Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Osteoporosis
Osteo Porous
tulang batang
Tulang terdiri dari mineral-mineral seperti kalsium dan fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan padat.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Osteoporosis adalah suatu keadaan dimana kepadatan tulang mulai berkurang dan disertai kerusakan mikro arsitektur tulang, sehingga tulang akan menjadi rapuh dan mudah patah.
EPIDEMIOLOGI
Diperkirakan 1 dari 3 wanita dan 1 dari 12 pria usia >> 50 th di seluruh dunia mengidap osteoporosis. Kejadian jutaan fraktur pertahunnya sebagian besar melibatkan lumbar vertebra, panggul dan pergelangan tangan (wrist). Fragility Fracture dari tulang rusuk juga umum terjadi pada pria.
EPIDEMIOLOGI (Lanjutan)
Fraktur panggul
seorang wanita kulit putih usia 50 tahun mempunyai waktu hidup 17,5% beresiko fraktur femur proksimal. Insidensi tertingi ditemukan pada pria dan wanita usia 80 tahun ke atas. Antara 35-50% dari seluruh wanita usia di atas 50 tahun setidaknya satu mengidap fraktur vertebral.
Fraktur vertebral
EPIDEMIOLOGI (Lanjutan)
Resiko waktu hidup yang ditopang fraktur Colles sekitar 16% untuk wanita kulit putih. Ketika wanita mencapai usia 70 tahun, sekitar 20%nya setidaknya terdapat satu fraktur pergelangan tangan. Fragility fracture dari tulang iga umumnya terjadi pada laki-laki usia muda 25 tahun ke atas.
ANATOMI
ANATOMI (Lanjutan)
Tulang terdiri atas daerah yang kompak Pada bagian luar yang disebut korteks Dan bagian dalam disebut medula yang bersifat spongiosa berbentuk trabekula dan di luarnya dilapisi oleh periosteum. Periosteum pada anak lebih tebal daripada orang dewasa, yang memungkinkan penyembuhan tulang pada anak lebih cepat dibandingkan orang dewasa.
ETIOLOGI
Osteoporosis
PATOGENESIS
Ketidakseimbangan
antara resorpsi tulang dan pembentukan tulang. Dalam tulang normal, terdapat matrik konstan remodeling tulang. Tulang diresorpsi oleh sel osteoklas (yang diturunkan dari sumsum tulang), setelah tulang baru disetorkan oleh sel osteoblas.
FAKTOR RESIKO
Wanita Usia Ras/Suku Keturunan
Penderita Osteoporosis Gaya Hidup Kurang Baik Mengkonsumsi Obat Kurus dan Mungil
GEJALA KLINIS
Gejal-gejala baru timbul pada tahap osteoporosis lanjut, seperti: patah tulang punggung yang semakin membungkuk hilangnya tinggi badan nyeri punggung
DIAGNOSA
Di Indonesia dikenal 3 cara penegakan diagnosa penyakit osteoporosis, yaitu: Densitometer (Lunar) menggunakan teknologi DXA (dual-energy x-ray absorptiometry). Densitometer-USG. Proses pengeroposan tulang dapat diketahui dengan memeriksakan penanda biokimia CTx (C-Telopeptide).
DIAGNOSA (Lanjutan)
Di luar negeri, dokter dapat pula menggunakan metode lain untuk mendiagnosa penyakit osteoporosis, antara lain: Sinar x untuk menunjukkan degenerasi tipikal dalam tulang punggung bagian bawah. Pengukuran massa tulang dengan memeriksa lengan, paha dan tulang belakang. Tes darah yang dapat memperlihatkan naiknya kadar hormon paratiroid.
THERAPI
Untuk mempertahankan kepadatan tulang, tubuh memerlukan persediaan kalsium dan mineral lainnya yang memadai Dan harus menghasilkan hormon dalam jumlah yang mencukupi (hormon paratiroid, hormon pertumbuhan, kalsitonin, estrogen pada wanita dan testosteron pada pria).
THERAPI (Lanjutan)
Wanita
Harus mengkonsumsi kalsium dan vitamin D dalam jumlah yang mencukupi. Wanita pasca menopause yang menderita osteoporosis juga bisa mendapatkan estrogen (biasanya bersama dengan progesteron) atau alendronat (golongan bifosfonat) yang bisa memperlambat atau menghentikan penyakitnya.
THERAPI (Lanjutan)
Pria
Yang menderita osteoporosis biasanya mendapatkan kalsium dan tambahan vitamin D, terutama jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tubuhnya tidak menyerap kalsium dalam jumlah yang mencukupi. Jika kadar testosteronnya rendah, bisa diberikan testosteron.
THERAPI (Lanjutan)
Pada kolaps tulang belakang disertai nyeri punggung yang hebat, diberikan obat pereda nyeri, dipasang supportive back brace dan dilakukan terapi fisik. Penjepit punggung mungkin penting untuk mendukung vertebra yang lemah dan operasi dapat memperbaiki beberapa keretakan. Pengobatan hormonal dan flouride dapat membantu. Penyakit osteoporosis yang disebabkan oleh gangguan lain dapat dicegah melalui pengobatan yang efektif pada gangguan dasarnya, seperti terapi kortikosteroid.
Fraktur karena osteoporosis harus di therapi. Fraktur pada panggul biasanya diatasi dengan tindakan pembedahan. Fraktur pada pergelangan biasanya digips atau diperbaiki dengan pembedahan.
Dengan memperbaiki dan meningkatkan mutu nutrisi dimana diperhatikan asupan kalsium, vitamin D seumur hidup.
Cara farmakologik
Yang paling sering dipakai adalah obat golongan bifosfonat yang dikombinasikan dengan asupan kalsium dan vitamin D. Obat-obatan lain seperti terapi sulih hormon, hormon paratiroid dan kalsitonin dan SERM.
Therapi farmakologik untuk osteoporosis harus menunjukkan kemampuan melindungi dan meningkatkan massa tulang juga dapat menjaga kualitas tulang supaya mengurangi resiko terjadinya fraktur osteoporosis
Golongan Bifosfonat
Selective Estrogen Receptor Modulator (SERM) Metabolit vitamin D Kalsitonin Strontium ranelate
PENCEGAHAN
Asupan kalsium cukup Paparan sinar UV B matahari (pagi dan sore) Melakukan olah raga dengan beban Gaya hidup sehat Hindari obat-obatan tertentu Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu)
DAFTAR PUSTAKA