Вы находитесь на странице: 1из 20

Laporan Kasus

epistaksis

 Oleh :
 Dewi Ayu Kusumawati

 Pembimbing:
 dr. Dewi Nurindah, Sp.A

 LABORATORIUM OBSTETRI GINEKOLOGI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
 FAKULTAS KEDOKTERAN
 UNIVERSITAS ISLAM MALANG
 2019
Identitas

 Nama : An. NEA


 Status : Belum Menikah
 Tanggal lahir : 25 November
2008  Suku : Jawa
 Umur : 10 tahun 5 bulan  Alamat : Bululawang Malang
14 hari
 Masuk RS : Kamis, 09 Mei 2019
 Jenis kelamin : Perempuan
 No. RM : 471197
 Pekerjaan : pelajar
 Agama : Islam
Anamnesis
 Keluhan utama : Demam
 Riwayat penyakit sekarang :
 An. NEA dirawat di RSUD Kanjuruhan sejak tanggal 09 Mei 2019 dengan keluhan
awal demam. Dari anamnesa yang dilakukan demam sejak kurang lebih 4 hari
yang lalu, dan tadi pagi pasien mengalami mimisan dengan jumlah cukup banyak
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga
 Riwayat epilepsi : tidak ada  Riwayat keluarga dengan penyakit
serupa : tidak ada
 Riwayat demam berdarah : tidak ada
 Riwayat hipertensi : tidak ada
 Riwayat tifoid : tidak ada
 Riwayat diabetes: tidak ada
 Riwayat hipertensi : tidak ada
 Riwayat penyakit jantung : tidak ada
 Riwayat diabetes: tidak ada
 Riwayat penyakit menular : tidak
 Riwayat sakit kuning : tidak ada
ada
 Riwayat Asma : tidak ada
• Riwayat kebiasaan : tidak didapatkan data
• Riwayat Sosial Ekonomi Keluarga : Sosial ekonomi golongan
menengah kebawah
• Riwayat pengobatan : Tidak ada keterangan
• Riwayat Alergi : tidak ada
• Riwayat Tumbuh Kembang:
Riwayat Kehamilan dan Persalinan : Natal, Lahir normal di bidan pada usia kehamilan 9
bulan
 Makan dan Minum :
 Makan : ASI sampai usia 7 bulan
 PASI jenis bubur
 Imunisasi : Dasar lengkap

 Perkembangan :
 Motorik kasar : normal
 Motorik halus : normal
 Adaptasi sosial : normal
 Bahasa : normal
 Kognitif : normal
 Motorik : normal
Anamnesis sistem
 Kulit : warna kulit sawo matang, pucat (-)  Kadiovaskuler : nyeri dada (-), berdebar-debar (-
)
 gatal (-), kulit kering (-) bintik merah (-).
 Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), diare (-),
 Kepala : pusing (-), nyeri (-) nyeri ulu hati (-)
 Mata : pandangan mata berkunang-kunang (-),  Genitourinaria : BAK normal
 penglihatan kabur (-)  Neurologik : kejang (-), lumpuh (-), kesemutan(-
 Hidung : tersumbat (-), mimisan (-), sekret (-) ),
 purulen (-)  penurunan kesadaran (-)

 Telinga : pendengaran berkurang (-),  Muskuloskeletal : kaku sendi (-), nyeri otot (-),

 berdengung (-) keluar cairan (-)  pegal – pegal (-)

 Mulut : sariawan (-), mulut kering (-)  Ekstremitas

 perdarahan (-)  Atas kanan : bengkak (-), sakit (-), luka (-)

 Tenggorokan : sakit menelan (-), serak (-)  Atas kiri : bengkak (-), sakit (-), luka (-)

 Pernafasan : sesak nafas (-), batuk (-), dahak (-)  Bawah kanan : bengkak (-), sakit (-), luka (-)
 Bawah kiri : bengkak (-), sakit (-), luka (-)
Pemeriksaan fisik
 Keadaan Umum : Cukup
 Antropometri : BB : 38 kg
 Tanda Vital
 Tekanan darah: -/- mmHg
 Nadi : 97x / menit
 Pernafasan : 21 x /menit, regular
 Suhu : 37,6 oC
 Kepala : Bentuk normosephalic, wajah simetris, tidak ada luka, makula (-
),papula (-), nodul (-)
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), reflek cahaya (+/+), edema
palpebra (-/-), cowong (-/-), pupil isokor diameter 3 mm, radang (-/-)
 Telinga : Posisi dan bentuk normal, deformitas (-), nyeri tekan mastoid (-/-), sekret (-/-
), pendengaran dalam batas normal
 Hidung : Nafas cuping hidung (-), sekret (-/-), epistaksis (-/-), deformitas (-/-)
 Mulut dan tenggorokan : Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-),
tremor (-), gusi berdarah (-), sariawan (-), lidah terasa pahit (-), mukosa kering (-)
 Leher : Pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-)
 Paru : Dalam batas normal
 Cadriovaskular : Dalam batas normal
 Gastrointestinal : Bising usus (+)
 Genitourinaria dan ginekologi : Dalam batas normal
 Neurologi : Dalam batas normal
 Muskuloskeletal : Dalam batas normal
 Status gizi : Overweight
Pemeriksaan penunjang
Darah Lengkap Foto waters
Hasil Nilai normal  Terdapat perselubungan pada sinus
Hemoglobin 11,8 10,8-15,6 maxilaris
Hematokrit 35,8 33-45
MCV 76,6 74-102
MCH 25,2 23-34
MCHC 32,9 28-36
Eritrosit 4,67 4,0 – 5,0
Leukosit 2550 6000-13.500
Trombosit 150.000 142.000-424.000
Diagnosis banding Diagnosis Kerja
• Epistaksis e.c trauma  Epistaksis e.c sinusitis maxilaris
• Epistaksis e.c sinusitis
• Trombositopenia
Terapi
• infus D5 ½ NS 1700cc/24jam
• Antrain 3x40 mg iv
• Dexametason 3x 7,5 mg iv
• Ranitidin 2x40mg iv
• Tremenza syr 3x1 cth
Tinjauan pustaka
• Definisi
 Epistaksis adalah perdarahan dari hidung yang dapat terjadi
akibat sebab lokal atau sebab umum (kelainan sistemik).
• Etiologi
Epistaksis dapat ditimbulkan oleh sebab-sebab lokal dan umum atau kelainan
sistemik :
1. Lokal : Trauma, Infeksi lokal, Neoplasma, Kelainan kongenital, Perubahan
lingkungan
2. Sistemik : Penyakit kardiovaskuler, Kelainan darah, kelainan hormonal,
• Patofisiologi

Bagian septum nasi anterior inferior merupakan area yang berhubungan langsung
dengan udara, hal ini menyebabkan mudah terbentuknya krusta, fisura dan retak
karena trauma pada pembuluh darah tersebut.
aktifitas normal dilakukan seperti menggosok-gosok hidung dengan keras  trauma
ringan pada pembuluh darah sehingga terjadi ruptur dan perdarahan.
Hal ini terutama terjadi pada membran mukosa yang sudah terlebih dahulu
mengalami inflamasi akibat dari infeksi saluran pernafasan atas, alergi atau sinusitis
• Sumber Perdarahan

Pada umumnya terdapat dua sumber


perdarahan, yaitu dari bagian anterior dan
posterior.
1. Epistaksis anterior dapat berasal dari Pleksus
Kiesselbach, merupakan sumber
perdarahan paling sering dijumpai anak-
anak. Dapat juga berasal dari arteri ethmoid
anterior. Perdarahan dapat berhenti sendiri
(spontan) dan dapat dikendalikan dengan
tindakan sederhana.
2. Epistaksis posterior, berasal dari arteri
sphenopalatina dan arteri ethmoid posterior.
Perdarahan cenderung lebih berat dan
jarang berhenti sendiri. Sering ditemukan
pada pasien dengan penyakit
kardiovaskular
Diagnosis Tatalaksana
1. Anamnesis 1. Perbaiki keadaan umum
2. Evaluasi sumber dan penyebab : 2. Hentikan perdarahan : duduk
dengan kepala ditegakkan,
Rinoskopi anterior
kemudian cuping hidung ditekan ke
Rinoskopi Posterior arah septum selama 5-20 menit baik
Rontgen sinus dengan tangan.

Skrining Riwayat Penyakit 3. Atasi penyebab epistaksis


pembahasan
• Penegakan diagnosis :
Diagnosis pada pasien ini dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Dari anamnesis :
pasien tidak ada keterangan trauma seperti akibat usaha mengeluarkan sekret
hidung dengan kuat, bersin, mengorek hidung, trauma seperti terpukul, jatuh dan
sebagainya.
Pasien juga tidak ada keterangan mengenai riwayat epistaksis sebelumnya
Dari Pemeriksaan Fisik :
Suhu : 37,6 oC  terjadi inflamasi
 Dari Pemeriksaan Penunjang
 Darah Lengkap   trombosit >100.000

 Foto Waters  perselubungan pada sinus maxilaris  sinusitis maxilaris


Diagnosis banding
Epistaksis e.c trauma  tidak ada keterangan trauma
Epistaksis e.c sinusitis  hasil foto waters terdapat perselubungan pada sinus
maxilaris
Trombositopenia  hasil laboratorium, trombosit > 100.000
Sehingga diagnosis pasien tersebut Epistaksis e.c sinusitis maxilaris

• Tatalaksana
1. Perbaiki keadaan umum  infus D5 ½ NS 1700cc/24jam
2. Hentikan perdarahan : duduk dengan kepala ditegakkan, kemudian cuping
hidung ditekan ke arah septum selama 5-20 menit baik dengan tangan.
3. Atasi penyebab epistaksis  dexametason 3x7,5 mg iv
Ranitidin 2x40 mg iv
Antrain 3x400mg iv
Tremenza syr 3x1cth
Amoxicillin 3x1 tab p.o
penutup
• Kesimpulan :
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pasien
didiagnosis epistaksis e.c sinusitis maxilaris. Dilihat dari pemeriksaan penunjang foto
waters terdapat perselubungan pada sinus maxilaris. Epistaksis terjadi karena
rupturnya dari pembuluh darah, hal ini terutama terjadi pada membran mukosa
yang sudah terlebih dahulu mengalami inflamasi akibat dari infeksi saluran
pernafasan atas, alergi atau sinusitis. Dalam penatalaksaannya ialah diatasi kondisi
umum dengan infus D5 ½ NS, dihentikan perdarahan dengan menekan cuping
hidung dan atasi penyebabnya.

• Saran
Perlu dilakukan literature review yang lebih mendalam sehingga laporan
kasus ini dapat menyajikan informasi yang lebih komprehensif dan dapat
menjadi tambahan wawasan bagi pembaca dan penulis.

Вам также может понравиться