelisah  fenobarbital 3x30 mg/hari
 Observasi perdarahan
 Bila perdarahan:
 Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadual dan penilaian ulang bila
terjadi perdarahan lagi
 Terus berlangsung: nilai kondisi janin (uji kehamialn/USG). Lakukan
konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik atau
mola)
 Tidak perlu terapi hormonal (estrogen atau progestin) atau tokolitik
(misalnya
salbutamol atau indometasin) karena obat-obat ini tidak dapat
mencegah abortus.
 Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C
 Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk
mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat.
 Tidak diperlukan pengobatan medik yang khusus atau tirah baring
secara total
Pencegahan:
◦ Mengikuti pola hidup sehat seperti makan makanan
bergizi, tidur teratur, melakukan aktivitas yang tidak
berlebihan serta menghindari rokok, minuman
beralkohol, makanan yang kurang masak/mentah dll.
◦ Sebaiknya hubungan seks pada kehamilan trimester
I dibatasi dan harus hati-hati, karena sperma
mengandung zat yang disebut prostaglandin yang
dapat menyebabkan kontraksi rahim.
◦ Tidak melakukan perjalanan jauh apabila melalui
udara.
◦ Segera memeriksakan diri pada dokter kandungan
bila terlambat haid 2 minggu.
Bagaimana prognosis dan komplikasi kasus ini?
Prognosis
 Dubia et bonam.
Prognosis menjadi kurang baik bila perdarahan berlangsung
lama, perdarahan lebih dari 2-3 minggu, darah berwarna
hitam atau darah tua, disertai rasa nyeri yang sering dan
teratur, mules-mules yang disertai pendataran serta
pembukaan serviks, pada observasi uterus tidak membesar
atau menjadi kecil, dan perdarahan dan nyeri tetap ada dan
tidak hilang dsalam 6 jam.
Komplikasi
 Abortus insipien
 Anemia
 Perdarahan, perforasi syok dan infeksi
 Pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi
dapat terjadi kelainan pembekuan darah.
Thanks

Вам также может понравиться