Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tn. Robi, seorang laki-laki berusia 25 tahun datang diantar oleh keluarganya ke IGD RSUD Kota Batam Merupakan korban perampokan di rumahnya sejak 3 jam yang lalu dengan luka robek di bagian perut dari ulu hati hingga perut bagian kanan atas, dengan usus dan lambung terburai keluar. Pasien datang dalam keadaan tidak sadarkan diri diantar oleh keluarganya. Terdapat perdarahan dari luka tersebut yang ekluar terus menerus. Dari pemeriksaan fisik didapatkan, kesadaran pasien menurun, dengan GCS E3V4M5, TD 90/50 mmHg, RR 40 x/menit; tidak dalam; teratur, N 115 x/menit; kuat; teratur dan T 36.70C, akral teraba agak dingin, dari pemeriksaan tersebut menandakan pasien dalam keadaan syok. Sedangkan hasil pemeriksaan Hb 6 gr/dl, berat badan pasien 60 kg. Sedangkan status lokalis abdomen didapatkan luka robek sepanjang 15 cm dari region epigastrika hingga hipokondrium dekstra, dengan usus dan lambung terburai keluar, dan perdarahan yang terus-menerus. Pasien segera mendapatkan penanganan awal intensif terutama untuk mengatasi keadaan syok pasien dan segera dilakukan operasi berupa laparatomi eksplorasi cito. Dan dari pembedahan laparatomi tersebut didapatkan adanya luka robek pada liver yang mengeluarkan darah terus menerus. Setelah dilakukan laparatomi, pasien dirawat di Intensive Care Unit (ICU) agar pasien lebih termonitor keadaan umum dan tanda-tanda vitalnya.
Keyword
1. 2. 3. 4. 5. Laki-laki 25 tahun, korban perampokan Usus dan lambung terburai Pasien tidak sadarkan diri Perdarahan dari luka terus menerus Pemfis:
kesadaran menurun GCS E3 V4 M5 TD 90/50 mmHg RR 40x/menit (tidak dalam, teratur) nadi 115x/menit (kuat, teratur) suhu 36,7 C akral dingin
6. Hb 6 gr/dl 7. BB 60 kg 8. Status abdomen: luka robek sepanjang 15 cm dari regio epigastrika - hipogastrika / hipokondrium dextra. 9. Penanganan awal:
mengobati syok operasi laparatomi eksplorasi cito 10. Luka robek pada liver 11. Perawatan di ICU
Keyproblem
Laki-laki 25 tahun mengalami syok akibat trauma
Pertanyaan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Mengapa terjadi perdarahan terus menerus pada daerah abdomen? Bagaimanakah penanganan awal pada pasien syok? Mengapa terjadi syok? Berapa jumlah cairan yang diberikan pada pasien syok? Mengapa tekanan darah rendah? Bagaimana usus dan lambung bisa terburai keluar Apa saja indikasi dari laparatomi? Mengapa pasien di rawat di ICU? Apa saja jenis-jenis trauma yang dapat menyebabkan perdarahan abdomen? Bagaimana cara observasi luka? Bagaimana penanganan awal pada pasien luka abdomen? Bagaimana penatalaksanaan awal pada perdarahan? Kapankah pasien perdarahan perlu transfusi darah? Apa saja komplikasi dan prognosis dari trauma abdomen? Apa saja terapi medikamentosa pada pasien trauma abdomen?
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu melakukan penanganan gawat darurat pada pasien trauma abdomen.
Sasaran Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu: Menjelaskan pengertian dan klasifikasi trauma abdomen Menjelaskan tanda-tanda klinis pada syok perdarahan Menjelaskan patofisiologi dari trauma abdomen Menjelaskan patofisilogi syok akibat perdarahan Menjelaskan tindakan gawat darurat yang dilakukan pasa pasien syok Menjelaskan tatalaksana luka robek pada abdomen Menjelaskan terapi cairan pada syok Menjelaskan langkah identifikasi luka Menjelaskan komplikasi dan prognosis pada trauma abdomen Menjelaskan terapi medikamentosa pada trauma abdomen
Mind Map
Pengertian Prognosis
Klasifikasi
Trauma Abdomen
Komplikasi
Patofisiologi Diagnosis
Tatalaksana
Gawat Darurat Medikamentosa Syok
Trauma Abdomen
adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer,2001).
didefinisikan sebagai kerusakan terhadap strukt ur yang terletak diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau yang menusuk (Ignativicus & Workman, 2006).
BERDASARKAN JENIS ORGAN YANG CIDERA Organ padat Organ berongga BERDASARKAN DAERAH ORGAN YANG CIDERA Organ Intraperitonial Organ Retroperitonial
Syok Hipovolemik
Hemoragik
Penurunan TD
Triase
Cara pemilahan & penilaian penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumberdaya yang ada. Terapi didasarkan pada prioritas ABC
Primary Survey
A : Airway, menjaga jalan nafas dengan kontrol servikal B : Breathing, menjaga jalan nafas C : Circulation dengan kontrol perdarahan D : Disability, status neurologis E : Exposure/ environment : cegah hipotermia
Resusitasi Cairan
Untuk rehidrasi cairan di gunakan rumus Holliday segar, yaitu : Untuk berat 0-10 kg membutuhkan 4 ml/kg/BB per jam dalam 24 jam Untuk berat 11-20kg membutuhkan 2ml/kg/BB per jam dalam 24 jam Untuk berat >20 kg membutuhkan 1 ml/kg/BB per jam dalam 24 jam.
Transfusi Darah
pemberian transfusi darah tetap harus menjadi bahan pertimbangan berdasarkan: 1) Keadaan umum penderita ( kadar Hb dan hematokrit) sebelum pembedahan; 2) Jumlah/penaksiran perdarahan yang terjadi; 3) Sumber perdarahan yang telah teratasi atau belum; 4) Keadaan hemodinamik (tensi dan nadi); 5) Jumlah cairan kristaloid dan koloid yang telah diberikan; 6) Kalau mungkin hasil serial pemeriksaan kadar hemoglobin dan hematokrit; 7) Usia penderita.
Pemberian Cairan
6 jam I = D + M atau 8 jam I = D + M 18 jam II = D + M atau 16 jam II = D +
Laparatomy
Adalah insisi pembedahan melalui pinggang atau lebih umum melalui setiap dinding perut. Indikasi laparotomy:
1. Trauma abdomen 2. Peritonitis 3. Hemodinamik tidak stabil berulang walaupun telah di resusitasi cairan, tanpa adanya perdarahan eksterna/ ditempat lain 4. Sumbatan pada usus 5. Masa pada abdomen (tumor/kista)
Secondary Survey
Anamnesis Pemeriksaan fisik
Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
Pemeriksaan penunjang
Foto rongen Foto kontras
Sistografi Uretrografi IVP
DPL Indikasi Menentukan adanya perdarahan bila BP Diagnosis cepat dan sensitif (akurasi 98%)
CT Menentukan organ cedera bila BP normal Paling spesifik untuk cedera, akurasi 92 98%
Keuntungan
Diagnosis cepat, tidak invasif dan dapatdiulang; akurasi 86 97 % Tergantung operator distorsi gas usus dan udara di bawah kulit. Gagal mengetahui cedera diafragma, usus, dan pnkreas
Kerugian
Membutuhkan biaya dan waktu yang lebih lama, todak mengetahui cedera diafragma, usus, dan pankreas.
Terapi Medikamentosa
Terapi medikamentosa syok hipovolemik akibat perdarahan
Adrenalin dapat diberikan jika terdapat kolaps kardiovaskular berat (tensi/nadi hampir tidak teraba) dengan dosis 0,5-1 mg larutan 1:1000 intra muscular atau 0,1-0,2 mg larutan 1:1000 dalam pengenceran 9 ml NaCL 0,9% intra vena. Adrenalin jangan dicampur dengan natrium bikarbonat karena adrenalin dapat menyebabkan inaktivasi larutan basa. Infus cepat dengan Ringer s laktat (50 ml/menit) terutama pada syok hipovolemik. Daat dikombinasi dengan cairan koloid (dextran L). Antibiotik
Ampicillin 3 x 1 gr i.v (skin test)
Analgesik
Komplikasi
Perdarahan intra abdominal Peritonitis Perforasi
Prognosis
Tingkat kematian dari trauma abdomen mencakup sprektrum yang luas (0-100%),tergantung dari luasnya luka. Faktor umum: 1. interval waktu yang lama antara injury dan operasi 2. adanya syok 3. bersamaan dengan cedera kepala Angka kematian dipengaruhi oleh hipotensi pra rumah sakit, perdarahan masif,asidosis dengan pH kurang dari 7, lactate level lebih dari 20 mmol/L,atau base deficit lebih nagatif dari -15 mEq HCO3
TERIMA KASIH