Вы находитесь на странице: 1из 26

KELAINAN

PAYUDARA PADA
MASA NIFAS
FISIOLOGI PAYUDARA PADA
MASA NIFAS
• Ada 2 peristiwa fisiologis utama yang terjadi selama masa
nifas. Yang pertama adalah persiapan laktasi dan yang kedua
adalah perubahan fisiologis organ-organ dari kondisi hamil ke
kondisi non hamil. Selama 2 minggu pertama setelah
melahirkan, perubahan-perubahan organ yang terjadi
berlangsung cukup cepat, namun untuk pulih ke kondisi
seperti sebelum hamil membutuhkan waktu sekitar 6-12
minggu.
• Perubahan yang terdapat pada kedua mammae antara lain
sebagai berikut:
• Proliferasi jaringan, terutama kelenjar-kelenjar dan alveolus
mammae dan lemak.
• Pada duktus laktiferus terdapat cairan yang kadang-kadang
dapat dikeluarkan, berwarna kuning (kolostrum).
• Hipervaskularisasi terdapat pada permukaan maupun pada
bagian dalam mammae. Pembuluh-pembuluh vena
berdilatasi dan tampak dengan jelas. Tanda ini merupakan
pula salah satu tanda tidak pasti untuk membantu diagnosa
kehamilan.
BENDUNGAN PAYUDARA

• Definisi
Bendungan payudara atau dikenal juga dengan
bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena
penyempitan duktus laktiferi atau oleh kelenjar yang tidak
dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada
puting susu. Payudara bengkak terjadi karena hambatan aliran
darah vena atau saluran kelenjar getah bening akibat ASI
terkumpul dalam payudara.
• Penyebab
• sebuah penelitian menyatakan urutan terjadinya
pembengkakan payudara yakni retensi air susu pada alveoli 
obstruksi aliran air susu  kerusakan alveolus yang distensi
 kompresi meningkat. Kemudian terjadi edema karena stasis
vaskuler dan aliran limfe.
• Tanda dan Gejala
• Gejala yang biasa terjadi pada bendungan ASI antara lain
payudara penuh terasa panas, berat dan keras, terlihat
mengkilat tetapi tidak kemerahan. ASI biasanya mengalir tidak
lancar, namun ada pula payudara yang terbendung membesar,
membengkak dan sangat nyeri, puting susu teregang menjadi
rata. ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit
mengenyut untuk menghisap ASI. Ibu kadang-kadang menjadi
demam, tapi biasanya akan hilang dalam 24 jam.
• Penatalaksanaan
• Menyusui lebih sering, sesuai kebutuhan bayi dan dilakukan secara
reguler.
• Jika areola mengalami pembengkakan, sedikit air susu dikeluarkan
secara manual dengan pemijatan, sehingga areola cukup lunak
untuk dikulum dengan baik oleh bayi.
• ASI dikeluarkan dengan pompa, pemijatan dilakukan tetapi sering
dirasakan sakit. Pemijatan payudara dengan lembut berguna untuk
mengalirkan air susu yang kental dan menstimulasi reflex let down
• Analgetik dan obat antiinflamasi, dapat membantu mengurangi rasa
nyeri, inflamasi dan edema.
• Menggunakan bra dengan ukuran yang sesuai dengan payudara
dengan penampang yang besar untuk mengurangi rasa nyeri dan
untuk menjamin duktus dalam posisi yang anatomis.
• Kompres hangat untuk membantu pengeluaran air susu.
• Kompres dingin setelah atau diantara proses menyusu untuk
mengurangi edema dan nyeri.
Pencegahan

• Mulai menyusui sesegera mungkin.


• Menyusui sesuai kebutuhan bayi.
• Menyusui dengan teknik yang baik.
• Hindari penggunaan suplementasi tambahan bagi bayi.
MASTITIS
• Definisi
• Mastitis adalah infeksi dan peradangan pada parenkim kelenjar
mammae. Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan
paling sering terjadi dalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan.
Sekitar 1% wanita menyusui mengalami mastitis pada beberapa
minggu pertama setelah melahirkan.
• Penyebab
• Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak
ditemukan pada kulit yang normal (Staphylococcus aureus). Bakteri
seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air
susu melalui retakan di kulit (biasanya pada puting susu). Perubahan
hormonal di dalam tubuh wanita menyebabkan penyumbatan
saluran air susu oleh sel-sel kulit yang mati. Saluran yang tersumbat
ini menyebabkan payudara lebih mudah mengalami infeksi. Faktor
predisposisinya adalah payudara bengkak yang tidak disusukan
secara adekuat, bra yang terlalu ketat, puting susu lecet yang
menyebabkan infeksi.
Tanda dan Gejala

• Tanda-tanda adanya mastitis adalah mengigil, penderita


merasa lesu dan tidak ada nafsu makan. Mammae membesar
dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit merah, membengkak
sedikit, dan nyeri pada perabaan. Infeksi hampir selalu
unilateral, dan ditandai pembengkakan biasanya mendahului
peradangan.
Penatalaksanaan
• Jangan berhenti menyusui, teruskan dengan mulai menyusui atau dipompa,
jangan masase/dipijat.
• Istirahat
• Kompres hangat/dingin. Kompres hangat sebelum menyusu dapat membantu
mengalirnya asi, sedangkan kompres dingin yang dilakukan setelah menyusu
atau pada waktu di antara menyusu dapat mengurangi gejala mastitis.
• Pemenuhan kebutuhan cairan yang cukup
• Analgetik atau obat antiinflamsai non steroid, misalnya ibuprofen atau
paracetamol.
• Antibiotik
• Pilihan antimikroba awal dipengaruhi oleh penyebab infeksi. Dicloxacillin, 500 mg
per oral empat kali sehari. Eritromisin diberikan kepada perempuan yang peka
terhadap penisilin. Jika infeksi disebabkan oleh organisme yang resisten dengan
keduanya, sambil menunggu hasil kultur, maka vankomisin atau antimikroba lain
harus diberikan. Meskipun respon klinis mungkin cepat, pengobatan harus
dilanjutkan selama 10 sampai 14 hari. Antibiotik dapat digunakan jika dalam 12-
24 jam perrtama kondisi tidak membaik
Pencegahan

• Perawatan puting susu pada laktasi merupakan usaha penting


untuk mencegah mastitis. Perawatan terdiri atas
membersihkan puting susu sebelum dan sesudah menyusui
untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah mengering.
Bila ada luka atau retak pada puting sebaiknya bayi jangan
menyusu pada mammae yang bersangkutan, dan air susu
dapat dikeluarkan dan diberikan dengan pijitan/masase pada
payudara.
ABSES PAYUDARA

• Definisi
Abses payudara adalah suatu kondisi pada payudara
dimana terbentuk sawar jaringan granulasi yang berbentuk
kapsul dan berisi pus, sebagai akibat dari suatu proses radang
atau infeksi.

Dalam sebuah studi berbasis populasi hampir 1,5 juta


wanita Swedia, kejadian abses payudara adalah 0,1 persen.
Marshall dan kawan-kawan (1975) menunjukkan pentingnya
terus menyusui untuk mencegah abses. Mereka melaporkan
bahwa hanya tiga abses yang berkembang di 65 wanita dengan
mastitis dan terdapat pada 15 wanita yang berhenti menyusui.
Penyebab

• Secara umum, abses mammae terjadi sekunder akibat mastitis


yang tidak terobati, pengobatan lambat atau mastitis dengan
pengobatan yang tidak adekuat, atau obstructed breast atau
luka pada mammae yang terinfeksi. Pengosongan yang tidak
sempurna dari mammae yang terkena mastitis ketika ibu
menyusu bayinya, menjadi media yang sangat baik untuk
berkembangnya suatu abses mammae.
Tanda dan Gejala

• Sakit pada payudara ibu tampak lebih parah


• Payudara lebih mengkilap dan berwarna merah
• Payudara yang tegang dan padat kemerahan
• Pembengkakan dengan adanya fluktuasi. Benjolan terasa
lunak berisi nanah.
Penatalaksanaan

• Terapi abses adalah drainase yang biasanya membutuhkan


anestesi umum. Sayatan harus dibuat sesuai dengan garis-
garis kulit untuk hasil kosmetik. Dalam kasus awal, sayatan
tunggal tergantung dari fluktuasinya biasanya cukup, tapi
beberapa abses memerlukan beberapa sayatan, kemudian
nanah dikeluarkan sesudah itu dipasang pipa/handschoen
drain ketengah abses, agar nanah bisa keluar. Untuk mencegah
kerusakan pada duktus laktiferus sayatan dibuat sejajar
dengan jalannya duktus-duktus.

• Berikan antibiotik kloksasilin 500 mg per oral 4 kali sehari


selama 10 hari atau eritromisin 250 mg per oral 3 kali sehari
selama 10 hari.
Pencegahan

Pencegahan abses mammae dilakukan dengan melakukan segala


tindakan yang mencegah mastitis karena perkembangan abses
mammae berasal dari proses mastitis.
PUTING LECET / CRACKED
NIPPLE
Definisi
Cracked nipple berarti lecet pada puting susu, biasa juga disebut
sore nipple.

Pada masa-masa awal menyusui, kebanyakan wanita


merasa nyeri ringan atau merasa tidak nyaman, dan hal ini dapat
dianggap sebagai hal yang normal. Namun, jika ibu merasa
sangat nyeri saat menyusui atau puting menjadi rusak, walaupun
hal ini juga sudah umum terjadi, dapat dianggap sebagai hal
yang tidak normal.
Penyebab

• Kesalahan dalam teknik menyusui, bayi tidak menyusui sampai


areola tertutup oleh mulut bayi. Bila bayi hanya menyusui pada
puting susu, maka bayi akan mendapat ASI sedikit, karena gusi bayi
tidak menekan pada sinus latiferus, sedangkan pada ibunya akan
menjadi nyeri/kelecetan pada puting susu.
• Monoliasis pada mulut bayi yang menular pada puting susu ibu.
• Akibat dari pemakaian sabun, alkohol, krim, atau zat iritan lainnya
untuk membersihkan puting susu.
• Bayi dengan tali lidah yang pendek atau biasa disebut frenulum
lingual, sehingga menyebabkan bayi sulit menghisap sampai ke
areola payudara dan isapan hanya pada puting susu saja.
• Dapat timbul apabila ibu menghentikan proses menyusui pada bayi
dengan kurang berhati-hati.
Tanda dan Gejala

Puting lecet ditandai dengan :


• rasa nyeri pada payudara, disertai dengan adanya retakan
atau luka pada puting payudara,
• eritema,
• edema,
• fisura atau retakan,
• lecet, atau bintik-bintik kuning atau gelap
• ekimosis.
Penatalaksanaan

• Bayi harus disusukan terlebih dahulu pada puting yang normal


yang lecetnya lebih sedikit. Untuk menghindari tekanan lokal
pad puting maka posisi menyusu harus sering diubah, untuk
puting yang sakit dianjurkan mengurangi frekuensi dan
lamanya menyusui. Di samping itu, kita harus yakin bahwa
teknik menyusui yang digunakan bayi benar, yaitu harus
menyusu sampai ke kalang payudara. Untuk menghindari
payudara yang bengkak, ASI dikeluarkan dengan tangan atau
pompa, kemudian diberikan dengan sendok, gelas, dan pipet.
• Setiap kali selesai menyusui bekas ASI tidak perlu dibersihkan,
tetapi diangin-anginkan sebentar agar melembutkan puting
sekaligus sebagai anti-infeksi.
• Jangan menggunakan sabun, alkohol, atau zat iritan lainnya
untuk membersihkan payudara.
• Pada puting susu bisa dibubuhkan minyak lanolin atau minyak
kelapa.
• Menyusui lebih sering (8-12 kali dalam 24 jam), sehingga
payudara tidak sampai terlalu penuh dan bayi tidak begitu
lapar juga tidak menyusu terlalu sering.
• Periksakanlah apakah bayi tidak menderita moniliasis yang
dapat menyebabkan lecet pada puting susu ibu. Jika
ditemukan gejala moniliasis dapat diberikan nistatin.
• Sebaiknya untuk melepaskan puting dari isapan bayi pada saat
bayi selesai menyusu, tidak dengan memaksa menarik puting
tetapi dengan menekan dagu atau dengan memasukkan jari
kelingking yang bersih ke mulut bayi.
Pencegahan

• Jangan membersihkan puting dengan sabun dan zat


pembersih lain, hanya dengan air. Hindari produk yang dapat
mengeluarkan proteksi natural dari puting payudara, misalnya
alkohol atau bahan pengering lainnya.
• Teknik menyusui harus benar.
• Menyusu harus sesuai kebutuhan bayi, sesegera mungkin
menyusu bayi ketika bayi terlihat ingin menyusu.
• Ketika menyusu harus dihentikan, selipkan jari tengah dan jari
telunjuk dalam mulut bayi di antara gusi bayi untuk
menghentikan bayi menghisap sebelum mulut bayi dilepaskan
dari payudara.
• Puting susu dan areola harus kering setelah menyusui.
• Jangan memakai lapisan plastik pada pakaian dalam (bra).
PUTING RATA / INVERTED
NIPPLE
Definisi
Puting rata (inverted / retracted / flat nipple) merupakan suatu
kelainan familial, yang terjadi sejak lahir dimana puting terlihat rata
atau tertarik ke dalam. Hal ini menyebabkan kemampuan bayi untuk
mengulum puting dan menghisap menjadi berkurang.
Penyebab
• Hal ini disebabkan oleh kegagalan perkembangan puting payudara
untuk berelevasi selama perkembangan fetus. Satu ataupun kedua
puting dapat mengalami puting rata.
• Tanda dan Gejala
• Ada dua jenis puting rata:
• Retraksi/umbilikasi, dimana puting masih dapat ditarik keluar
• Invaginasi (true inverted), diamana puting tidak dapat ditarik keluar
lagi
• Dengan pengurutan puting susu, posisi puting susu ini akan
menonjol keluar seperti keadaan normal. Jika dengan
pengurutan posisinya tidak menonjol, usaha selanjutnya
adalah dengan memakai Breast Shield atau dengan pompa
payudara (Breast Pump). Jika dengan cara-cara tersebut diatas
tidak berhasil (disebut True Inverted Nipple) maka usaha
koreksi selanjutnya adalah dengan tindakan pembedahan
(operatif).
Kajian dalam islam
• “Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun)
dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak
ada dosa atas keduanya”. Q.S Al-Baqarah : 233.

• “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada


dua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun”. Q.S Luqman : 14)

Вам также может понравиться