Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Source Bishop Score And Modified Bishop Score in Obstetrics | MEDCHROME Bedside Obstetrics & Gynecology
Fetus
The way the passenger moves through the birth
canal is determined by several interacting factors:
– the size of the fetal head,
– fetal presentation,
– fetal lie,
– fetal attitude,
– fetal position.
Because the placenta must also pass through the birth
canal, it can be considered a passenger along with the
fetus.
However, the placenta rarely impedes the process of labor in
normal vaginal birth, except in cases of placenta previa.
2. Fetal presentation: part of fetus nearest the cervix: most likely to come out first,
3 main presentation:
– Cepahlic: head first (N) – 4 variations
– Breech: bottom or feet first
– Shoulder: transverse lie associated
3. Fetal position: direction that the denominator (foremost part of head) is facing
compared w/ pelvis
– L/R/straight (faces symphysis or sacrum directly)
– Anterior(facing pubic bone)/Transverse (across pelvis)/posterior (facing sacrum)
These 2 section combined: e.g: Left occipitoanterior (LOA)
www.medicine.cmu.ac.th
Keuntungan IMD
• Keuntungan kontak kulit
– Stabilisasi pernafasan & detak jantung
– Kendali temperatur tubuh bayi
– Memperbaiki/membentuk pola tidur bayi
– Meningkatkan keterampilan bayi
– Hubungan psikologis
– Mengurangi tangis bayi
– Mengurangi infx bayi (kolonisasi pertama kuman di usus krn menjilat
kulit ibu)
– Mengeluarkan mekonium lbh cepat kejadian ikterus berkurang
– Memperbaiki kadar gula & parameter biokimia lain slm bbrp jam
hidup
– Optimalkan keadaan hormonal bayi
Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal Buku Acuan
KIE
• Jelaskan pd ibu & keluarga ttg manfaat kontak lgsg ibu-bayi
• Anjurkan u/ menyusui bayi sesering mungkin u/ rangsang produksi ASI shg kebutuhan
bayi tercukupi
• Yakinkan ibu & keluarga bahwa kolostrum (susu beberapa hari pertama kelahiran) = zat
bergizi & mengandung semua unsur yg diperlukan bayi
• Minta ibu memberi ASI sesuai keinginan atau dorongan naluriah bayi
• Saat bayi melepas putting susu yg satu, berikan putting susu lainnya
• Membatasi lama menyusui mengurangi jlh nutrisi yg diterima bayi & menurunkan
produksi
Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal Buku Acuan
Pedoman Menyusui
(WHO/UNICEF, Breast Feeding Promotion & Support 2005)
• Mulai menyusui segera stlh lahir (dlm 1 jam)
• Jgn beri makanan atau minuman lain (air, madu, larutan air gula atau
pengganti ASI lain)
• Beri ASI eksklusif slm 6 bln pertama, mulai MPASI stlh nya
• Beri ASI pd bayi sesuai dorongan alamiah (siang atau malam) 8-10 x/>>/24
jam selama bayi menginginkan
http://www.edukia.org/web/kbibu/3-2-3-asuhan-ibu-dan-bayi-selama-masa-nifas/#b
Minta ibu segera menghubungi tenaga kesehatan bila ibu menemukan salah satu tanda berikut:
• Perdarahan berlebihan
• Sekret vagina berbau
• Demam
• Nyeri perut berat
• Kelelahan atau sesak
• Bengkak di tangan, wajah, tungkai, atau sakit kepala atau pandangan kabur
• Nyeri payudara, pembengkakan payudara, luka atau perdarahan puting
http://www.edukia.org/web/kbibu/3-2-3-asuhan-ibu-dan-bayi-selama-masa-nifas/#b
latihan gizi senggama
http://www.edukia.org/web/kbibu/3-2-3-asuhan-ibu-dan-bayi-selama-masa-nifas/#b
Asuhan bayi baru lahir di masa nifas
• Pastikan bayi tetap hangat dan jangan mandikan bayi hingga 24 jam
setelah persalinan.
• Jaga kontak kulit antara ibu dan bayi serta tutupi kepala bayi dengan topi.
• Tanyakan pada ibu dan atau keluarga tentang masalah kesehatan pada ibu:
– Keluhan tentang bayinya
– Penyakit ibu yang mungkin berdampak pada bayi (TBC, demam saat persalinan, KPD > 18
jam, hepatitis B atau C, siphilis, HIV/AIDS,penggunaan obat).
– Cara, waktu, tempat bersalin dan tindakan yang diberikan pada bayi jika ada.
– Warna air ketuban
– Riwayat bayi buang air kecil dan besar
– Frekuensi bayi menyusu dan kemampuan menghisap
• Lakukan pemeriksaan fisik dengan prinsip sebagai berikut.
– Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis)
– Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernapasan dan tarikan dinding
dada bawah, denyut jantung serta perut
http://www.edukia.org/web/kbibu/3-2-3-asuhan-ibu-dan-bayi-selama-masa-nifas/#b
Catat seluruh hasil pemeriksaan. Bila
terdapat kelainan, lakukan rujukan
http://www.edukia.org/web/kbibu/3-2-3-asuhan-ibu-dan-bayi-selama-masa-nifas/#b
Berikan ibu nasihat merawat tali pusat bayi dengan benar:
• Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali pusat.
• Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan atau
bahan apapun ke puntung tali pusat.
– Nasihatkan hal ini juga kepada ibu dan keluarganya.
• Mengoleskan alkohol atau povidon yodium masih diperkenankan apabila
terdapat tanda infeksi, tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tali
pusat basah atau lembab.
• Sebelum meninggalkan bayi, lipat popok di bawah puntung tali pusat.
• Luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih, sampai sisa tali pusat
mengering dan terlepas sendiri.
• Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan sabun
dan segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih.
• Perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat:
– kemerahan pada kulit sekitar tali pusat, tampak nanah atau berbau.
– Jika terdapat tanda infeksi, nasihati ibu untuk membawa bayinya ke
fasilitas kesehatan.
http://www.edukia.org/web/kbibu/3-2-3-asuhan-ibu-dan-bayi-selama-masa-nifas/#b
• Jika tetes mata antibiotik profilaksis belum diberikan, berikan
sebelum 12 jam setelah persalinan.
Perawatan khusus BBLR atau bayi dengan kondisi rentan lainnya:
• Identifikasi BBLR dengan benar
• Nilai adanya tanda bahaya dan rujuk segera bila perlu
• Berikan dukungan lebih dalam pemberian ASI, gunakan
pompa atau cangkir bila perlu
• Berikan perhatian lebih dalam menjaga kehangatan bayi,
misalnya dengan kontak kulit ibu dan bayi atau perawatan
kanguru
• Segera identifikasi dan rujuk bayi yang tidak dapat menyusu
• Berikan perhatian lebih pada bayi dari ibu yang HIV positif,
terutama dalam hal dukungan pemberian makanan
http://www.edukia.org/web/kbibu/3-2-3-asuhan-ibu-dan-bayi-selama-masa-nifas/#b
Pemulangan bayi
• Bayi yang lahir di fasilitas kesehatan seharusnya
dipulangkan minimal 24 jam setelah lahir apabila
selama pengawasan tidak dijumpai kelainan.
• Sedangkan pada bayi yang lahir di rumah bayi
dianggap dipulangkan pada saat petugas
kesehatan meninggalkan tempat persalinan.
• Pada bayi yang lahir normal dan tanpa masalah
petugas kesehatan meninggalkan tempat
persalinan paling cepat 2 jam setelah lahir.
http://www.edukia.org/web/kbibu/3-2-3-asuhan-ibu-dan-bayi-selama-masa-nifas/#b
Kunjungan ulang
• Terdapat minimal tiga kali kunjungan ulang bayi baru lahir:
– Pada usia 6-48 jam (kunjungan neonatal 1)
– Pada usia 3-7 hari (kunjungan neonatal 2)
– Pada usia 8-28 hari (kunjungan neonatal 3)
• Lakukan pemeriksaan fisik, timbang berat, periksa suhu, dan
kebiasaan makan bayi.
http://www.edukia.org/web/kbibu/3-2-3-asuhan-ibu-dan-bayi-selama-masa-nifas/#b
• Periksa tanda-tanda infeksi kulit superfisial:
– nanah keluar dari umbilikus
– kemerahan di sekitar umbilikus,
– adanya lebih dari 10 pustula di kulit,
– pembengkakan, kemerahan, dan pengerasan kulit.
• Bila terdapat tanda bahaya atau infeksi, rujuk bayi ke fasilitas
kesehatan.
• Pastikan ibu memberikan ASI eksklusif.
• Tingkatkan kebersihan dan rawat kulit, mata, serta tali pusat
dengan baik.
• Ingatkan orang tua untuk mengurus akte kelahiran bayinya.
• Rujuk bayi untuk mendapatkan imunisasi pada waktunya.
• Jelaskan kepada orang tua untuk waspada terhadap tanda
bahaya pada bayinya.
http://www.edukia.org/web/kbibu/3-2-3-asuhan-ibu-dan-bayi-selama-masa-nifas/#b
Imunisasi
Imunisasi Dasar Imunisasi Lanjutan
• Bayi <1th • Merupakan imunisasi ulangan
u/ mempertahankan tingkat
– BCG (Bacillus Calmette kekebalan atau
Guerin) memperpanjang masa
– DPT-HB atau DPT-HB-Hib perlindungan yg diberikan pd
(Diphtheria Pertusis Tetanus- batita, anak usia sekolah dasar,
Hepatitis B) atau Diphtheria dan WUS
Pertusis Tetanus Hepatitis B- • Jenis imunisasi yg diberikan:
Hemophilus Influenza type B) – Batita: DPT-HB atau DPT-HB-
Hib & campak
– Hepatitis B pd bayi baru lahir – SD: diberikan pd BIAS (Bulan
– Polio Imunisasi Anak Sekolah) DT,
Campak, dan Td
– Campak – WUS: TT (Tetanus Toxoid)
• Periksalah status vitamin K1 bayi muda, apakah bayi muda sudah
mendapat vitamin K1 yang harus diberikan segera setelah lahir,
setelah proses Inisiasi Menyusu Dini dan sebelum pemberian
imunisasi Hepatitis B
• Selain imunisasi Hepatitis B yang harus diberikan segera setelah
lahir, berikut ini adalah jadwal imunisasi yang harus diberikan
kepada neonatus/ bayi muda.
Newborn screening
• The initial newborn exam may be normal despite the presence of
serious occult illness.
• Signs of complex congenital heart disease, sepsis, gastrointestinal
obstruction, significant jaundice, inborn errors of metabolism, and
other illnesses may not be present until the second or third day
of life at the earliest: shortly before, and at times after, the baby's
discharge.
• Screening is done in the hopes of detecting disease before a
patient becomes symptomatic.
• Screening is usually reserved for processes that have a worse
prognosis if not detected early and for which have effective
therapy.
• The maternal medical history, the obstetric and perinatal history,
and state laws determine what screening is done on any given
baby.
Gawat Janin
Apakah GJ Rxsi ketika janin TIDAK memperoleh O2 cukup
Bagaimana mengetahui GJ GJ:
• Freq DJJ <100 atau >180x/mnt
• Kurang gerak janin (janin N >10hr gerak)
• Adanya cairan ketuban + mekonium kehijauan *jika bayi keluar
letak kepala
Mencegah GJ Partograf pantau persalinan
Anjurkan ibu sering ganti posisi slm persalinan, ibu hamil berbaring
terlentang mengurangi aliran darah ke rahim
Mengidentifikasi GJ dlm persalinan Px freq BJJ tiap 30 menit pd Kala 1, tiap 15 menit sesudah bukaan
lengkap
Px ada/tdk air ketuban + mekonium kehijauan
Menangani GJ Jk terdapat tanda GJ:
• Tingkatkan O2 pd janin
• Minta ibu ubah posisi tidur
• Beri cairan kpd ibu oral/IV
• Berikan O2 (bila tersedia)
Px kembali DJJ stlh 10-15 tindakan
RESUSITASI
• Intervensi saat lahir u/ menyokong penetapan
pernafasan & sirkulasi bayi baru lahir
• Dibutuhkan saat:
– Kehamilan tdk cukup bulan
– Air ketuban bercampur mekonium
– Persalinan seksio
• Dx:
– Setelah lahir, nilailah
• Apakah lahir cukup bulan
• Apakah bayi nangis atau nafas/tdk mengap-mengap
• Tonus otot bayi baik/gerak aktif
Buku Ajar Neonatologi Edisi Pertama
Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal Buku Acuan
Tahap 1: Langkah awal
• Diselesaikan dlm =< 30 detik
• Merangsang bayi nafas spontan & teratur:
• Jaga bayi ttp hangat
• Letakkan bayi di atas kain ke 1 yg ada di atas perut ibu ~45 cm dr perineum
• Selimutin bayi dg kain stb, wajah, ,dada, perut tetap terbuka potong tali pusat
• Pindahkan bayi ke kain 2 yg digelar ditempat resusitasi
• Jaga bayi tetap diselimuti & dibawah pemancar panas
• Atur posisi
• Kepala bayi bp posisi menghidu: kepala sedikit ekstensi + ganjal bahu
• Isap lendir:
• Gunakan pengisap lendir DeLee:
• Isap dari mulut dulu hidung
• Pengisapa saat alat pengisap ditarik keluar
• Jgn tll dalam (>5 cm kedalam mulut) DJJ bayi jd lambat atau henti nafas, jgn lewat
cuping hidung
• Tekan bola di luar mulut & hidung
• Masukkan ujung pengisap ke mulut & lepas tekanan pd bola (isap lendir)
• Masukkan ke dlm lubang hidung smp cuping lepaskan
• Keringkan rangsang taktil (menepuk/menyentil telapak kaki atau gosok
punggung/perut/dada/tungkai bayi dg telapak tangan
• Atur kembali posisi kepala bayi
Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal Buku Acuan
Tahap 2: Ventilasi
• Memasukkan sejlh vol udara ke paru dg tekanan +ve, membuka alveoli
paru bayi bisa nafas spontan & teratur
– Self inflating bag, Flow inflating bag, T-piece resucitation
• Langkah:
– Pasang sungkup menutupi dagu & mulut & hidung
– Ventilasi 2 kali
• Tiupan/remasan dg tekanan 30 cm air
• Lihat apakah dada bayi mengembang
– Lakukan remasan/tiupan 2x dg tek 30 cm air
– Ventilasi 20 x/30 dtk dg tek 20 cm air bayi nafas spontan/nangis
– Pastikan dada mengembang saat tiupan atau remasan stlh 30 dtk
lakukan nilai ulang nafas
– Ventilasi tiap 30 detik hentikan, lakukan penilaian ulang
– Rujuk bila blm nafas spontan >2 menit resusitasi
– Jika dipastikan DJ bayi tdk terdengar, lanjut ventilasi slm 10 menit
masih tdk terdengar hentikan resusitasi jelaskan pd ibu
• Bayi henti jantung 10 menit = kerusakan otak permanen
Buku Ajar Neonatologi Edisi Pertama
• Penggunaan O2
– Bayi dlm rahim saturasi HbO2 = ~60%
– Anak & dewasa 95-100%
– Setelah persalinan normal tanpa komplikasi &
inisiasi pernafasan, butuh ~bbrp menit >10 menit
u/ capai saturasi 90%
– Bila menggunakan O2 [] <100%, O2 perlu
dinaikkan sampai 100% bila tetap tdk ada
perbaikan stlh 90 detik.
– Gunakan oksimeter nadi
Buku Ajar Neonatologi Edisi Pertama
• Kompresi dada
– u/ freq DJ bayi <60x/menit wlpn tlh dilakukan ventilasi tekanan +ve
efektif + O2 tambahan 30 dtk
– Perlu 2 org bekerja sama u/ kompresi dada efektif: 1 menekan dada, 1
melanjutkan ventilasi
– Lokasi kompresi: 1/3 bawah tulang dada (antara ujung tulang dada &
garis khayal yg menghub 2 putting susu) atau 1 jari dibawah garis
khayal
– 2 ibu jari atau 2 jari sedikit atas/superior sifoid (jangan tekan di sifoid!)
2 cara yg dianjurkan:
1. Teknik ibu jari: keuntungan >>, tekanan puncak sistolik & perfusi
koroner tanpa komplikasi. Keterbatasan: tdk efektif jika bayi besar &
tangan penolong kecil, sulit bila perlu akses tali pusat u/ + obat
2. Teknik 2 jari: jari tenagh/telunjuk/manis 1 tangan tegak lurus
dinding dada + penekanan dg ujung jari, tangan lain menopang bag
belakang bayi, lebih melelahkan
Dikerjakan sinkron Kompresi:Ventilasi 3:1 (90 kompresi:30 inflasi = 120
kegiatan/menit) dada harus berkembang penuh antar 2 kompresi
Buku Ajar Neonatologi Edisi Pertama
• Pemberian obat & cairan
– Bila freq jantung ttp M60 x/mnt setelah ventilasi & kompresi
terkoordinasi
– Cara pemberian:
• Vena umbilikal
• Pipa endotrakeal
• Vena perifer
• Intramuskuler
• Akses intraoseus (bila akses vena tdk didapat, tidak digunakan krn
fragilitas tulang, kecil ruang oseus bayi t/u prematur)
– Yg diberikan:
• Epinefrin hidroklorida pemicu jantung (larutan 1:10.000 IV), dosis: 0,1-
0,3 mL/kgBB
• Plasma expander: kristaloid isotonik, larutan garam fisiologis, Ringer
laktat, darah O-negative: dosis awal 10 mL/kg 5-10 menit IV perbaikan
minimal + 10 ml/kg
• Nalokson: bila bayi ttp depresi nafas stlh freq jtg + warna kulit N (dosis:
0,1 mg/kg IV/IM)