Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Alternative Sub-
Alternative Group Group Parameters
Parameters
The first of the code number indicates the class of the coal, determined by volatile
matter concent up to 33 % VM and by calorofic parameter above 33% VM. Sub-
Group
Group Gray -
Number The second figure indicates the group of coal, determined by caking properties. Dilatome
Free Number King
Roga ter Test
Swellin The third figure indicates the sub-group, determined by coking properties. Assay
Index (%
g Index (coke
dilat.)
type)
100 Non
0 0 – 0,5 0-5 200 300 400 300 600 700 800 900 0 softening
A
A B
Class Number 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
30 – 45 % = Lignit
18 – 30 % = Sub-Bituminus
6 - 18 % = Bituminus
3 - 6% = Semi Antrasit
1 - 3% = Antrasit
Moisture dapat dihilangkan dari batubara baik secara mekanik
maupun secara thermal.
Kadar abu seringkali dikaburkan dengan istilah mineral matter. Kedua istilah
ini mempunyai perbedaan yang sangat kecil, umumnya kurang dari 10 %.
Tidak ada metode sederhana yang secara langsung bisa menentukan
kadar mineral matter. Melalui analisis abu dan pengetahuan
kompleksitas mineral-mineral dalam batubara, dimungkinkan untuk
memperkirakan kadar mineral matter dari kadar abu.
1. Parr Formula
MM = 1,08A + 0,55 Stot
2. Modifikasi Parr Formula
MM = 1,13A + 0,47S + Cl
3. King-Maris-Crossley Formula (Revisi NCB)
MM = 1,13A + 0,5 S + 0,8 CO2 – 2,8 S + 2,8 S + 0,31 Cl
4. British Coal Utilization Research Association (BCURA) Formula
MM = 1,10 A + 0,53 Stot + 0,74 CO2 – 0,36
5. Standard Association of Australia Formula
MM = 1,1 A
6. National Institute for coal Research (South Africa) Formula
MM = 1,1 A + 0,55 CO2
Formula-formula di atas didasarkan pada basis air dried,
dimana :
MM = mineral matter
A = abu
Stot = sulfur total
Spyr = sulfur pirit
Sabu = sulfur yang tertinggal di abu
Ssul = sulfur sulfat
Pengaruh Abu pada Pabrik Semen
Pada industri semen, jumlah abu bukan merupakan masalah karena abu terabsorpsi
menjadi produk klinker. Akan tetapi jumlah dan jenis komponen abu harus
konsisten sehingga bisa dibuat dengan porposi tertentu sebagai komponen umpan.
Komposisi abu juga harus kompatibel dengan produk klinker, tidak mengandung
komponen-komponen tertentu yang berlebihan, seperti posfor yang dapat
mempengaruhi kualitas semen.
VM pada dasarnya terdiri dari gas-gas yang dapat terbakar (seperti hidrogen,
karbon monoksida, dan metan) dan uap-uap yang dapat terkondensasi.
Kandungan zat terbang yang tinggi menyebabkan kemudahan untuk dibakar
dan akan menimbulkan asap yang banyak dalam pembakaran batubara.
Batubara dengan kadar VM yang lebih rendah akan mengeluarkan sejumlah gas
dan uap pembakaran yang lebih sedikit, lebih sulit menyala dan lebih lama
dalam membakar residu karbon.
- Semakin tinggi kadar VM, maka kuantitas kokas yang dihasilkan semakin
rendah
- Semakin tinggi kadar VM, maka pengaruh pengotor dalam batubara seperti
abu dan sulfur akan semakin besar. Sebagai perbandingan, batubara
dengan kadar VM 16 % dan abu 8 % akan menghasilkan kokas dengan kadar
abu sekitar 9,5 %, sedangkan batubara dengan kadar VM 35 % dan abu 5 %,
maka kokas yang dihasilkan dengan kadar abu 12,3 %.
Nilai karbon tertambat menyatakan besarnya residu
yang tertinggal dan dapat dibakar setelah air dan
volatile matternya dihilangkan. Residu ini sebagian
besar terdiri dari karbon serta sebagian kecil hidrogen,
sulfur dan nitrogen.
SURFACE MOISTURE
TOTAL
MOISTURE INHERENT MOISTURE
ASH
MINERAL
MATTER VOLATILE
As received (a.r.)
MINERAL
Dry (d.b.)
PURE COAL
FIXED CARBON
Pengujian (test) yang penting & diperlukan untuk batubara adalah :
1. Analisis proksimat (kadar air /H2O, kadar abu, VM, fixed carbon / FC)
4. Caking & Coking, Swelling Index, Grey King Coke Type, Roga Index)
6. Analisis petrographic
1.Analisis proksimat
1.1 Kandungan air (lengas/ moisture), ada tiga macam :
Air bebas (lengas bebas free moisture), adalah air yang akan menguap apabila
conto dipanaskan pada temperatur 110 0 C sampai beratnya konstan, dari conto
yang telah diangin-anginkan.
Air total (lengas total/ total moiture) = lengas bebas + lengas bawaan
Prosedur & Contoh Perhitungan Analisis Lengas Bawaan
Siapkan 1 gram (a.d.b.) conto batubara berukuran 211 µm, panaskan pada
suhu 110 0 C dalam ruangan (oven) selama 1 jam tanpa oksigen (bisa
memakai N2 & udara vakum & penimbangan langsung) sampai beratnya
konstan.
Berat conto – berat conto setelah dipanaskan
Free moisture
Batubara + lengas (lengas bebas) Batubara + lengas
total + abu bawaan + abu
Diangin-anginkan
Masuk Lab.
Berat abu
x 100%
Berat conto
1.3 Zat terbang : ditentukan dengan cara memanaskan batubara dalam kondisi
mengandung air bawaan selama 7 menit pada temperatur 925 0 C dalam
crusibel (platina,ASTM/keramik,BS), memakai tungku vertikal.
Berat hasil pemnasan
- air bawaan
Berat conto
1.4 Karbon padat (fixed carbon) aalah residu karbon padat dikurangi abu, yaitu
karbon padat = 100 –(IM+Ash+VM)
DRY MINERAL
(100– M) (100-M1-B) (100– M1 - B) (100-M1 - B) (100-M1 - B)
MATTER FREE 100 (100 – M1)
100 (100 – M1) (100 – M1 - A)
-
(D.M.M.F.)
PENGOTOR BAWAAN
(IMHENRENT IMPURITIES)
(FeS2, SiO2, CaSO4, CaCO3, Al2O3 dll)
Tulang-tulang binatang (air)
(Unik untuk setiap cekungan)
LAPISAN BATUBARA
SAAT PENAMBANGAN
(Dari lapisan atap atau lanatai) &
SAAT PENGANGKUTAN
LISTRIK (PLN)