Вы находитесь на странице: 1из 9

KRITERIA PRAKTIK BISNIS YANG

DIPERBOLEHKAN
Penyusun :
Dwiki Achkam Failasuf (2013116116)
Uswatun Hasanah (2013116157)
Sinta Rizki Utari (2013116177)
Pengertian Bisnis yang Diperbolehkan dalam Islam
Dunia bisnis bersifat dinamis, selalu bergerak maju, banyak kreatifitas dan
inovasi sehingga memberikan tantangan sendiri dalam menghadapi masa
depan dengan penuh rasa optimis. Dalam berbisnis umat Islam juga harus
melaksanakannya sesuai dengan syariat Islam. Segala ketentuan
perekonomian dan transaksi bisnis menurut ajaran Islam yang bersumber
dari Al-Qur’an adalah untuk memperhatikan hak individu yang harus
terlindungi dalam masyarakat. Oleh karena itu, syariah mengharamkan
perampokan, pencurian, perampasan, penyuapan, pemalsuan,
pengkhianatan, penipuan, dan memakan riba, karena keuntungan yang
didapat dengan cara – cara tersebut pada hakikatnya diperoleh dengan
mendatangkan kemudaratan kepada orang lain. Dengan demikian, berbisnis
itu tidak masalah. Hanya saja aktivitas ini harus dilakukan dengan penuh
ihtiyath (kehati-hatian) supaya tidak terjerumus ke dalam kategori Maghrib,
yaitu maisir, gharar, dan riba.
Konsep Bisnis Islami
Menurut Al-Qur’an, bisnis yang sukses adalah bisnis yang membawa keuntungan pada
pelakunya dalam dua fase kehidupan, yakni dunia dan akhirat. Pada saat terjadi konflik
diantara keduanya, tindakan yang bijaksana adalah meninggalkan keuntungan yang cepat
namun fana, demi memperoleh keuntungan yang abadi untuk di akhirat kelak. Konsep
bisnis dalam Islam harus dilihat secara menyeluruh dari berbagai aspek perjalanan hidup
manusia. Untuk itulah Islam membuat landasan normatif dalam menjalankan aktivitas
bisnis, diantaranya:
1. Tauhid
2. Keseimbangan
3. Kehendak Bebas
4. Pertanggung Jawaban
Kriteria Bisnis yang Diperbolehkan dalam Islam
1. Kejujuran dalam berbisnis. Rasulullah sangat intens menganjurkan
kejujuran dalam aktivitas bisnis. Dalam tataran ini, beliau bersabda
"Tidak dibenarkan seorang muslim menjual satu jualan yang
mempunyai aib, kecuali ia menjelaskan aibnya," (H.R. Al-Quzwani).
"Siapa yang menipu kami, maka dia bukan kelompok kami," (H.R.
Muslim). Rasulullah sendiri selalu bersikap jujur dalam berbisnis.
2. Menolong atau memberi manfaat kepada orang lain, kesadaran
tentang signifikansi sosial kegiatan bisnis. Pelaku bisnis menurut
Islam, tidak hanya sekedar mengejar keuntungan sebanyak-
banyaknya, sebagaimana yang diajarkan Bapak Ekonomi Kapitalis,
Adam Smith, tetapi juga berorientasi kepada sikap ta’awun
(menolong orang lain) sebagai implikasi sosial kegiatan bisnis.
3. Tidak menipu, baik dalam takaran, ukuran, dan timbangan semua harus
benar. Dalam perdagangan, timbangan yang benar dan tepat harus benar-
benar diutamakan. Firman Allah:
)٣( ٌَ‫) َو ِإ َذا َكالُو ُه ٌْم أ َ ٌْو َوزَ نُو ُه ٌْم يُ ْخ ِس ٌُرون‬٢( ٌَ‫اس يَ ْست َ ْوفُون‬ َ ‫َويْلٌ ِل ْل ُم‬
ٌ ِ َّ‫) الَّذِينٌَ ِإ َذا ا ْكتَالُوا َعلَى الن‬١( ٌَ‫ط ِفِّ ِفين‬
Artinya :"Celakalah bagi orang yang curang, yaitu orang yang apabila
menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi, dan apabila
mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi"
(QS Al-Muthaffifin ayat 112).
4. Tidak menjelekkan bisnis orang lain, agar orang membeli kepadanya. Nabi
Muhammad SAW bersabda, "Janganlah seseorang di antara kalian menjual
dengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual oleh orang lain," (H.R.
Muttafaq ‘alaih).
5. Komoditi bisnis yang dijual adalah barang yang suci dan halal, bukan
barang yang haram.
Ketentuan Barang Bisnis yang Sesuai Etika Bisnis
Islam
Dalam Islam, ketentuan barang yang boleh diperjual-belikan (untuk bisnis)
adalah barang yang baik mutunya (quality). Dalam hal mutu ini, pelaku bisnis
harus memberikan barang yang baik mutunya dengan tidak mengabaikan
tanggung jawab moral dalam dunia bisnis. Karena tanggung jawab
merupakan keseimbangan (balance) antara memperoleh keuntungan
(profit) dan memenuhi norma-norma dasar masyarakat baik berupa hukum,
etika ataupun adat. Beberapa kriteria barang bisnis yang sesuai dengan Etika
Bisnis Islam, diantaranya :
1. Barang bisnis adalah barang yang memiliki manfaat.
2. Barang bisnisnya adalah barang yang memiliki manfaat yang mubah.
3. Barang dan uang yang akan diberi bisa diserahterimakan.
4. Barang dan uang diketahui dengan jelas dan tidak boleh
ada ghoror (ketidakjelasan).
Tata Cara Berbisnis yang Diperbolehkan dalam
Islam
• Proses mencari rezeki bagi seorang muslim merupakan suatu tugas wajib.
• Rezeki yang dicari haruslah rizki yang halal.
• Bersikap jujur dalam menjalankan usaha.
• Semua proses yang dilakukan dalam rangka mencari rezeki haruslah
dijadikan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
• Bisnis yang akan dan sedang dijalankan jangan sampai menimbulkan
kerusakan lingkungan hidup.
• Persaingan dalam bisnis dijadikan sebagai sarana untuk berprestasi secara
fair dan sehat (fastabikul al-khayrat).
• Tidak boleh berpuas diri dengan apa yang sudah didapatkan.
• Menyerahkan setiap amanah kepada ahlinya, bukan kepada sembarang
orang, sekalipun keluarga sendiri.
Menurut Imam Ghazali ada beberapa prinsip bisnis Islami:
• Jika seseorang memerlukan sesuatu, kita harus memberikan dengan
laba yang minimal. Jika perlu tanpa keuntungan.
• Jika seseorang membeli barang dari orang miskin, harga sewajarnya
dilebihkan.
• Jika ada orang yang berhutang dan tidak mampu membayar, maka
diperpanjang, tidak memberatkan dan sebaiknya dibebaskan.
• Bagi mereka yang sudah membeli, tidak puas dan ingin
mengembalikannya, maka harus diterima kembali.
• Pengutang dianjurkan untuk membayar hutangnya lebih cepat.
• Jika penjualan dilakukan dengan kredit, maka sebaiknya jangan
memaksa pembayaran jika pembeli belum mampu.
KESIMPULAN
Bisnis merupakan serangkaian kegiatan yang terdiri dari tukar menukar, jual–
beli, memproduksi–memasarkan, bekerja–mempekerjakan dan interaksi
manusia lainnya dengan maksud untuk memperoleh keuntungan. Segala
ketentuan perekonomian dan transaksi bisnis menurut ajaran Islam yang
bersumber dari Al-Qur’an adalah untuk memperhatikan hak individu yang
harus terlindungi dalam masyarakat. Menurut Al-Qur’an, bisnis yang sukses
adalah bisnis yang membawa keuntungan pada pelakunya dalam dua fase
kehidupan, yakni dunia dan akhirat.

Вам также может понравиться