Вы находитесь на странице: 1из 66

FISIK

Pita Seluloid (Selulosa Triacetate)

OPTIK
Susunan gambar/image yang berurutan
(sequential) yang apabila diproyeksikan
pada layar secara cepat dan berturut-turut
akan menampilkan ilusi gerak

KONSEP
Perpaduan gambar, suara dan gerak
SHOT
bagian paling dasar dari sebuah film.

shot-shot dalam film bermakna ketika


dijukstaposisikan (diurutkan)
serta dibentuk menjadi sebuah peristiwa utuh (scene)
atau bahkan dikonstruksi menjadi sequence.

kecuali pada traveling shot


dan pengambilan panjang (long take)
EDITING
mengurutkan gambar satu ke gambar berikutnya
dengan membuang gambar-gambar yang tidak diperlukan.
(David Bordwell & Kristin Thompson, Film Art, an Introduction).

editing menghilangkan ruang dan waktu


yang tidak penting serta, menghubungkan shot satu
dengan shot lainnya, satu adegan dengan lainnya.
(Louis Giannetti, Understanding Movie).
EARLY CINEMA
1895
Film pertama kali dibuat hanya berupa
kejadian-kejadian singkat yang diambil secara long shot
dalam single take

Louis Lumiere & Auguste Lumiere


- La Sortie de l’Usine Lumiere (1895)
- Arrival of a Train at the Station (1896)

Thomas Alfa Edison


1902
Eksperimen transformasi teater ke film,
diambil secara long shot dalam single take
pada tiap babak (sequence shot)

George Melies
- Cinderella( 1899)
- A Trip to The Moon (1902)
1903 : Awal Konsep Kontiniti
Film sudah mulai bercerita, diambil secara long shot
dalam single take pada tiap babak (sequence shot)

Edwin S. Porter
- Life of an American Fireman ( 1903)
- The Great Train Robbery (1903)
1908 : Kontiniti & Konstruksi Dramatik
Titik tolak konsep dekupase / pemecahan shot yang
dikonstruksi menjadi susunan dramatik.

D.W. GRIFFITH
- The Greaser’s Gauntlet ( 1908)
- The Birth of Nation ( 1915)

CUTTING TO CONTINUITY
CUT TO CUT
Match Cut
Metode penyambungan dimana dalam shot kedua
atau selanjutnya masih ada elemen-elemen visual
shot yang pertama atau sebelumnya
yang bertujuan untuk penekanan atau memberi
informasi yang lebih luas.
Penyambungan gambar dengan perurutan gambar
dimana gambar berikutnya adalah kelanjutan
dari aksi sebelumnya dalam sudut yang berbeda
Cutaway
Metode penyambungan dimana dalam shot kedua
atau selanjutnya masih ada elemen-elemen visual
shot yang pertama atau sebelumnya
yang bertujuan untuk memberi informasi yang
lebih banyak kepada penonton
OPTICAL EFFECT
Fade
Transisi gradual dari black/white screen ke gambar (FADE IN)
atau sebaliknya (FADE OUT)

Dissolve
Transisi dua shot dimana shot pertama
secara gradual menghilang dan secara gradual pula
digantikan oleh shot kedua

Wipe
Transisi dua shot dengan pola menghapus.
Wipe merupakan transisi yang paling nyata dan dinamis
karena menggunakan pendekatan grafis.
Continuity
(kesinambungan)

Alternatives to Continuity
(Kesinambungan Alternatif)
Continuity (Kesinambungan)
Membuat penonton merasa nyaman / tidak terganggu
oleh ketidakjelasan ruang maupun waktunya.

Kesinambungan Ruang (Spatial Continuity )


Kesinambungan Waktu (Temporal Continuity)
Kesinambungan Ruang
- Kaidah 180o
- Eyeline Match
- Shot / Reverse Shot
- Screen Direction (arah pandang & gerak)
Kesinambungan Waktu
- Urutan Waktu (Temporal Order) :
- Flash Forward
- Flash Back
- Durasi (Temporal Duration) :
- screen duration
- story duration
- plot duration
- Frekuensi (Temporal Frequency) : waktu yang berulang
Kaidah 180°
Aturan umum dalam editing kontiniti
dimana posisi kamera harus mengindikasikan
satu sisi sudut pandang adegan dalam satu ruang
yang membentuk poros 180 derajat.

Aturan ini untuk menjaga konsistensi hubungan ruang dan


pergerakan dari shot satu ke shot lainnya.
Kaidah 180°
Memastikan bahwa posisi obyek dalam frame
akan selalu konsisten
180°rules
KONSISTENSI POSISI

KONSISTENSI ARAH PANDANG

KONSISTENSI PERGERAKAN
Eyeline Match
Garis mata yang seolah-olah menghubungkan
kedua mata tokoh sehingga posisi tokoh
dapat terjelaskan
Point of View & Reverse Shot
Setiap apa yang dilihat oleh tokoh harus
ditampakkan di dalam urutan shot-nya
baik orang atau benda.
DIMENSI EDITING
Inti DIMENSI EDITING adalah KETERHUBUNGAN

sebuah shot apabila disambung dengan shot lain,


pasti kedua shot tersebut memiliki KETERKAITAN,
baik secara grafis, ritmis (ritme), spasial (ruang)
dan temporal (waktu).
Garis
Bentuk
Cahaya
Warna
Gerak
(subyek dan atau kamera)
Maka bila sebuah shot
disambung dengan shot lain
PASTI ada hubungan grafis :

- graphical continuity
- graphical match
- graphical contrast
Graphical Continuity

SHOT 1 SHOT 2
Graphical Match

SHOT 1 SHOT 2
Graphical Contrast

SHOT 1 SHOT 2
Ritme yang ada di dalam setiap shot :
- Frame size/type of shot
(ukuran besar gambar/frame)
- Gerak (gerak subyek, gerak kamera,
gerak kombinasi subyek dan kamera)
Ritme Internal - Suara (dialog, efek dan musik)
Ritme yang dihasilkan oleh
persambungan 2 shot atau lebih
Dan dipengaruhi oleh durasi shot
Ritme Eksternal (panjang pendeknya shot)
Melalui editing bisa dihubungkan
ruang dalam realita dengan
ruang dalam film (ruang buatan/artifisial)

Ketersambungan antara 2 shot atau lebih


yang bisa menciptakan ruang baru yang
ada di dalam kepala penonton.

coexistence spatial
ruang yang berdampingan
Dimensi Spatial

SHOT 1 SHOT 2
Film time (waktu filmis) : durasi peristiwa dalam film
editing mampu memanipulasi waktu penceritaan
yang kemudian terbagi menjadi :

Time Elipsis
Waktu yang diperpendek dari waktu realitas

Time Expand
Waktu yang diperpanjang dari waktu realitas
Alternatives to Continuity
Tujuan : Mengganggu penonton

- Tidak digunakannya salah satu syarat Continuity


- Kaidah 360o
- Kemungkinan Grafis & Ritmis
- Discontinuity :
Jump Cut & Non-Diegetic Insert
SPEECH
Dialog
Pembicaraan dua orang atau lebih dengan sumber suara
itu terlihat di layar dan ruang cerita.

Monolog
Pembicaraan satu orang dengan sumber suara
terlihat di layar dan ruang cerita.

Direct Address
Pembicaraan yang dilakukan oleh satu orang yang seolah-olah
berbicara dengan penonton.
Misalnya reporter. atau perasaan si tokoh yang terlihat di layar.
Narasi
Pembicaraan yang sumber suaranya tidak terlihat di layar
maupun di ruang cerita.

Voice Over
Pembicaraan yang sumber suaranya tidak terlihat di layar
namun ada di ruang cerita.

Internal Monolog
Pembicaraan yang sumber suaranya diasumsikan dari
pikiran atau perasaan si tokoh yang terlihat di layar.
Pembentuk realitas

Pengganti gambar tidak efektif

Pengganti gambar tidak efisien

Pembentuk ruang

Pembentuk waktu

FUNGSI SUARA Pembentuk suasana


DIMENSI SUARA
Ritmis, Fidelity, Waktu, Ruang

Non-Diegetic
Suara dari ruang cerita

Diegetic
Suara bukan dari ruang cerita, misalnya : Narasi, musik.
master tape

camera report/ material checking logging


shooting report (edit on mind) coding the rushes

batch digitizing /
batch capture
sync
bahan mentah /
SCRIPT
rough material
sinkronisasi

FIRST ASSEMBLY
ROUGH CUT
Tahapan Editing
- Sinkronisasi
Sinkronisasi gambar dan suara jika perekaman terpisah
- Screening Rushes
Tahapan preview materi untuk membentuk ‘edit on mind’
-NG (No Good) cutting :
Logging
Pencatatan shot secara komprehensif
Shot Selection
Pemilihan shot
- Editing Script
Perencanaan susunan struktur editing berdasarkan naskah
- Assembly
Pengurutan gambar terpilih sesuai struktur
- Rough Cut
Menata gambar sesuai struktur maupun plot
dengan penyambungan kasar. Dalam tahap ini masih
dimungkinkan perubahan susunan gambar
- Fine Cut & Trimming
Menyambung gambar secara presisi dengan susunan sesuai
struktur
- Final Edit / Picture Lock
Hasil akhir editing yang merupakan kesepakatan sutradara,
produser dan editor. Tahap ini disebut tahapan off-line
- On-Line Editing
Tahap finalisasi editing melalui penambahan grafis, musik, sfx dsb.
VTR Log (shooting report)

TIME CODE MARKING


SCENE/
TAKE VISUAL KET
SHOT/ NOT
IN OUT GOOD
GOOD
1 TUGU YOGYA 00:02:20 00:10:05 G OK

5/1 2 TUGU YOGYA 00:21:20 00:28:10 G OPTIONAL

3 TUGU YOGYA 00:34:12 00:40:15 NG

1 HUMAN INTERES 01:40:12 01:48:15 G OK


5/2
2 HUMAN INTERES 02:04:00 02:11:12 NG

1 KRATON 04:05:15 04:12:10 NG


5/3
2 KRATON 04:56:11 05:02:00 G OK

Вам также может понравиться