Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
3
4
1
2 1. M supraspinatus C. Pars abdominalis
o: fossa supraspinata o: vag m recti abd
3 i: tuberculum majus f: add LA
4 f: abd LA i: crista tub majoris hum
5 2. M infraspinatus F: add, endorot LA
o: fossa infraspinata 8. M serratus anterior
6 i: tuberculum majus o: costa 1-9
f: exorot & add LA i: ang med scap, margo vert
3. M triceps br cap long scap, angulus inf scap
10 4. M triceps br cap lat f: menarik margo verteb ke
5. M teres major muka lateral
7A
6. M teres minor 9. M pectoralis minor
7B o: costa 3-5
o: margo axill scap
7C i: tuberculum majus i: proc coracoideus scap
f: exorot & add LA f: menarik proc coracoideus ke
12 muka bwh
7. M pectoralis major
13 10. M deltoideus
A. Pars clavicularis
11. M intercostalis
o: 2/3 med clav
12 m. obliquus ext abd
f: add,antefl, endorot LA
13. M rectus abdominis
B. Pars sternocostalis
o: sternum+costa 1-6
9 f: add, endorot LA
11
8
OS COXAE
1 2 3 4a 4b 4c 5 7 6
1. Linea glutea posterior
2. Ala ossis ilii
3. Linea glutea anterior
4. Cristae illiaca (a) labium externum
7
(b) lab. Intermedia
8
(c) lab. Internum
9
5. Facies glutea
10
6. SIAS
11 7. Linea glutea inferior
12 8. SIAI
15 9. Facies lunata
13 10. Eminentia iliopectinea
14 11. Fossa acetabuli
12. Incisura acetabuli
13. Corpus ossis pubis
14. Crista obturatoria
15. Pecten ossis pubis
OS COXAE
1. SIAS
2. Fossa iliaca
3. Tuberositas iliaca
4. Facies auricularis
5. Sulcus paraglenoidalis
6 6. SIPI
7. Incisura ischiadica major
7
8. Corpus ossis ilii
9. Corpus ossis ischii
8
10. Corpus ossis pubis
11
11. Linea arcuata
9
12. Pecten ossis pubis
10
13. Sulcus obturatorius
13
14. Crista pubica
14 15 12
15. Facies symphysialis
OS COXAE
2
1. SIAS
3
2. Fossa iliaca
1
3. Tuberositas iliaca
4. Facies auricularis
5 5. Sulcus paraglenoidalis
10 6. Eminentia iliopectinea
6 7. Ramus superior ossis pubis
14 8. Ramus inferior ossis pubis
7 9. Ramus ossis ischii
9 10. Corpus ossis ilii
8 11. Corpus ossis ischii
11 12. Corpus ossis pubis
13. Tuberculum pubicum
12
14. Pecten ossis pubis
13
15. Crista pubica
12 15 14
16. Facies symphysialis
1 OS FEMUR
2
13
1. Fovea capitis femoris
2. Trochanter major
3
3. Caput femoris
4
4. Collum femoris
6
5. Trochanter minor
5
6.Crista intertrochanterica
7
7. Linea pectinea
8
8. Tuberositas glutea
10
9. Linea intercondylaris
13
10. Fossa intercondylaris
9
11. Condylus medialis
12
11
12. Condylus lateralis
13. Fovea trochanterica
14 13 OS TIBIA
1 1. Condylus lateralis
1
2. Condylus medialis
2
2 3. Tuberositas tibiae
10
3 4. Facies medialis
15
5. Facies lateralis
11
4 6. Margo anterior
7
5 7. Margo interossea
8 8. Margo medialis
6
7 9. Malleolus medialis
12 10. Linea musculi solei
8
11. Facies posterior
12. Sulcus malleolaris
13. Facies articularis superior
9
condyli lateralis
14. Facies articularis superior
condyli medialis
15. Foramen nutricium
HUBUNGAN
2 9 6 5 1
OS TIBIA-FIBULA
1. Facies articularis superior
condyli lateralis
condyli medialis
3.Caput fibulae
5. Tuberositas tibiae
3 3. Facies lateralis
4. Facies medialis
4 5
5 5. Margo anterior
6 7 6. Margo interossea
7
7. Margo posterior
8
9 8. Crista medialis
10
9. Facies posterior
10 11 10. Malleolus lateralis
12
11. Sulcus tendo musculi peroneorum
Medial lateral
12. Facies articularis malleoli
1
OS PATELLAE
1
1. Basis patelae
3
2. Apex patelae
2 3. Facies articularis
OS PATELA KANAN
9
OSSA TARSALIA
1. Talus
8 2. Calcaneus
7 3. Os naviculare
6 4. Os cuboideum
5 5. Os cuneiforme laterale
4 6. Os cuneiforme intermedium
3 7. Os cuneiforme mediale
1
2 8. OSSA METATARSALIA
1 2 3 4 6 5 8
9 9. PHALANGES
• Otot Pangkal Paha
2. M. gluteus medius
3. M. gluteus minimus
4. M. piriformis
5. M. obturator internus
6. M. gemellus superior
7. M. gemellus inferior
8. M. quadratus femoris
9. M. obturator externus
3. M. gluteus minimus
4. M. piriformis
5. M. obturator internus
6. M. gemellus superior
7. M. gemellus inferior
8. M. quadratus femoris
9. M. obturator externus
2. M. psoas mayor
3. M. iliacus
2. M. quadriceps femoris
• a. M. rectus femoris
• b. M. vastusmedialis
• c. M. vastuslateralis
• d. M. vastusintermedius
3. M. articularisgenu*
• Otot Tungkai Atas
II. Otot-otot medial / penggerak ke
tengah
a. Lapis luar
• 1. M. pectineus
• 2. M. adductor longus
• 3. M. gracilis
b. Lapis dalam
• 1. M. adductor brevis
• 2. M. adductor minimus
• 3. M. adductor magnus
• Otot Tungkai Atas
III. Otot-otot dorsal
1. M. semitendinosus
2. M. semimembranosus
3. M. biceps femoris
a. Caput longum
b. Caput breve
•1+2+3 = M. ischiocrurales
•1+2+3(a) = M. hamstring
• Otot Tungkai Bawah
I. Otot-otot ventral
1. M. tibialis anterior
2. M. extensor digitorumlongus
3. M. extensor hallucislongus
4. M. fibularistertius
• Otot Tungkai Bawah
a. Caput mediale
b. Caput laterale
3. M. soleus
• 2 + 3 = M. triceps surae
• Otot Tungkai Bawah
2. M. flexor digitorumlongus
3. M. tibialis posterior
4. M. flexor hallucislongus
• Otot Tungkai Bawah
II. Otot-otot dorsal
c. Otot-otot lateral
1. M. fibularis longus
2. M. fibularis brevis1
• Otot Kaki
I. Otot-otot bagian dorsal
1. M. extensor hallucis brevis
3. M. adductor hallucis
a. Caput obliquum
b. Caput transversum
• Otot Kaki
II. Otot-otot plantar
b. Otot-ototsisi lateral
1. M. abductor digitiminimi pedis
3. M. opponens digitiminimi *
• Otot Kaki
II. Otot-otot plantar
c. Otot-otot tengah kaki
1. M. flexor digitorum brevis
2. M. quadratus plantae
4. Mm. interosseipedis
a. Mm. interosseiplantares
b. Mm. interosseidorsalespedis
Pembuluh Darah Kaki
• Arteri penting lainnya termasuk :
Popliteal a. : cabang femoral artery yang bercabang & mensuplai darah ke lutut, paha & betis
Posterior tibial a. : cabang popliteal a. yang mensuplai darah ke telapak kaki, menyusuri kaki bersebelahan
dengan vena-nya
Anterior tibial a. : cabang lain dari popliteal a.
Peroneal a. : cabang terbesar dr posterior tibial a. , mensuplai darah ke pergelangan kaki dan otot betis,
berakhir pada lateral calcaneal a.
Plantar a. – lateral, medial, deep : membentuk looping web di kaki memperdarahi tiap jari dan bersatu dengan
dorsalis pedis a.
Dorsalis pedis a.: memperdarahi permukaan kaki sbg perpanjangan dari anterior tibial a. , berjalan bersamaan
dengan vena-nya.
Dorsalis pedis a.
• Denyut nadi dorsalis pedis dapat dirasakan dengan
menekan di atas arteri ke arah tulang tarsal - khususnya
antara tendon ekstensor halusis longus dan ekstensor
digitorum longus.
Vena & Persarafan di Kaki
• Seringkali vena berjalan pada jalur yang sama dengan arterinya spt dorsalis pedis a.
& v.
• Vena penting di kaki termasuk : internal & external iliac veins, femoral vein,
saphenous vein, popliteal vein, tibial vein, dan venous arch of foot.
• Saraf utama di kaki adalah sciatic nerve yang dimulai dari punggung bawah hingga
tungkai bawah. Nervus besar lain di kaki termasuk tibial n., medial cutaneous n. , dan
deep peroneal n.
Sendi
• Nama lain : articulation/arthrosis.
• Penggolongan :
Berdasarkan struktur
Berdasarkan fungsi
Sendi
Berdasarkan struktur :
1. Articulatio fibrosa
2. Articulatio cartilaginis
3. Articulatio synovialis
Articulatio Fibrosa
• Tidak terdapat ruang diantara tulang-tulang yang membentuk sendi.
• Jenis-jenis :
Sutura
Syndesmosis
Gomphosis
Sutura
• Terdapat pada tulang-tulang tengkorak (cranium).
• Jenis-jenis :
Articulatio cartilaginis primer (synchondrosis)
• Fungsi :
• Terdapat ligamen yang memiliki ikatan reguler, bersifat liat dan elastis.
• Bersifat kental.
• Kandungan :
• Asam hialuronat, yang dihasilkan oleh fibroblast-like cell di membrana synovialis.
• Fungsi :
Mengurangi gesekan, shock absorber, difusi nutrisi dan oksigen/karbon dioksida, sekresi
bakteri dan debris.
• Saat tidak digerakkan bersifat lebih kental. Saat digerakkan bersifat lebih encer.
Sendi
Berdasarkan fungsi :
1. Synarthrosis (tidak dapat digerakkan).
Gartner
Otot rangka
Otot Rangka
• Seluruh otot rangka dilapisi oleh jaringan ikat ireguler disebut
epimysium.
• Banyak nucleus disebabkan fusi sel mesenkim mioblas saat pembentukan embryonal.
• Miofibril terdiri dari banyak miofilamen yang terdiri dari banyak sarkomer yang memiliki aktin
dan myosin.
• Pita A berwarna lebih gelap : kumpulan filamen tebal bersama dengan bagian filamen tipis
yang tumpang tindih dengan filamen tebal.
• Filamen tebal myosin terikat pada garis Z melalui protein bernama titin.
Titin meletakkan filament myosin di tengah garis Z (tengah sarkomer).
Eroschenko, V P, Atlas Histologi di Fiore, edisi 12. EGC, Jakarta, 2013
Otot Jantung
• Serat otot jantung silindris, terutama terdapat di dinding dan sekat jantung, dan dinding
pembuluh darah besar yang melekat pada jantung (aorta dan trunkus pulmonalis).
• Seperti otot rangka, serat otot jantung memperlihatkan cross-striation, tetapi ada
percabangan.
• Ujung terminal otot jantung yang berdekatan terulas gelap disebut diskus interkalaris,
yang merupakan tempat perlekatan khusus yang menyilang sel-sel jantung pada
interval yang tidak teratur dengan pola seperti tangga.
Otot Jantung
• Di diskus terdapat nexus (gap junction) yang memungkinkan komunikasi ionik dan
komunitas antara serat-serat otot jantung yang berdekatan.
• Serat otot jantung lebih pendek dari serat otot rangka dan memiliki satu nukleus
yang terletak di tengah, bisa juga binukleus.
• Banyak pembuluh darah kecil dan kapiler ditemukan di sekat jaringan ikat dan
endomisium di antara masing-masing serat otot.
Eroschenko, V P, Atlas Histologi di Fiore, edisi 12. EGC, Jakarta, 2013
Otot Polos
• Memiliki distribusi yang luas dan ditemukan di banyak organ berongga.
• Serat otot polos mengandung filamen kontraktil aktin dan miosin, tapi tidak tersusun
dalam cross-striation teratur seperti otot rangka dan jantung.
• Serat otot polos adalah involunterm karena nya berada di bawah kontrol sistem saraf
otonom dan hormone.
• Serat-seratnya kecil dan berbentuk fusiformis atau kumparan dengan kedua ujung
meruncing, dan mengandung satu inti lonjong atau memanjang di tengah.
Otot Polos
• Otot polos banyak dijumpai melapisi organ visera berongga dan pembuluh darah.
• Di organ saluran pencernaan, uterus, ureterm dan organ berongga lainnya, otot
polos terdapat dalam bentuk lembaran atau lapisan.
• Sedikit jaringan ikat dan fibroblas membungkus masing-masing serat otot dan lapisan
otot.
• Di pembuluh darah serat otot tersusun dengan pola melingkar, tempat otot ini
mengendalikan tekanan darah dgn mengubah diameter lumen pembuluh darah.
Eroschenko, V P, Atlas Histologi di Fiore, edisi 12. EGC, Jakarta, 2013
Eroschenko, V P, Atlas Histologi di Fiore, edisi 12. EGC, Jakarta, 2013
Jenis-jenis Otot Rangka
Berdasarkan kapasitas biokimiawi, terbagi menjadi :
Kontraksi Pelan, berulang, tidak mudah lelah, Cepat., mudah lelah, kontraksi kuat
kontraksi lemah
Kaya akan enzim oksidatif, sedikit Enzim oksidatif sedikit, kaya akan
Enzim
adenosin trifosfatase fosforilase & Adenosin trifosfatase
Jenis serat-serat otot
Karakteristik Tipe I Tipe IIa Tipe IIb
Aktifitas ATPase
Rendah tinggi Tinggi
miosin
Kapasitas fosforilasi
Tinggi Tinggi Rendah
oksidatif
Gartner
Tubulus T dan Retikulum
Sarkoplasma
Strukur myofibril sebagian
besar dipelihara oleh lima
protein :
1. Titin
2. Aktinin – a
3. Tudung Z/ Cap Z
4. Nebulin
5. Tropomodulin
Gartner
FILAMEN TEBAL
• Jumlah tegangan tergantung frekuensi stimulasi dan Jumlah motor unit yang terlibat.
• Tonus otot : walaupun dalam keadaan istirahat beberapa motor unit tetap aktif tapi
tidak menyebabkan pergerakan.
Otot
Otot keseluruhan (suatu organ) serat
otot (sebuah sel) miofibril (struktur
intrasel khusus) filament tebal & tipis
miosin & aktin (protein).
• Pita A
Terletak dimana aktin dan miosin tumpang tindih (sehingga nampak gelap).
• Sarkomer
miosin
Titin
aktin
tropomiosin troponin
• Protein cap Z : protein di Z disk yang berfungsi mencegah pemanjangan
aktin saat kontraksi, dan menjaga aktin tetap stabil.
• Tropomiosin : protein berbentuk seperti benang yang terletak di sepanjang sisi alur
spiral aktin yang berikatan dengan jembatan silang menghambat kontraksi otot
• Asetilkolin yang dikeluarkan dari ujung terminal neuron motorik mengawali potensial aksi di sel otot
merambat ke seluruh permukaan membrane.
• Aktivitas listrik/potensial aksi permukaan dibawa ke bagian sentral serat otot oleh tubulus transversus (tubulus
T) kantung-kantung lateral retikulum sarkoplasma dekat tubulus pelepasan Ca++.
• Aktin : Ca++ berikatan dengan troponin mengubah bentuknya kompleks troponin-tropomiosin tergeser ke
samping membuka tempat pengikatan jembatan silang aktin.
• Miosin dapat energi dari penguraian ATP jadi ADP +Pi +energi oleh ATPase myosin jembatan silang miosin
• Pengikatan aktin dan miosin di jembatan silang jembatan silang menekuk suatu gerakan mengayun kuat
menarik filamen tipis ke arah dalam.
• Pergeseran ke arah dalam dari semua filamen tipis yang mengelilingi filamen tebal memperpendek sarkomer
(KONTRAKSI OTOT).
ATP
Eksitasi-kontraksi
dan relaksasi otot
(1)
(2)
(3)
3 jenis utama kontraksi
• Kontraksi isotonik → tegangan otot tidak berubah, sementara panjang otot berubah.
• Kontraksi isokinetik → laju pemendekan tetap konstan, sementara panjang otot berubah.
• Kontraksi isometrik → otot tidak dapat memendek, sehingga terbentuk tegangan dengan panjang
otot tetap.
• Eksitasi otot → mengaktifkan proses kontraktil pembentuk tegangan → jembatan silang mulai
bersiklus → pergeseran filamen memperpendek sarkomer → meregangkan komponen seri elastik
untuk menghasilkan gaya di tulang tempat insersi origo otot.
• Beberapa otot rangka tidak melekat sama sekali pada tulang dan sebenarnya
mencegah gerakan.
• Nekrosis iskemia
Cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah
kontraksi otot yang berlebihan atau ketika terjadi kontraksi,otot belum siap,
terjadi pada bagian groin muscles (otot kunci paha), hamstring (otot paha
bagian bawah), dan otot quadriceps.
Fleksibilitas otot yang baik bisa menghindarkan daerah sekitar cedera memar
dan membengkak.
Tanda dan Gejala Ruptur Tendon
Terdengar suara yang keras seperti cambuk (whiplash)
Nyeri hebat
Cepat atau langsung memar
Ditandai dengan kelemahan
Ketidakmampuan untuk menggunakan tangan atau kaki
Ketidakmampuan untuk memindahkan area yang terlibat
Ketidakmampuan untuk menahan beban
Deformitas
Tatalaksana Ruptur Tendon
Tujuan pengobatan adalah untuk mengembalikan ke keadaan normal dan
memungkinkan pasien untuk melakukan apa yang dapat dilakukan sebelum
cedera.
Tindakan pembedahan dapat dilakukan, dimana ujung tendon yang
terputus disambungkan kembali dengan teknik penjahitan. Tindakan
pembedahan dianggap paling efektif dalam penatalaksanaan tendon yang
terputus.
Tindakan non pembedahan dengan orthotics atau theraphi fisik. Tindakan
tersebut biasanya dilakukan untuk non atlit karena penyembuhannya lama
atau pasiennya menolak untuk dilakukan tindakan operasi.
Pemberian OAINS
Ruptur Tendon Quadriceps
Etiologi:
• Trauma langsung pada lutut, tepat di atas patela.
• Lanjut usia mengakibatkan penurunan suplai darah ke bagian
dalam tendon.
• Kombinasi kontraksi paha depan dan peregangan
otot (loading eksentrik).
Ruptur Tendon Rotator Cuff
(supraspinatus)
Etiologi:
• Mengangkat benda berat overhead
• Trauma langsung
• Mencoba menahan dengan tangan terulur saat jatuh
Gejala:
• Tidak bisa abduksi
Ruptur Tendon Biceps
Etiologi:
Fleksi lengan dengan paksa
Ruptur trauma biasanya terjadi ketika mengangkat 150 pounds atau lebih
Lanjut usia mengakibatkan melemahnya tendon secara bertahap
Mungkin terjadi secara spontan
Gejala:
Penurunan kekuatan fleksi siku dan penurunan kemampuan untuk
menaikkan lengan ke samping.
Ruptur Tendo Achilles
• Etiologi:
1. Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes
2. Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yangdapat meningkatkan risiko
pecah
3. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton, tenis,
basket dan sepak bola
4. Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis
• Prevention :
• Berikan kortikosteroid secara
• Hindari berlari di permukaan yang licin
• Hindari aktivitas yang memacu stress
Bursitis Tendo Achilles
• Definisi: Pembengkakan berisi cairan kantung (bursa) di bagian belakang
tulang tumit di bawah tendon Achilles.
• Epidemiologi: Banyak terjadi wanita berusia 85 tahun.
• Etiologi: Penggunaan berulang atau berlebihan bagian pergelangan kaki
yang menyebabkan bursa mengalami iritasi dan peradangan (berjalan,
berlari, melompat)
• Patofisiologi: Garis sinoval dari pundit bursa meradang ,jadi lebih banyak
cairan diproduksi, bursa membengkak,kadang-kadang terkumpul sisa
kalsium.pembengkakan di sentral nyeri dan terbatasnya gerakan sendi atau
ekstremitas.
Adapun sendi yang sering terkena atau
bursitis yang sering terjadi adalah:
Sendi bahu yaitu bursa subeltoid subkrominal
yang menimbulkan rasa nyeri akut serta
pergerakan yang terbatas pada sendi bahu.
Sendi schilles yaitu adanya perlekatan tendon
Achilles dengan lubang kalkanius yang dapat
menimbulkan nyeri di area tesebut trutama
pada kalkanius posterior, keadan tersebut
dinamakan bursitis archilles.
Tumit yang disebut hear spur bursitis yang
menimbulkan nyeri pada daerah tumit.
Bursitis pada prepatelar dengan gejala nyeri
sewaktu berlutut,rasa kaku, bengkak dan
kemerahan pada bagian anterior lutut, keadan
ini terjadi biasanya bila sering berlutut.
Bursitis pada panggul.
Bursitis pada pergelagan kaki.
• Faktor risiko:
Stres cedera (berlebihan) berulang-
ulang.
Hip cedera.
Penyakit tulang belakang
Ketidaksetaraan panjang kaki
Rheumatoid arthritis
Bedah
Tulang taji atau deposito kalsium
• Tanda dan gejala:
Nyeri di tumit ketika berjalan, berlari
atau saat disentuh
Nyeri bertambah parah ketika berjinjit
Kemerahan, hangat pada bagian
belakang tumit
• Pemeriksaan klinis: Menanyakan gejala
bursitis retrocalcaneal, warna
kemerahan dan tenderness pada bagian
belakang tumit. Nyeri bertambah jika
dilakukan dorsofleksi atau ketika
berjinjit.
• Pemeriksaan penunjang: X-Ray, MRI
• Diagnosis banding: heel pain
• Tatalaksana:
• Tindakan umum: bantalan tumit, NSAID ,
terapi dingin-panas, memakai sandal
belakang terbuka, menambah tumit sepatu
dengan bahan yang lembut
• Injeksi kortikosteroid
• Operasi
• Komplikasi: Bursitis kronis, cedera tendon akibat injeksi steroid
berlebihan
• Prognosis: Kondisi biasa membaik dalam beberapa minggu jika
mendapat penanganan yang baik.
• Pencegahan: Berolahraga dengan baik dan melakukan pemanasan
terlebih dahulu sebelum berolahraga
Sumber:
http://www.northshoresportspodiatry.com.au/wp-conte
nt/uploads/2009/12/achilles_tendon_bursitis1.jpg
Sumber:
http://www.activemotionphysio.ca/media/img/565/foot_a
chilles_tendon_anatomy03.jpg
Pemeriksaan
kelainan tendon
Thompson Test
• Untuk mengetahui integritas dari tendon Achilles dengan menekan betis.
• Di tes klinik, biasanya untuk mengetahui adakan ruptur Achilles
• Otot betis yang ditekan antara lain 3 otot:
• M. gastrocnemius
• M. soleus
• M. plantaris
Teknik
• Pasien tidur terlungkup / berlutut 90drajat, kemudian pemeriksa menekan betisnya
(m.gastrocnemius dan m. soleus) yang akan membuat gerakan refleks fleksi pada m.
plantaris.
• Jika tendon Achilles normal = akan terbentuk gerakan fleksi pada plantar
• Jika terjadi ruptur pada tendon Achilles = tidak ada gerakan
THOMSON
TEST
Caranya:
• Posisi pasien terbaring terlungkup dengan kaki fleksi 90 drajat
• Pemeriksa berada di dekat kaki dan memeberi tekanan pada tumit pasien (menekan
tibia kearah femur)
• Pemeriksa kemudian memutar tibia ke arah internal dan eksternal pada femur
Apley’s Distraction Test
• Fungsinya untuk mengetahui adakah injury pada ligamen di medial joint pada lutut
Caranya:
• Posisi pasien terbaring terlungkup dengan kaki fleksi 90 drajat
• Lutut pemeriksa menahan thigh pasien supaya stabil
• Kemudian pemeriksa menarik tibia pasien dari femur
• Pemeriksa memutar tibia pasien kearah eksternal dan internal
Interpretasi
Positive Compression Test cedera meniscus
Positive Distraction Test cedera ligament
LI 2. Mm Kelainan
Meniscus
Rhabdomyosarcoma, Lesi
meniscus medial & lateral ,
Strain, Atrofi, hipertrofi,
hipotrofi dan distrofi,
Myositis
Lesi meniskus medial lateral
Lesi Meniskus
• Lesi Meniskus adalah cedera yang dialami oleh bantalan sendi lutut.
• Lesi meniskus lebih sering terjadi pada bagian medial dibanding bagian lateral,
karena meniskus medial menanggung beban 90% dari masa tubuh.
• Etiologi : Gerakan sendi lutut ke medial atau lateral di luar batas kemampuan.
Klasifikasi
• Cedera Meniskus diklasifikasikan berdasarkan ada tidaknya
2.Palpasi - USG
i. Nyeri pada garis sendi lutut - arthroscopy
ii. Krepitasi
https://www.braceworks.ca/wp-content/uploads/2017/02/Meniscus-Tear-MRI-e1486323810801.png
Tatalaksana
Non-surgical Treatment
• Obat antiinflamasi nonsteroid. Obat-obatan seperti aspirin dan ibuprofen mengurangi rasa sakit dan bengkak.
- Rest : Beristirahatlah dari aktivitas yang menyebabkan cedera. Dokter Anda mungkin menyarankan agar Anda
menggunakan kruk untuk menghindari menambah berat badan pada kaki Anda.
- Ice : Gunakan kompres dingin selama 20 menit setiap kali, beberapa kali sehari. Jangan oleskan es langsung ke kulit.
- Kompression : Untuk mencegah pembengkakan dan kehilangan darah tambahan, kenakan pembalut kompresi
elastis.
- Elevation : Untuk mengurangi pembengkakan, berbaringlah saat Anda beristirahat, dan angkat kaki Anda lebih
tinggi dari jantung Anda.
Surgical Treatment
• Menisektomi parsial : dalam prosedur ini, jaringan
meniskus yang rusak dipangkas.
• Prognosis pasien lesi meniscus tergantung umur dan mekanisme cedera, karena
mempengaruhi proses penyembuhannya.
Pencegahan
Lakukan pemanasan dan peregangan sebelum berolahraga.
Gunakan perlengkapan yang tepat, seperti sepatu atletik yang dirancang khusus
untuk aktivitas yang dilakukan.
• Murrell GAC, Andres BM. Treatment of tendinopathy: What works, what does not and what is on the
horizon. Clin Orthop Relat Res. 2008 July; 466(7): 1539–1554.
• http://www.tenosynovitis.org.uk
• Bass E. Tendinopathy: Why the difference between tendinitis and tendinosis matters. Int J Ther Massage
Bodywork. 2012; 5(1): 14–17.
• Gartner, leslie P and james L. Hiatt. Color textbook of histology third edition. Philadelphia. Elseivier Saunder.
2007