Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1 8/30/2019
PENDAHULUAN
2 8/30/2019
DRUG DEVEOPMENT
WHO
4
C) Competitor activity
Will the proposed new drug:
– show increased selectivity for a particular biological
mechanism?
– permit a novel approach to the management of the disease?
6
DASAR PENGEMBANGAN PRODUK
1. Isue BIOLOGI
a. Kebutuhan obat yang belum dapat dipenuhi
b. Penemuan jenis target (protein, reseptor) baru suatu
penyakit sehingga perlu diidentifikasi jenis target
tersebut
2. Isue KIMIA
a. Penapisan atau penemuan senyawa yang mempunyai
aksi hayati tertentu
b. Pengembangan struktur senyawa pemula
c. Penemuan obat yang poten berkasiat (potensial)
7
3. Isu Farmakologi
a. Uji Toksisitas
b. Uji potensi aktivitas
c. Uji efek samping
Sehingga dapat dilakukan Uji Klinik yang meliputi : Safety
dan eficacy
4. Isu Kualitas obat
a. Standar GMP
b. Produksi : 1. Proses
2. Spesifikasi
8
5. Isue Labeling
a. Cara penggunaan
b. Efek Samping
c. Penggunaan yang benar
d. Dosis yang dianjurkan
e. Kontra indikasi
6. Lain- lain
a. Distribusi
b. Sistem pemasaran
c. Harga
d. Monitoring
9
Isue Biologi tentang Kekurangan Obat
Seluruh dunia termasuk Indonesia kekurangan obat antara lain:
1. Obat antivirus
a. HIV
b. DHF(Dengue Hemoragi Fever)
c. Avian virus
2. Obat antikan kanker
3.Obat anti infeksi dan antibiotik
4.Obat anti generatif
5.Obat immunomodulator
6.Obat antiimflamasi
10
1. Pengembangan Obat Anti-virus
1. Siklus hidup virus
2. Fisiologi dan morfologi virus
3.Cara penularan virus
4.Masa terjadinya kelemahan virus
5. Kebutuhan hidup virus
6. Masa inkubasi virus
7. Gejala penderita penyakit virus.
11
Siklus Hidup Virus
12
Disain Obat Anti-virus
(1) Protease enables the viral particle to form within the cell. After
the virus exits the cell, this enzyme causes the "immature"
particle to become an infectious virus. Drugs designed against
HIV-1 PR are in common use.
(2) Reverse Transcriptase copies the viral genome, composed of
RNA, to a form that can enter the cell nucleus, become part of
the host cell genes, and take over the cell. Drugs designed
against HIV-1 RT are now in clinical trials
(3) Integrase (IN) processes the reverse-transcribed (copied) viral
DNA and splices it into the host genes. There are no drugs
against IN. Many laboratories, including ours, are in the earliest
stages of developing anti-IN compounds.
We have solved the first crystal structure of any anti-IN
13 Inhibitor bound to Integrase
2. Pengembangan Obat Adrenergik
Struktur adrenergik
HO
HO - CH2 CH2 N-CH3
14
3. Pengembangan Obat Kolinergik
Struktur Asetilkolin
CH3
CH3 -N – CH2 CH2 - O –C – CH3
CH3 O
RESEPTOR
15
Reseptor Obat
Target obat (reseptor) terdapat pada pasien
Reseptor pada manusia sangat kompleks dan dapat dipelajari
dari obat yang telah ada
Untuk Reseptor Neurotransmiter, banyak macamnya
misalnya alfa-adrenergik, beta-adrenergik, dan kolenergik
16
4. Pengembangan Obat Anti-malaria
Siklus kehidupan plasmodium
17
Obat antimalaria didasarkan pada Mekanisme dan tempat aksi:
1. Pembunuh skizon dalam jaringan (untuk pencegahan)
terututama pada gigitan pertama dari nyamuk (Kloroguanid)
2. Pembunuh skizon eksoeritrositer primer, dalam liver untuk
pencegah kambuhnya penyakit (primakuin, pirimetamin,
kloroguanin, dan siklo-guanin pamoat
3. Pembunuh skizon ektraeritrositer sekunder (Primakuin)
4. Pembunuh eritrositer yang lambat (merozid)
18
KELAYAKAN PRODUKSI
1. Suatu produk baru layak diproduksi bila memenuhi persyaratan:
a. Stabilitas tinggi, sebab dengan sifat seperti itu obat akan dapat
diproduksi dalam berbagai bentuk sedian farmasi
b. Tidak terpengaruh oleh kondisi proses produksi yang
menyebabkan obat rusak atau mengalami degradasi
c. Kelarutan dalam air atau asam lambung cukup tinggi, sehingga
mudah masuk ke dalam darah dan beredar secara sistemik
d. Mempunyai aktivitas yang selektif agar pengobatan lebih
efektif dan minimal efek samping yang merugikan
e. Toksitas rendah, tidak karsinogenik dan tidak teratogenik
19
Berdasarkan kelayakan tersebut, oleh Reich dikatakan bahwa obat
dapat dikembangkan apabila memenuhi tiga kriteria:
20
PENGEMBANGAN OBAT HERBAL
2005 - 2025
21
Tercapainya kemandirian dan ketersediaan obat dan sediaan
farmasi berbasis protein rekombinan untuk upaya preventif
dan kuratif seperti kit diagnostika vaksin, antibodi, sera,
serta obat-obatan untuk penyakit menular dan tidak menular
Diharapkan kebutuhan obat dan sediaan farmasi dari impor
dapat dikurangi secara signifikan di tahun 2009 -2025
* Sidang Paripurna I DRN (Dewan Riset Nasinal) 2006)
Rencana tersebut hanya terlaksana dengan kerja keras dan
intergrasi dari semua pihak
22
Bagan Pengembangan Biofarmaka
23
Obat Sediaan Galenik
Obat sediaan galenik berasal dari tanaman
ataupun hewan untuk mendapat senyawa murni
memerlukan tahapan yang panjang.
Melibatkan berbagai disiplin ilmu: fitokimia,
farmakologi, kimia medisinal, biologi molekuler,
mikrobiologi, toksilogi dan klinis.
Ilmu analisis berbagai alat modern.
Seberapa jauh keterlibatan masing-masing
disiplin ilmu sangat tergantung gol penelitian
yang akan dicapai sebuah industri.
24
Standarisasi Sediaan Galenik
Bahan baku, Simplisia maupun ekstrak harus
distandarisasi.
Cara standarisasi tergantung pada sifat senyawa
aktifnya misalnya mudah larut dalam pelarut
penyarinya (air, etanol, heksan dsb)
Bentuk ekstraknya adalah kering sampai batas
maksimal dengan metode yang tidak merusak
senyawa aktifnya.
Standarisasi penting untuk mendapatkan formula yang
pasti.
25
Uji Lanjut Hasil Penelitian
1.Farmakodinamik dan farmakokinetik
BA dan BE
2.Uji toksisitas senyawa terisolasi
( DM, DE, LD )
3. Mekanisme aksi
4. Hubungan struktur dan khasiat (SAR & QSAR)
5. Pengembangan struktur kimia
6. Uji klinis
26
Proses Pengolahan Ekstrak
Perajangan
Ekstraksi
Evaporasi
Pengeringan
Formulasi
Pengemasan
27
Standarisasi Ekstrak
Standarisasi ekstrak dapat dilakukan dengan TLC maupun
HPLC, walaupun secara relatif.
Contoh :
Ekstrak etanol daun Gynura procumben yang mempunyai
aktivitas anti kanker, telah diuji berbagai analisis
kualitatifnya :
1). Dengan KLT, dua dimensi,
2). SpektrofotometerVIS dengan pereaksi.
3). Uji Spektrometer NMR
4). Spektrometer Massa
28
Poses Pembuatan Produk Jadi
` Hasil formulasi
Bentuk sediaan
Pengemasan
Produk jadi
29
Gudang
KOTRANAS
Kebijakan Obat Tradisional Nasional (KOTRANAS)
→ berisi komitmen semua pihak mengenai tujuan dan sasaran
nasional di bidang obat tradisional beserta prioritas
→ mendorong pemanfaatan sumber daya alam dan ramuan
tradisional secara berkelanjutan (sustainable use) untuk digunakan
sebagai obat tradisional dalam upaya peningkatan pelayanan
kesehatan
→ menjamin pengelolaan potensi alam Indonesia secara lintas
sektor agar mempunyai daya saing tinggi sebagai sumber
ekonomi masyarakat dan devisa negara yang berkelanjutan.
→ mendorong tersedianya obat tradisional yang terjamin mutu,
khasiat dan keamanannya, teruji secara ilmiah dan dimanfaatkan
30 secara luas
Langkah Strategis Pemerintah
Pokok-Pokok Dan Langkah-Langkah Kebijakan Budidaya Dan
Konservasi Sumber Daya Obat Tradisional
Tersedianya secara berkesinambungan bahan baku obat
tradisional yang memenuhi standar mutu yang dapat
dimanfaatkan untuk pelayanan kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat
Peningkatan produksi, mutu dan daya saing komoditas
tumbuhan unggulan melalui Good Agriculture Practices (GAP),
Good Agriculture Collecting Practices (GACP) dan Standard
Operational Procedures (SOP) masing-masing komoditas
31
PEMBIAYAAN
Modal berupa uang untuk investasi dalam kurun waktu tertentu
hendaknya tersedia. Jika belum, dapat meminjam ke Bank.
Modal dapat diperoleh dari kerjasama dengan para pemodal atau
dari hasil menjual saham
Investasi penelitian sampai dengan produksi hendaknya dapat
diprediksi, karena itu proposal penelitian harus jelas seberapa
besar nya dana yang dibutuhkan
Kerjasama dengan institusi pendidikan akan mengurangi biaya
investasi untuk alat penelitian, analisis, dan preproduksi untuk
penelitian klinis
Kerjasama dengan industri mana saja yang berani memproduksi
bahan baku untuk produk jenis baru, yang semuanya masih impor
dan beresiko cukup besar
32
Untung-Rugi Suatu Produk
dana dalam produk baru
5
Pendapatan
batas paten
Marketing
34
PERALATAN
Dalam merancang suatu produk sediaan farmasi harus melihat
kemampuan industri; adakah tersedia alat yang memadai ?
Alat tersebut antara lain alat produksi (mesin untuk cetak tablet,
tablet salut; kapsul; cairan steril; semi solid, sirup), dan alat
analisis misalnya spektrofotometri UV-Vis atau KCKT
35
SUMBER DAYA MANUSIA
Dalam litbang terbatas, penelitian dapat dilakukan:
1). Bekerja sama dengan industri dalam bidang produksi dan analisis
asal tidak mengganggu tugas pokok sehari-hari dalam memenuhi
produk yang ditargetkan
2). Bekerja sama dengan institusi perguruan tinggi yang terkait.
Saat ini, para industriawan kita masih bimbang dalam kerjasama
ini, karena belum adanya ahli-ahli di perguruan tinggi yang
selalu berkecimpung di bidangnya. Para ilmuwan bergelar
profesor sudah tidak produktif menghasilkan penelitian yang
tuntas.Yang ada adalah mereka yang masih melakukan
bimbingan tesis untuk S-3; mereka masih punya ikatan moral
36
dengan ilmu yang menjadi keahliannya.
PEMASARAN
Jenis obat yang dipasarkan tergantung pada konsumennya,
apakah mereka termasuk kelas menengah ke bawah atau
masyarakat tingkat tinggi
Obat yang dipasarkan adalah obat yang sangat diperlukan
masyarakat
Departemen Produksi, Bagian Harga, Bagian Promosi dan
Bagian SDM harus bekerja secara sinergis untuk menyusun
strategi dalam mencari cara pemasaran yang tepat
Dalam pergantian musim banyak penderita influenza; Bagian
Pemasaran dan Bagian Produksi harus bergerak cepat
37
Situasi Dunia Perdagangan
38
SELESAI
39