Вы находитесь на странице: 1из 66

ANTI KORUPSI

Safril
Widya Iswara Muda

Hotel NASA
Banjarmasin, Kalimantan Selatan
AyoKamiberbagi pengetahuan dan pengalaman
tinggal di JL. PALEM
(KARANGREJO) KOMPLEK
WIDYA CITRA GRAHA II NO. D5, Tentang
BANJARBARU

Saya SAFRIL
Saya Istri SAFRIL
Tujuan Umum
Faham
• Nilai-nilai dasar Anti Korupsi dan
aktualisasinya

Mampu
• Berperilaku yang amanah dan jujur serta
berperan dalam pencegahan korupsi di
lingkungan kerjanya.
• Menilai dan menganalisis penerapan anti
korupsi secara tepat
Tujuan Khusus
Menjelaskan
• Konsep korupsi
• Anti Korupsi
• Upaya pencegahan dan pemberantasan
korupsi
• Tata cara pelaporan dugaan pelanggaran
tindakan pidana korupsi
• Gratifikasi
• Kasus-kasus korupsi
• Konsep korupsi
• Anti Korupsi
• Upaya pencegahan dan
pemberantasan korupsi
Agenda • Tatacara pelaporan dugaan
pelanggaran tindakan pidana
korupsi
• Gratifikasi
• Kasus-kasus korupsi
KERANGKA KONSEP PAPARAN ANTI KORUPSI Perenca
 Kerja keras naan

 Jujur  Sederhana
 Disiplin  Mandiri
Evaluasi
dan Implem
 Tanggung- Penilaian entasi
Kinerja
jawab
 Adil Laporan
Pertanggungja
 Berani waban

 Peduli

Kontrol
Akuntabilitas Transparansi Kewajaran Kebijakan Kebijakan

INDIVIDU ORGANISASI MASYARAKAT SISTEM

Pencegahan KORUPSI Penindakan

Material Benefit
Betrayal of Trust Abuse of Power
(Mendaptkan keuntungan
(Penyalahgunaan kekuasaan tanpa material yang bukan haknya
(Menghianati kepercayaan)
mendapatkan keuntungan materi) melalui keuasaan)
• Sudut pandang penilaian korupsi
• Etimologi korupsi
• Ciri-ciri Korupsi
Konsep
• Bentuk dan jenis Tindak Pindana
Korupsi
Korupsi
• Tingkatan Korupsi
• Penyebab Korupsi menurut BPKP
dan Itjen Kemenkes
IPK

Mutu Jumlah Hari Mendapatkan


Pelayanan Izin di Indonesia

Publik ?

Indikator Kemudahan
Bgmn sudut Melakukan Bisnis

pandang orang

PERC Ltd.
PERC -
lain thd Country Risk ?
Annual Graft
Ranking

korupsi? Global
Corruption
Barometer

Institute of
Management The World
Development Competitiveness
Daya saing ? (IMD) Geneva Scoreboard

Growth Competitiveness Index (GCI)


rankings, dalam
Global Competitiveness Reports
Etimologi…(cont’d)
Bahasa Inggris Bahasa Perancis Bahasa Belanda

Corruption, Corruptie,
Corruption
Corrupt Korruptie

Jahat, rusak,
Rusak
curang

Istilah “korupsi” yang dipakai di Indonesia


merupakan turunan dari bahasa Belanda
Beberapa terminologi korupsi
Istilah korupsi berasal dari bahasa latin
“corrumpere”, “corruptio” , “corruptus”
• Korup = busuk, palsu, suap (kamus
besar bahasa Indonesia, 1991)
• Korup = suka menerima uang sogok,
menyelewengkan uang/barang milik
perusahaan atau negara, menerima
uang dengan menggunakan jabatan
untuk kepentingan pribadi (kamus
hukum, 2002)
• Korup = kebejatan, ketidakjujuran, tidak
bermoral, penyimpangan dari kesucian
(the lexicon webster dictionary, 1978)
Ciri-ciri Korupsi
1. Dilakukan oleh lebih dari 1 orang.
2. Merahasiakan motif, ada keuntungan
yang ingin diraih.
3. Berhubungan dengan kekuasaan /
kewenangan tertentu.
4. Berlindung dibalik perlindungan hukum.
5. Melanggar kaidah kejujuran dan norma
hukum.
6. Menghianati kepercayaan.
7 Klasifikasi Korupsi
Merugikan Keuangan
Negara
1
2 Suap
Konflik 7
Kepentingan

3 Gratifikasi
KORUPSI

Perbuatan 6
Curang
4
Penggelapan
Pemerasan 5 dalam Jabatan

12
Bentuk / jenis TPK, dengan pengelompokan sbb:
1. Kerugian Keuangan Negara
- Pasal 2
- Pasal 3
2. Suap – Menyuap
- Pasal 5 ayat (1) huruf a - Pasal 11
- Pasal 5 ayat (1) huruf b - Pasal 6 ayat (1) huruf a
- Pasal 13 - Pasal 6 ayat (1) huruf b
- Pasal 5 ayat (2) - Pasal 6 ayat (2)
- Pasal 12 huruf a - Pasal 12 huruf c
- Pasal 12 huruf b - Pasal 12 huruf d

3. Penggelapan dalam jabatan 4. Pemerasan


- Pasal 8 - Pasal 12 huruf e
- Pasal 9 - Pasal 12 huruf g
- Pasal 10 huruf a - Pasal 12 huruf h
- Pasal 10 huruf b
- Pasal 10 huruf c
5. Perbuatan curang 6. Benturan kepentingan dalam pengadaan
- Pasal 7 ayat (1) huruf a - Pasal 12 huruf h
- Pasal 7 ayat (1)huruf b - Pasal 12 huruf I
- Pasal 7 ayat (1) huruf c
- Pasal 7 ayat (1) huruf d 7. Gratifikasi
- Pasal 7 ayat 2 - Pasal 12 B jo. Pasal 12 C
Tindak Pidana Lain
yang berkaitan dengan TPK :
1. Merintangi Proses pemeriksaan perkara Korupsi :
- Pasal 21
2. Tidak memberi keterangan atau memberi keterangan tidak benar
:
- Pasal 22 jo. Pasal 28
3. Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka:
- Pasal 22 jo. Pasal 29
4. Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi
keterangan palsu :
- Pasal 22 jo.Pasal 35
5. Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan
keterangan atau memberi keterangan palsu
6. Saksi yang membuka identitas pelapor :
- Pasal 24 jo. Pasal 31

14
3 tingkatan KORUPSI
Material benefit
(Mendapatkan keuntungan material yang bukan
haknya melalui kekuasaan)

Abuse of power
(Penyalahgunaan kekuasaan tanpa mendapatkan
keuntungan materi)

Betrayal of trust
(Pengkhianatan kepercayaan)
Pengkhianatan terhadap kepercayaan
(betrayal of trust)

• Pengkhianatan merupakan bentuk korupsi


paling sederhana
• Semua orang yang berkhianat atau
mengkhianati kepercayaan atau amanat
yang diterimanya adalah koruptor.
• Amanat dapat berupa apapun, baik materi
maupun non materi (ex: pesan, aspirasi
rakyat)
• Anggota DPR yang tidak menyampaikan
aspirasi rakyat/menggunakan aspirasi
untuk kepentingan pribadi merupakan
bentuk korupsi
Penyalahgunaan kekuasaan
(abuse of power)

• Abuse of power merupakan korupsi


tingkat menengah
• Merupakan segala bentuk
penyimpangan yang dilakukan
melalui struktur kekuasaan, baik
pada tingkat negara maupun
lembaga-lembaga struktural lainnya,
termasuk lembaga pendidikan, tanpa
mendapatkan keuntungan materi.
Penyalahgunaan kekuasan untuk mendapatkan
keuntungan material (material benefit)

• Penyimpangan kekuasaan untuk


mendapatkan keuntungan material baik
bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
• Korupsi pada level ini merupakan tingkat
paling membahayakan karena
melibatkan kekuasaan dan keuntungan
material.
• Ini merupakan bentuk korupsi yang
paling banyak terjadi di indonesia
Unsur-unsur yang dapat
menentukan sesuatu dapat
dianggap sebagai korupsi

1. Orang/Badan
2. Secara melawan hukum
3. Memperkaya diri
sendiri/orang lain
4. Merugikan keuangan/
perekonomian negara
Penyebab korupsi menurut BPKP
Individu Organisasi Masyarakat
1. Serakah, tamak, 1. Kurang 1. Nilai kondusif untuk
penghasilan tidak keteladanan korupsi
sesuai dengan pemimpin 2. Tidak sadar
kebutuhan, dll 2. Sistem perbuatannya dapat
2. Moral agama tidak akuntabilitas menumbuhkan
diterapkan dalam lemah korupsi
perilaku 3. Sistem 3. Sudah nyaman
kehidupan. pengendalian dengan kondisi
3. Pola konsumtif internal lemah korupsi sehingga
dan malas tidak nyaman bila
ada antikorupsi
Penyebab korupsi menurut BPKP

Sistem yang buruk


• Sistematis, menyentuh
seluruh subsistem dalam
tatakelola birokrasi
pemerintahan
• Dirty governance and Bad
government (lawannya
clean governance and good
government)
• Korupsi berjamaah.
SEGITIGA SUAP – GRATIFIKASI - PEMERASAN

Gratifikasi
Penyuapan
“Pasif”
“Transaksional”

Pegawai
Negeri/ Pengusaha/
Pengusaha/ Masyarakat
Masyarakat Penyelenggara
Negara

Pemerasan
“Aktif”

Pengusaha/
Masyarakat 22
PENYEBAB KORUPSI

TERPAKSA:
Corruption by Dilakukan karena ingin
need mempenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari
MEMAKSA:
Corruption by Dilakukan karena adanya
greed keserakahan untuk hidup
berlebih/mewah
DIPAKSA:
Corruption by Dilakukan karena
system kelemahan sistem (birokrasi
korup)

23
Lanjutan.. PENYEBAB KORUPSI

24
Anti •Prinsip-prinsip anti korupsi
Korupsi •Nilai-nilai anti korupsi
Definisi anti korupsi
• Kebijakan untuk mencegah dan menghilangkan
peluang bagi berkembangnya korupsi.
• Pencegahan : bagaimana meningkatkan
kesadaran individu untuk tidak melakukan
korupsi dan bagaimana menyelamatkan uang dan
aset negara.
• Peluang berkembangnya korupsi dihambat
dengan perbaikan sistem (hukum, kelembagaan)
dan manusianya (moral dan kesejahteraan)
1. Menerapkan Prinsip-prinsip Anti korupsi
Transparansi

Akuntabilitas Kewajaran
PRINSIP-
PRINSIP
ANTI-
KORUPSI

Kontrol
Kebijakan
Kebijakan
1. Akuntabilitas
• Akuntabilitas mengacu pada kesesuaian
antara aturan dan pelaksanaan kerja
• Semua lembaga mempertanggung jawabkan
kinerjanya sesuai aturan main baik dalam
bentuk konvensi (de facto) maupun konstitusi
(de jure), baik pada level budaya (individu
dengan individu) maupun pada level lembaga.
2. Transparansi

 Transparansi : semua proses kebijakan dilakukan


secara terbuka, sehingga segala bentuk
penyimpangan dapat diketahui oleh publik.
 Transparansi menjadi pintu masuk sekaligus
kontrol bagi seluruh proses dinamika struktural
kelembagaan.
 Dalam bentuk yang paling sederhana,
transparansi mengacu pada keterbukaan dan
kejujuran untuk saling menjunjung tinggi
kepercayaan (trust).
3. Fairness

Prinsip fairness ditujukan


untuk mencegah terjadinya
manipulasi (ketidakwajaran)
dalam penganggaran, baik
dalam bentuk mark up
maupun ketidakwajaran
lainnya.
4. Kebijakan Anti-Korupsi

Pembuat
Isi

Kebijakan Anti-korupsi

Kultur Pelaksana
4 Aspek Kebijakan ….
 Isi kebijakan:
Kebijakan anti-korupsi akan efektif apabila di dalamnya terkandung unsur-
unsur yang terkait dengan persoalan korupsi.
 Pembuat kebijakan:
Kualitas isi kebijakan tergantung pada kualitas dan integritas pembuatnya.
 Pelaksana kebijakan:
Kebijakan yang telah dibuat dapat berfungsi apabila didukung oleh aktor-
aktor penegak kebijakan; yaitu kepolisian, kejaksaan, pengadilan,
pengacara, dan lembaga pemasyarakatan.
 Kultur kebijakan:
Eksistensi sebuah kebijakan terkait dengan nilai-nilai, pemahaman, sikap,
persepsi, dan kesadaran masyarakat terhadap hukum atau undang-undang
anti korupsi. Lebih jauh kultur kebijakan ini akan menentukan tingkat
partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsi.
3 Model Kontrol Kebijakan

Partisipasi Oposisi

KEBIJAKAN

Revolusi
3 Model Kontrol Kebijakan
 Partisipasi:
Melakukan kontrol terhadap kebijakan dengan ikut
serta dalam penyusunan dan pelaksanaannya.
 Oposisi:
Mengontrol dengan menawarkan alternatif
kebijakan baru yang dianggap lebih layak.
 Revolusi;
Mengontrol dengan mengganti kebijakan yang
dianggap tidak sesuai.
5. Kontrol masyarakat sangat diperlukan
Proses Perencanaan
Program Pembangunan,
Anggaran Pendapatan
dan Anggaran Belanja Negara
atau Daerah

Evaluasi dan Penilaian Implementasi


Kinerja Anggaran
Kontrol Alokasi Sektor,
Out Come Jangka Pendek Masyarakat Pelaksanaan,
& Jangka Panjang serta Pengawasan Format

Laporan Pertanggungjawaban
Out Put
(Teknis Fisik dan Administrasi)
 Kerja keras
 Sederhana
 Mandiri
 Jujur
 Disiplin
 Tanggung-
jawab

 Adil
 Berani
 Peduli
37
NILAI-NILAI ANTI-KORUPSI

1 2 3
KEJUJURAN KEPEDULIAN KEMANDIRIAN

4 5 6
TANGGUNG
KEDISIPLINAN KERJA KERAS
JAWAB

7 8 9
KESEDERHANAAN KEBERANIAN KEADILAN

JUPE MANDI TANGKER SEBEDIL


38
Nilai-nilai Anti korupsi
Kejujuran
• Lurus hati, tidak berbohong dan tidak curang

Kepedulian
• Mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan

Kemandirian
• Tidak bergantung pada orang lain dalam menjalankan tugas
dan tanggungjawabnya
Kedisiplinan
• Ketaatan kepada peraturan. Dapat mengatur dan mengelola
sumberdaya dalam menjalankan tugas kewajibannya
Tanggungjawab
• Keadaan wajib menanggung segala sesuatunya ( dituntut, dipersalahkan
dan diperkarakan)
Kerja keras
• Disadari dengan kemauan (ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan
jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan,
keteguhan, tenaga dan kekuatan, panang mundur)
Sederhana
• Hidup sesuai dengan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan hidup
bukan keinginan
Keberanian
• Asertif dalam menyatakan kebenaran, mengakui kesalahan,
bertanggungjawab dll
Keadilan
• Sama berat, tidak memihak, tidak berat sebelah
Upaya
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
Pencegahan
1. Pembentukan lembaga anti Korupsi.
a. Ombudsman
b. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
c. Komisi Perlindungan Persaingan Usaha (KPPU)
d. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
e. Pusat Pemantauan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
2. Pencegahan sosial dan pemberdayaan masyarakat
a. Akses informasi
b. musrenbang
3. Pencegahan di sektor publik
a. Melaporkan kekayaan (LHKPN)
b. Mekanisme pengadaan tender/lelang elektronik
c. Pers yang bebas
d. LSM
Pendidikan Antikorupsi
3 tahun – pendidikan seumur hidup
pertama, masa
terpenting
pertumbuhan Baligh
otak manusia

3 th 12 th 18 th
Pra
kehamila
Dalam
kandung
Dasar Menengah Tinggi Dunia
kerja
n an
0 th 6 th 15 th 23 th

- Doa Pendidikan
- makanan norma &
- bacaan perilaku dasar
- yang didengar,
dilihat

4 bulan dalam kandungan:


Primordial Covenant

43
Pemberantasan
Strategi komunikasi pemberantasan korupsi
1. Regulasi (termasuk UU. TPPU)
2. Perbaikan sistem
3. Perbaikan manusianya
TIM ANTI KORUPSI
DARI MASA KE MASA
Tahun Nama Tim Aturan
Tim Pemberantas Korupsi Keppres No.228/1967
1967
Komisi Empat Komite Keppres No.12/1970
1970
Anti Korupsi
Operasi Penertiban Inpres No.9/1977
1977
(Opstib)
Satgas Pemberantasan Keppres No.37/2009
2009
Mafia Hukum
Satgas Pemberantasan Perpres No. 87 tahun
2016 2016
Pungli 45
Komisi Pemberantasan Korupsi adalah lembaga negara yang dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan
manapun (pasal 3)
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (ps. 1 butir 3)
adalah
serangkaian tindakan untuk mencegah dan memberantas TPK melalui upaya
koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan-penyidikan-penuntutan dan
pemeriksaan di sidang pengadilan dengan peran serta masyarakat.

Koordinasi Supervisi
(Pasal 7) (Pasal 8) 1. networking 
counterpartner
TUGAS Penyelidikan, 2. tidak memonopoli
Monitoring KPK Penyidikan & tugas dan wewenang
(Pasal 14) lid-dik-tut;
Penuntutan
(Pasal 11) 3. trigger mechanism
Pencegahan
(Pasal 13)
46
STAKEHOLDER
PERSPEKTIF
Berkurangnya
Preventif Korupsi Represif

Membangun Mendorong Mendapatkan Mendorong


BUHAN & PEMBELAJARAN

Catching penegakan
Kepercayaan
PERSPEKTIF PERTUM-

Budaya Anti Reformasi


Big Fish hukum
Korupsi Sektor Publik Publik

Sosialisasi, Perbaikan Pengkajian/ reviu Lid Dik yang Operasi/kerj


Supervisi &
komunikasi, peraturan sistem, kuat & asama dg
rekomendasi Koordinasi
pendidikan per-UUan proaktif instansi lain

Dumas, penelaahan,
dan pemeriksaan

Tingkat PERSPEKTIF
Tim Kerja Dukungan KEUANGAN
Trans- SDM Produk-
Multi Infras-
paransi yang tivitas
Disiplin truktur &
PERSPEKTIF

Tepat yang
INTERNAL

Ilmu Teknologi
tepat
Anggaran
yg Efisien
Terciptanya & Efektif
Budaya KPK Produk- Collective
Rekrutmen Training
yang Unik tivitas leadership

47
C = corruption; P = power; A = accountability;
BG = bad governance; GG = good governance

C = P - A = BG Kalbu yang telah


Spiritual
mendapatkan ‘Nur
Accountability Ilahi’
GG = P + A
Memiliki Visi & Misi
Public
yang amanah
Accountability

Performance (kinerja)
Ukuran & pengukuran Memiliki tujuan dan
yang baik dan
kinerja yang amanah sasaran yang amanah
akuntabel

Kinerja akan optimal jika yang diberi amanah memegang prinsip nilai,
sikap, & perilaku yang baik, serta selalu berusaha memuaskan pemberi
amanah (stakeholders). Untuk itu suatu lingkungan organisasi harus
senantiasa belajar dan berkembang.
Tatacara Pelaporan
Dugaan Tindak Pidana Korupsi
Pelaporan dan Pengaduan
• Pelaporan adalah Pemberitahuan yang disampaikan
oleh seseorang karena hak atau kewajiban
berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang
berwenang tentang telah atau sedang atau diduga
akan terjadinya peristiwa pidana (Pasal 1 angka 24)

• Pengaduan adalah pemberitahuan disertai


permintaan oleh pihak yang berkepentingan kepada
pejabat yang berwewenang untuk menindak
menurut hukum seorang yang telah melakukan
tindak pidana aduan yang merugikannya
Pengaduan masyarakat
1. Pengaduan masyarakat berkadar
pengawasan.
– Mengandung informasi atau adanya indikasi
terjadinya penyimpangan / penyelewengan /
penyalahgunaan wewenang yang dapat
mengakibatkan kerugian negara.
2. Pengaduan masyarakat tidak berkadar
pengawasan
– Informasi untuk perbaikan penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan masyarakat
Penyelesaian hasil laporan/pengaduan
1. Tindakan administratif
2. Tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi
3. Tindakan perbuatan pidana
4. Tindakan pidana
5. Perbaikan manajemen.
Gratifikasi
Etimologi…(cont’d)
Bahasa Inggris Bahasa Belanda

Gratification Gratificatie

Hadiah uang
Aspek Hukum
Dasar hukum Subyek Hukum Obyek Hukum
1. UU No. 20 1. Penyelenggara 1. Uang
tahun 2001 2. Pegawai Negeri 2. Barang
2. UU No. 30 3. fasilitas
tahun 2002

Ketentuan Gratifikasi
Pemberian berhubungan/keterkaitan dengan jabatan ataupun
pekerjaannya
Bentuknya uang, barang atau fasilitas
Sanksinya adalah pidana
Contoh-contoh gratifikasi
1. Pemberian uang
2. Pemberian barang
3. Rabat (discount)
4. Komisi
5. Pinjaman tanpa bunga
6. Tiket perjalanan
7. Fasilitas penginapan
8. Perjalanan wisata
9. Pengobatan Cuma-Cuma
10. fasilitas lainnya
ALAT UKUR GRATIFIKASI
No Kriteria Penjelasan
Apakah pemberian tersebut untuk mempengaruhi
1 Motif keputusan PNS/Pejabat untuk melaksanakan/tidak
melaksanakan tupoksinya?
2 Kesetaraan Apakah pemberi dan penerima mempunyai hub yang
“setara?”, jk tidak = gratifikasi = laporkan
Apakah terdapat kaitan berkenaan dengan/
Relasi menyangkut akses ke aset-aset dan kontrol atas aset-
3
kekuasaan aset sumberdaya strategis ekonomi, politik, sosial,
dan budaya yang Anda seperti Panitia PBJ, PPK, dll
Apakah pemberian tersebut dapat menjadi benturan
Conflic k of
4 kepentingan di masa mendatang (ga enak… karena
interst
sudah kenal dan membantu)
5 Cara memberi Apakah pemberian dilakukan secara “terbuka”
Apakah pemberian tersebut dalam jumlah dan
6 Kewajaran
frekuensi yang wajar secara ukuran masy. Umum?
57
HADIAH LEGAL VS ILLEGAL
Karakteristik LEGAL ILEGAL
Membina hub baik secara Membina hub baik secara
Motif “sosial” “Jabatan PNS”
Kesetaraan Setara Timpang
Relasi Tidak ada relasi kekuasaan Ada Relasi Kekuasaan
Conflick of Tidak ada konflik Ada/Potensi konflik
interst
Cara memberi Terbuka Tertutup
Saling memberi dg jumlah, Searah, dari satu ke yang lain,
Resiprositas
cara dan ukuran yang sama ukuran & cara berbeda
Sifat hubungan Aliansi sosial, jangka panjang Patternalistik, jangka pendek
dan ikatan emosional saudara dan “transaksional”
Akuntabilitas Accountable Un Accountable
Nilai pemberian Interaksi sosial , biasa, umum Lebih kepada “nilai moneter”
58
Pelaporan dan
Penentuan Status Pasal 16, 17, 18
UU 30/2002
Gratifikasi
Penerima Laporan Tertulis Proses
Gratifikasi kepada KPK Penetapan Status

Waktu 30 hari
Dapat
Pasal kerja memanggil
12C sejak diterima Penerima 30
Gratifikasi
UU
hari
20/
2001 kerja
7 Hari Kerja sejak penelitian
ditetapkan statusnya
Menteri
Keuangan
SK Pimpinan
KPK ttg
Status Gratifikasi
Penerima
Gratifikasi
59
Kasus – Kasus Korupsi
Apa yang dimaksud dengan KORUPSI ?
Definisi Korupsi secara gamblang dijelaskan dalam 13 buah pasal
dalam UU 31/ 1999 jo UU 20/2001
30 Bentuk / jenis TPK, dengan pengelompokan sbb:

1. Kerugian Keuangan Negara


- Pasal 2
- Pasal 3
2. Suap – Menyuap
- Pasal 5 ayat (1) huruf a - Pasal 11
- Pasal 5 ayat (1) huruf b - Pasal 6 ayat (1) huruf a
- Pasal 13 - Pasal 6 ayat (1) huruf b
- Pasal 5 ayat (2) - Pasal 6 ayat (2)
- Pasal 12 huruf a - Pasal 12 huruf c
- Pasal 12 huruf b - Pasal 12 huruf d

61
3. Penggelapan dalam jabatan
- Pasal 8
- Pasal 9
- Pasal 10 huruf a
- Pasal 10 huruf b
- Pasal 10 huruf c
4. Pemerasan
- Pasal 12 huruf e
- Pasal 12 huruf g
- Pasal 12 huruf h
5. Perbuatan curang
- Pasal 7 ayat (1) huruf a
- Pasal 7 ayat (1)huruf b
- Pasal 7 ayat (1) huruf c
- Pasal 7 ayat (1) huruf d
- Pasal 7 ayat 2
- Pasal 12 huruf h
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan
- Pasal 12 huruf I
7. Gratifikasi
- Pasal 12 B jo. Pasal 12 C

62
Tindak Pidana Lain
yang berkaitan dengan TPK :
1. Merintangi Proses pemeriksaan perkara Korupsi :
- Pasal 21
2. Tidak memberi keterangan atau memberi keterangan tidak benar
:
- Pasal 22 jo. Pasal 28
3. Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka:
- Pasal 22 jo. Pasal 29
4. Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi
keterangan palsu :
- Pasal 22 jo.Pasal 35
5. Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan
keterangan atau memberi keterangan palsu
6. Saksi yang membuka identitas pelapor :
- Pasal 24 jo. Pasal 31

63
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI

PENCEGAHAN PEMBERANTASAN/PENINDAKAN
A. TINGKAT INDIVIDU A. TINGKAT INDIVIDU
1. …. 1. ….
2. …. 2. ….
B. TINGKAT ORGANISASI B. TINGKAT ORGANISASI
1. …. 1. ….
2. ….. 2. …..
C. TINGKAT MASYARAKAT C. TINGKAT MASYARAKAT
1. ….. 1. …..
2. …. 2. ….
D. TINGKAT SISTEM D. TINGKAT SISTEM
1. ….. 1. …..
2. …… 2. ……
KESIMPULAN CARA PENANGANAN KORUPSI Perenca
naan

KEADILAN KEJUJURAN KERJA KERAS


Evaluasi
dan Implem
Penilaian entasi
Kinerja
KEBERANIAN KEDISIPLINAN SEDERHANA
Laporan
Pertanggungja
TANGGUNG waban
KEPEDULIAN KEMANDIRIAN
JAWAB

Kontrol
Akuntabilitas Transparansi Kewajaran Kebijakan Kebijakan

INDIVIDU ORGANISASI MASYARAKAT SISTEM

Pencegahan KORUPSI Penindakan

Material Benefit
Betrayal of Trust Abuse of Power
(Mendaptkan keuntungan
(Penyalahgunaan kekuasaan tanpa material yang bukan haknya
(Menghianati kepercayaan)
mendapatkan keuntungan materi) melalui keuasaan)
Terima
kasih

Вам также может понравиться