Вы находитесь на странице: 1из 22

Asuhan

Keperawatan
CA COLORECTAL

KELOMPOK 5
Kelas 4C Keperawatan
PRODI S1 Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
Kanker kolorektal adalah suatu tumor malignan yang muncul dari jaringan epitel
dari kolon atau rectum

1. Stadium 0 Kanker ditemukan mukosa


saja. (carcinoma insitu).
2. Stadium I Kanker telah menyebar
sampai lapisan muskularis (Dukes A
rectal cancer).
3. Stadium II Kanker telah menyebar
keluar rektum ke jaringan terdekat
(Dukes B rectal cancer).
4. Stadium III Kanker telah menyebar ke
limfonodi terdekat (Dukes C rectal
cancer)
5. Stadium IV Kanker telah menyebar ke
bagian lain tubuh seperti hati, paru
atau ovarium. (Dukes D rectal cancer).
Tanda dan Gejala :
1. Perubahan pada kebiasaan BAB atau adanya darah pada feses,
baik itu darah segar maupun yang berwarna hitam.
2. Diare, konstipasi atau merasa bahwa isi perut tidak benar benar
kosong saat BAB
3. Feses yang lebih kecil dari biasanya.
4. Keluhan tidak nyaman pada perut seperti sering flatus, kembung,
rasa penuh pada perut atau nyeri.
5. Penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya.
6. Mual dan muntah.
7. Rasa letih dan lesu.
8. Pada tahap lanjut dapat muncul gejala pada traktus urinarius dan
nyeri pada daerah gluteus.
Faktor Resiko
1. Diet tinggi lemak, rendah serat.
2. Usia lebih dari 50 tahun.
3. Riwayat keluarga satu tingkat generasi dengan riwayat 04 kanker kolorektal
mempunyai resiko lebih besar 3 kali lipat.
4. Familial polyposis coli, Gardner syndrome, dan Turcot syndrome. Pada
semua pasien ini tanpa dilakukan kolektomi dapat berkembang menjadi
kanker rektum. 05
5. Resiko sedikit meningkat pada pasien Juvenile polyposis syndrome, Peutz-
Jeghers syndrome dan Muir syndrome.
6. Terjadi pada 50 % pasien kanker kolorektal herediter nonpolyposis.
7. Inflammatory bowel disease.
06
8. Kolitis Ulseratif (resiko 30 % setelah berumur 25 tahun).
9. Crohn disease, berisiko 4 sampai 10 kali lipat.
PROSEDUR DIAGNOSTIK
1. Jumlah sel-sel darah untuk evaluasi anemia
2. Test Guaiac pada feses untuk mendeteksi bekuan darah di dalam
feses
3. CEA (carcinoembryogenic antigen) adalah ditemukannya
glikoprotein di membran sel pada banyak jaringan, termasuk kanker
kolorektal.
4. Pemeriksaan kimia darah alkaline phosphatase dan kadar bilirubin
dapat meninggi, indikasi telah mengenai hepar.
5. Barium enema sering digunakan untuk deteksi atau konfirmasi ada
tidaknya dan lokasi tumor.
6. X-ray dada untuk deteksi metastase tumor ke paru-paru
7. CT (computed tomography) scan, magnetic resonance imaging
(MRI) atau pemeriksaan ultrasonic dapat digunakan untuk mengkaji
apakah sudah mengenai organ lain melalui perluasan langsung atau
dari metastase tumor.
8. Endoskopi (sigmoidoskopi atau kolonoskopi) adalah test diagnostik
utama digunakan untuk mendeteksi dan melihat tumor
Penatalaksanaan Medis
1) Pembedahan (Operasi)
2) Penyinaran (Radioterapi)
3) Kemotherapy
Konsep Asuhan Keperawatan
PENGKAJIAN
1. Identitas pasien yang perlu untuk dikaji meliputi:
 nama dan alamat
 Jenis kelamin
 Umur: paling sering menyerang orang yang
berusia lebih dari 40 tahun
 Pekerjaan

2. Riwayat Kesehatan Sekarang


Pengkajian ini dilakukan untuk mendukung keluhan utama. Dalam keadaan darurat lakukan
berikan pertanyaan yang bersifat ringkas sehingga jawaban yang diberikan klien hanya kata
“ya” atau “tidak” atau hanya dengan anggukan kepala atau gelengan.

3. Riwayat Kesehatan Sebelumnya:


Pengkajian yang mendukung adalah mengkaji apakah sebelumnya klien pernah menderita
penyakit lain.Orang yang sudah pernah terkena kanker usus besar dapat terkena kanker
usus besar untuk kedua kalinya. Selain itu, wanita dengan riwayat kanker di indung telur,
uterus (endometrium) atau payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terkena
kanker usus besar.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga:
Secara patologi kanker colon tidak diturunkan, tetapi perawat perlu menanyakan apakah
penyakit ini pernah dialami oleh anggota keluarga lainnya mempunyai riwayat kanker usus
besar pada keluarga, maka kemungkinan terkena penyakit ini lebih besar, khususnya jika
saudara anda terkena kanker pada usia muda

5. Riwayat Tumbuh Kembang


Kelainan-kelainan fisik atau kematangan dari perkembangan dan pertumbuhan seseorang
yang dapat mempengaruhi keadaan penyakit seperti gizi buruk atau obesitas.

6. Riwayat Sosial Ekonomi


Pada riwayat sosial ekonomi pasien terkait makanan dan nutrisi yang dikonsumsi oleh
pasien setiap harinya.

7. Riwayat Psikologi
Cara pasien menghadapi penyakitnya saat ini, dapat menerima, ada tekanan psikologis
berhubungan dengan sakitnya itu. Kita kaji tingkah laku dan kepribadian.
Pengkajian Pola Gordon
1. Persepsi kesehatan dan cara pemeliharaan kesehatan
Cara klien menjaga kesehatan, cara menjaga kesehatan, pengetahuan klien tahu tentang
penyakitnya, tanda dan gejala apa yang sering muncul, perilaku mengatasi kesehatan,
pengetahuan penyebab sakitnya.

2. Nutrisi metabolik
Makan atau minum; frekuensi, jenis, waktu, volume, porsi, obat-obatan yang dikonsumsi.

3. Eliminasi
Pola buang air besar atau buang air kecil: frekuensi, warna, konsistensi, keluhan nyeri.

4. Aktivitas dan latihan


Aktivitas sehari-hari yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, bantuan dalam
melakukan aktivitas, keluhan klien saat beraktivitas.

5. Tidur dan istirahat


Kualitas tidur klien, kebiasaan tidur klien, kebiasaan sebelum tidur klien. Biasanya karena
ketidak nyamanan klien dengan kanker kolorektal, nyeri abdomen membuat klien tidak dapat
tidur dengan kualitas yang baik.
6. Kognitif dan persepsi sensori (Pengkajian nyeri PQRST, penurunan fungsi pancaindera, alat bantu
yang digunakan misalnya kaca mata).

7. Persepsi dan konsep diri (Cara klien menggambarkan dirinya sendiri, pandangan klien terhadap
penyakitnya, harapan klien terhadap penyakitnya.)

8. Peran dan hubungan dengan sesama (Hubungan klien dengan sesama, hungan klien dengan
orang lain keluraga, perawat dan dokter)

9. Reproduksi dan seksualitas (Gangguan pada hubungan seksualitas klien, mekanisme koping dan
toleransi terhadap stres)

10.Mekanisme koping dan toleransi terhadap stres (Cara klien menghadapi masalah, cara klien
mengatasi penyakitnya.)

11.Nilai dan kepercayaan (Kebiasaan dalam menjalankan agama, tindakan medis yang bertentangan
dengan kepercayaan klien, menjalankan ajaran agama yang dianut klien, persepsi terkait dengan
penyakit yang dialami dilihat dari sudut pandang nilai dan kepercayaan klien.)
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum:
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis GCS E4V5M6
Skala nyeri 5
Tanda vital:
•Tekanan Darah : 140/90 mm/Hg
•Nadi :105 X/mnt
•RR :24 X/mnt
•Suhu :36°C

•Kepala
Inspeksi :Tidak ada benjolan/kanker kolon , tidak ada lesi dikepala, penyebaran rambut merata,
rambut bersih, hitam, tidak ada ketombe.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Mata
Inspeksi : Konjungtiva anemis, posisi dan kesejajaran mata normal, dilatasi pupil normal, ada reaksi
dengan cahaya, tidak memakai kacamata, fungsi penglihatan normal.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Telinga
Inspeksi :Bentuk dan ukuran telinga normal, tidak ditemukan pembengkakan, telinga dalam
keadaan bersih, ketajaman pendengaran normal.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Hidung
Inspeksi : bentuk hidung normal, simetris, pernapasan cuping hidung, bersih, tidak ada
pembengkakan, tidak ada secret
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Mulut
Inspeksi :Bibir : mukosa bibir kering, rongga mulut : jumlah gigi lengkap, lidah : bersih, warna
lidah putih

Leher
Inspeksi : bentuk normal, simetris, tidak ada distensi vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, teraba nadi karotis
•Dada
Inspeksi : bentuk dada normal , simetris , tidak ada retraksi dada
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara paru-paru sonor (normal), suara jantung pekak
Auskultasi: S1-S2, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan sepertironkhi, wheezing,
snoring

•Abdomen
Inspeksi :Pada inspeksi perlu diperlihatkan, apakah abdomen membuncit atau datar, tapi perut
menonjol atau tidak, umbilikus menonjol atau tidak, apakah ada benjolan – benjolan / massa.
Auskultasi : Peristaltik abnormal
Perkusi :adanya massa padat atau cair akan menimbulkan suara pekak
Palpasi :Adakah nyeri tekan abdomen, adakah massa (tumor, teses) turgor kulit perut untuk
mengetahui derajat hidrasi pasien, apakah hepar teraba?

•Ekstremitas
Ekstremitas Atas
Inspeksi : gerak tangan antara dekstra dan sinistra seimbang, kekuatan otot Palpasi : tidak ada nyeri
tekan, tidak ada benjolan, tidak ada massa
Ekstremitas Bawah
Inspeksi :kekuatan otot dekstra sinistra 5
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak ada massa
•Kulit dan kuku
Inspeksi :
Kulit : kulit lembab, turgor kulit baik
Kuku : kuku pendek dan bersih
Palpasi : CRT >2 detik

•Keadaan lokal
Kondisi umum pasien biasanya adalah composmentis degan nilai GCS 14-15.
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan kompresi
tumor pada ujung saraf nyeri di dinding kolon

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh berhubungan dengan
asupan nutrisi yang tidak adekuat

3. Keletihan berhuungan dengan anemia


karena adanya perdarahan intestinal dan
feses bercampur darah

4. Risiko infeksi berhubungan dengan luka


paca bedah kolostomi
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nyeri akut berhubungan dengan kompresi tumor
pada ujung saraf nyeri di dinding kolon

NOC : NIC :
Setelah dilakukantindakankeperawatan
3x24 jamdiharapkan pasien mampu untuk Manajemen Nyeri
menunjukkan kontrol nyeri dengan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
indikator : termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
1. Mengenali factorpenyebabdari sekala 2 kualitas dan faktor presipitasi
jarang menjadi sekala 4 sering 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
melakukan 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
2. Mengenali onset lamanya sakit dari mengetahui pengalaman nyeripasien
sekala 2 jarang menjadi sekala 4 sering 4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
melakukan 5. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
3. Menggunakan metode pencegahan menentukan intervensi
dari sekala 2 jarang menjadi sekala 4 6. Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi
sering melakukan 7. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
INTERVENSI KEPERAWATAN
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi yang
tidak adekuat
NOC : NIC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24 jam diharapkan Pasien mampu Manajemen nutrisi
untuk menunjukkan peningkatan status
nutrisi dengan indikator : 1. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan
1. Asupan gizi dari skala 2 banyak pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi
menyimpang dari rentang normal 2. Tentukan apa yang menjadi preferensi makanan
ditingkatkan ke skala 4 sedikit bagi pasien
menyimpang dari rentang normal 3. Tentukan jumlah makanan dan kalori untuk
2. Asupan makanan dari skala 2 banyak memenuhi kebutuhan gizi
menyimpang dari rentang normal 4. Monitor kalori dan asupan makanan
ditingkatkan ke skala 4 sedikit
menyimpang dari rentang normal
INTERVENSI KEPERAWATAN
Keletihan berhuungan dengan anemia karena
adanya perdarahan intestinal dan feses bercampur
darah
NOC : NIC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen energi
1x24 jam diharapkan Pasien mampu 1. Kaji statu fisiologis pasien yang menyebabkan
untuk menunjukkan tingkat kelelahan kelelahan
dengan indikator : 2. Ajarkan pasien mengungkapkan perasaan
1. Kelelahan dari skala 2 cukup berat secara verbal
ditingkatkan ke skala 4 menjadi ringan 3. Perbaiki defisit status fisiologis pasien
2. Kehilangan selera makan dari skala 2 4. Pilih intervensi untuk mengurangi kelelahan baik
cukup berat ditingkatkan ke skala 4 secara farmakologi maupun non farmakologi
menjadi ringan 5. Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui
3. Kelenjar getah bening dari skala 2 sumber energi yang adekuat
cukup berat ditingkatkan ke skala 4 6. Monitor lokasi sumber nyeri yang dialami pasien
menjadi ringan 7. Tingkatkan tirah baring dan batasi kegiatan
4. Kegiatan sehari-hari dari skala 2
cukup berat ditingkatkan ke skala 4
menjadi ringan
INTERVENSI KEPERAWATAN
Risiko infeksi berhubungan dengan luka paca
bedah kolostomi
NOC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC :
2x24 jam diharapkan Pasien mampu Kontrol infeksi
untuk menunjukkan tingkat kontrol infeksi 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
dengan indikator : perawatan ke pasien
1. Mengidentifikasi faktor risiko infeksi 2. Pastikan teknik perawatan luka yang tepat
dari skala 2 jarang menunjukkan 3. Perawatan kolostomi atau stoma care
ditingkatkan ke skala 4 sering 4. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda
menunjukkan dan gejala infeksi dan kapan harus melapor ke
2. Mengetahui perilaku yang tenaga kesehatan
berhubungan dengan risiko infeksi 5. Kolaborasi untuk memberikan terapi antibiotik
dari skala 2 jarang menunjukkan yang sesuai
ditingkatkan ke skala 4 sering
menunjukkan
3. Mempertahankan lingkungan yang
bersih dari skala 2 jarang
menunjukkan ditingkatkan ke skala 4
Implementasi
Melaksanakan tindakan sesuai dengan intervensi yang telah di rencanakan dan di
lakukan sesuai dengan kebutuhan klien/pasien tergantung pada kondisinya. Sasaran
utama pasien meliputi peredaan nyeri, mengontrol ansietas, pemahaman dan
penerimaan penanganan, pemenuhan aktivitas perawatan diri, termasuk pemberian
obat, pencegahan isolasi sosial, dan upaya komplikasi.

Evaluasi
Melakukan pengkajian kembali untuk mengetahui apakah semua tindakan yang telah
dilakukan dapat memberikan perbaikan status kesehatan terhadap klien sesuai
dengan kriteria hasil yang diharapkan.
Thank You

Вам также может понравиться