Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
epistaksis
Oleh :
Dewi Ayu Kusumawati
Pembimbing:
dr. Dewi Nurindah, Sp.A
Perkembangan :
Motorik kasar : normal
Motorik halus : normal
Adaptasi sosial : normal
Bahasa : normal
Kognitif : normal
Motorik : normal
Anamnesis sistem
Kulit : warna kulit sawo matang, pucat (-) Kadiovaskuler : nyeri dada (-), berdebar-debar (-
)
gatal (-), kulit kering (-) bintik merah (-).
Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), diare (-),
Kepala : pusing (-), nyeri (-) nyeri ulu hati (-)
Mata : pandangan mata berkunang-kunang (-), Genitourinaria : BAK normal
penglihatan kabur (-) Neurologik : kejang (-), lumpuh (-), kesemutan(-
Hidung : tersumbat (-), mimisan (-), sekret (-) ),
purulen (-) penurunan kesadaran (-)
Telinga : pendengaran berkurang (-), Muskuloskeletal : kaku sendi (-), nyeri otot (-),
perdarahan (-) Atas kanan : bengkak (-), sakit (-), luka (-)
Tenggorokan : sakit menelan (-), serak (-) Atas kiri : bengkak (-), sakit (-), luka (-)
Pernafasan : sesak nafas (-), batuk (-), dahak (-) Bawah kanan : bengkak (-), sakit (-), luka (-)
Bawah kiri : bengkak (-), sakit (-), luka (-)
Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : Cukup
Antropometri : BB : 38 kg
Tanda Vital
Tekanan darah: -/- mmHg
Nadi : 97x / menit
Pernafasan : 21 x /menit, regular
Suhu : 37,6 oC
Kepala : Bentuk normosephalic, wajah simetris, tidak ada luka, makula (-
),papula (-), nodul (-)
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), reflek cahaya (+/+), edema
palpebra (-/-), cowong (-/-), pupil isokor diameter 3 mm, radang (-/-)
Telinga : Posisi dan bentuk normal, deformitas (-), nyeri tekan mastoid (-/-), sekret (-/-
), pendengaran dalam batas normal
Hidung : Nafas cuping hidung (-), sekret (-/-), epistaksis (-/-), deformitas (-/-)
Mulut dan tenggorokan : Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-),
tremor (-), gusi berdarah (-), sariawan (-), lidah terasa pahit (-), mukosa kering (-)
Leher : Pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-)
Paru : Dalam batas normal
Cadriovaskular : Dalam batas normal
Gastrointestinal : Bising usus (+)
Genitourinaria dan ginekologi : Dalam batas normal
Neurologi : Dalam batas normal
Muskuloskeletal : Dalam batas normal
Status gizi : Overweight
Pemeriksaan penunjang
Darah Lengkap Foto waters
Hasil Nilai normal Terdapat perselubungan pada sinus
Hemoglobin 11,8 10,8-15,6 maxilaris
Hematokrit 35,8 33-45
MCV 76,6 74-102
MCH 25,2 23-34
MCHC 32,9 28-36
Eritrosit 4,67 4,0 – 5,0
Leukosit 2550 6000-13.500
Trombosit 150.000 142.000-424.000
Diagnosis banding Diagnosis Kerja
• Epistaksis e.c trauma Epistaksis e.c sinusitis maxilaris
• Epistaksis e.c sinusitis
• Trombositopenia
Terapi
• infus D5 ½ NS 1700cc/24jam
• Antrain 3x40 mg iv
• Dexametason 3x 7,5 mg iv
• Ranitidin 2x40mg iv
• Tremenza syr 3x1 cth
Tinjauan pustaka
• Definisi
Epistaksis adalah perdarahan dari hidung yang dapat terjadi
akibat sebab lokal atau sebab umum (kelainan sistemik).
• Etiologi
Epistaksis dapat ditimbulkan oleh sebab-sebab lokal dan umum atau kelainan
sistemik :
1. Lokal : Trauma, Infeksi lokal, Neoplasma, Kelainan kongenital, Perubahan
lingkungan
2. Sistemik : Penyakit kardiovaskuler, Kelainan darah, kelainan hormonal,
• Patofisiologi
Bagian septum nasi anterior inferior merupakan area yang berhubungan langsung
dengan udara, hal ini menyebabkan mudah terbentuknya krusta, fisura dan retak
karena trauma pada pembuluh darah tersebut.
aktifitas normal dilakukan seperti menggosok-gosok hidung dengan keras trauma
ringan pada pembuluh darah sehingga terjadi ruptur dan perdarahan.
Hal ini terutama terjadi pada membran mukosa yang sudah terlebih dahulu
mengalami inflamasi akibat dari infeksi saluran pernafasan atas, alergi atau sinusitis
• Sumber Perdarahan
• Tatalaksana
1. Perbaiki keadaan umum infus D5 ½ NS 1700cc/24jam
2. Hentikan perdarahan : duduk dengan kepala ditegakkan, kemudian cuping
hidung ditekan ke arah septum selama 5-20 menit baik dengan tangan.
3. Atasi penyebab epistaksis dexametason 3x7,5 mg iv
Ranitidin 2x40 mg iv
Antrain 3x400mg iv
Tremenza syr 3x1cth
Amoxicillin 3x1 tab p.o
penutup
• Kesimpulan :
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pasien
didiagnosis epistaksis e.c sinusitis maxilaris. Dilihat dari pemeriksaan penunjang foto
waters terdapat perselubungan pada sinus maxilaris. Epistaksis terjadi karena
rupturnya dari pembuluh darah, hal ini terutama terjadi pada membran mukosa
yang sudah terlebih dahulu mengalami inflamasi akibat dari infeksi saluran
pernafasan atas, alergi atau sinusitis. Dalam penatalaksaannya ialah diatasi kondisi
umum dengan infus D5 ½ NS, dihentikan perdarahan dengan menekan cuping
hidung dan atasi penyebabnya.
• Saran
Perlu dilakukan literature review yang lebih mendalam sehingga laporan
kasus ini dapat menyajikan informasi yang lebih komprehensif dan dapat
menjadi tambahan wawasan bagi pembaca dan penulis.