Вы находитесь на странице: 1из 18

MAKALAH

KERAJAAN KARANGASEM LOMBOK

Disusun Oleh :

Firman Siagian Saputra

Riska Indriani

Restu Aulia Sakina


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT.Kepada-Nya kita memuji

dan bersyukur, memohon pertolongan dan ampunan Kepada-Nya pula

kita memohon perlindungan dari keburukan diri dan syaiton yang selalu

menghembuskan kebatilannya. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh

Allah SWT maka tak seorangpun dapat menyesatkannya dan barangsiapa

yang disesatkan olehnya maka tak seorang pun dapat member petunjuk

kepadanya. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada nabi

Muhammad Saw, keluarga, sahabat,juga pada orang-orang yang senantiasa

mengikuti sunnah-sunnahnya.

Dengan rahmat dan pertolongannya Alhamdulillah makalah yang

berjudul “ Kerajaan Karangasem Lombok” ini dapat diselesaikan dengan

baik. Banyak sekali kekurangan kami sebagai penyusun makalah ini, baik

menyangkut isi atau yang lainnya. Kami mengharapkan semua ini dapat

menjadi pemebelajaran bagi kami agar lebih meningkatkan kualitas

makalah ini di masa mendatang. Amin Yaa Rabbal Alamin.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … ..… … … … … i

Daftar Isi … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … ..… … … … … . ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … 1

1.2 Rumusan Masalah … … … … … … … … … … … … … … … … … … … ... 2

1.3 Tujuan … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … ..... 2

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Letak Kerajaan Karangasem Sasak… … … … … … … … … … … … … ..


3

2.2 Sejarah Berdirinya Kerajaan Karangasem Sasak di Lombok… … … .


.3

2.3 Berkembangnya kerajaan Karangasem


Sasak … … .… … … … ...… … . 4

2.4 Perlawanan Kediri… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … 5

2.5 Perlawanan Sakra… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … .5

2.6 Runtuhnya Kerajaan Karangasem Sasak… … … … … … … … … … … .


7

2.7 Peninggalan Kerajaan Karangasem Sasak… … … … … … … … … … ..


.8

1. Pura Meru… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … .8

ii
2. Pura Lingsar… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … 8

3. Taman Mayura… … … … … … … … … … … … … … … … … … … 9

4. Taman Narmada… … … … … … … … … … … … … … … … … … ..9

BAB 3 PENUTUP

3.1 Simpulan … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … .... 10

3.2 Saran … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … ..… 10

Daftar Pustaka … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … ...… .11

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Lombok adalah salah satu pulau yang terletak di Provinsi NTB (Nusa

Tenggara Barat). Lombok yang terkenal dengan keindaan pariwisatanya

terutama keindahan laut yang sangat indah,masyarakat Lombok

kebanyakan menganut agama Islam walaupun kerajaan Lombok dulu

dikuasai oleh kerajaan Hindu-Buddha.

Suku Sasak adalah penduduk asli pulau Lombok yang mayoritas

penduduknya ada yang beragam Islam dan ada yang beragama

Hindu-Buddha.Karena itu dalam menjalankan kehidupan sehari-hari

masyarakat berpedoman pada adat istiadat yang suudah diwariskan secara

turun-temurun.hal ini karena dulu di Lombok terdapat kerajaan yang

menganut ajaran Islam dan Hindu-Buddha

Disebutkan pada Babad dan lontar,beberapa kerajaan yang pernah

ada di pulau Lombok. Diantaranya adalah: kerajaan Desa Lae’ ,

Suwung,Pamatan, dan Selaparang, Lombok, Mumbuul, Pemokong, Bayan,

Sokong, Langko, Penjanggik, Parwa, Kedaro, Karangasem Sasak (Singasari)

dan Mataram.Beberapa kerajaan lainnya meliputi wilayah kecil yang disebut

kedatuan di masa lalu yang kini disebut Desa– desa.

Di Lombok terdapat kerajaan yang menganut ajaran agama

Hindu-Buddha seperti kerajaan Karangasem Sasak.Kerajaan Karangasem

Sasak merupakan kerajaan yang dibangun oleh raja kerajaan Karangasem

1
Bali. Kerajaan Karangasem Sasak adalah salah satu empat dari kerajaan

besar dari Bali lainnya seperti Mataram, Pagutan, dan Pagesangan.

Karena dulu di Indonesia kerajaan-kerajaan bersifat kedaerahan, tak

heran peperangan sering terjadi antar kerajaan yang menyebabkan

runtuhnya kerajaan tersebut.Seperti Karangasem Sasak yang diruntuhkan

oleh Mataram.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka rumusan

masalah dapat dirumuskan sebagai berikut :

1.2.1 Dimanakah letak kerajaan Karangasem Sasak?

1.2.2 Bagaimana sejarah berdirinya kerajaan Karangasem Sasak?

1.2.3 Bagaimana perkembangan kerajaan Karangasem Sasak?

1.2.4 Siapa nama2 raja yang pernah memimpin Kerajaan Karangasem

Sasak?

1.2.5 Perlawanan2 apa saja yang pernah terjadi pada saat itu?

1.2.6 Bagaimana sejarah keruntuhan kerajaan Karangasem Sasak?

1.3 TUJUAN

Adapun tujuan sebagai berikut :

1.3.1 Dapat mengetahui sejarah berkembangnya kerajaan Karangasem

Sasak.

2
1.3.2 Supaya dapat mengetahui raja-raja yang pernah memimpinnya.

1.3.3 Lebih mengenal kerajaan Hindu-Buddha di Lombok.

1.3.4 Mengetahui peninggalan2 bersejarah kerajaan Karangasem Sasak.

1.3.5 Dapat mengambil hikmah dari sejarah kerajaan Karangasem Sasak.

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 LETAK KERAJAAN KARANGASEM SASAK

Kerajaan Karangasem adalah kerajaan bercorak Hindu yang berdiri di

bagian timur pulau Bali pada abad ke-17. Pada masa kejayaannya,

kekuasaan kerajaan Karangasem membentang hingga ke Pulau Lombok,

NTB.

Akan Tetapi, nasib Karangasem sama dengan kerajaan di Bali

lainnya, yakni jatuh pada kekuasaan pemerintah kolonial Belanda secara

penuh pada awal 1900-an. Setelah Proklamasi kemerdekaan, Kerajaan

Karangasem menjadi bagian dari Republik Indonesia dengan status sebagai

daerah tingkat 2 setara kabupaten di Provinsi Bali. Di Lombok juga terdapat

3
kerajaan Singasari (Karangasem Sasak) yang dibangun oleh raja

Karangasem Bali

2.2 SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN KARANGASEM SASAK


DI LOMBOK

Permintaan bantuan dari Arya Banjar Getas memuluskan

Karangasem untuk menanamkan pengaruhnya di Lombok. Sebenarnya

sejak semula Bali ingin menempati pulau Lombok bagian barat dengan

mengirim rakyatnya secara besar-besaran. Kemenangan yang diperoleh di

Tanaq Beak dan adanya perjanjian Timur Juring dan Barat Juring berarti

kerajaan Karangasem Bali memiliki posisi yang semakin mantap di di

Lombok.

Pada waktu Karangasem berkuasa penuh atas Lombok, rombongan

orang-orang Bali datang ke Lombok yang dipimpin oleh tiga serangkai yaitu,

I Gusti Ketut Karangasem adik raja Karangasem sebagai pemimpin

rombongan, Pedanda Gede Ketut Subali sebagai pemimpin agama, dan

Mas Poleng sebagai Pengurus masalah-masalah pembangunan dan

pertanian.

Berdirinya kerajaan Singasari (Karangasem Sasak) karena

orang-orang Bali sudah semakin banyak di Lombok.Akhirnya, orang-orang

Bali di wilayah kekuasaannya mendirikan beberapa buah desa yang

merupakan kerajaan-kerajaan kecil seperti kerajaan Singasari (Karangasem

Sasak) dengan rajanya Anak Agung Ngurah Made Karang (1720 M),

kerajaan Mataram, dengan rajanya bernama keluarga Raja dan Para

bangsawan Anak Agung Bagus Jelantik, kerajaan Pagutan, dengan rajanya

4
bernama Anak Agung Wayang Sidemen, Kerajaan Pagesangan dengan

rajanya yang bernama Anak Agung Nyoman Karang dan kerajaan

Sengkongo, dengan rajanya yang bernama Anak Agung Ketut Rai.

2.3 BERKEMBANGNYA KERAJAAN KARANGASEM SASAK

Kerajaan Karangasem Bali menunjuk wakilnya di Lombok yaitu

kerajaan Singasari (Karangasem Sasak).Hubungan antara

kerajaan-kerajaan berdasarkan asas kekeluargaan untuk mencapai

kemakmuran dan kepentingan bersama. Untuk memperkuat persatuan ini

raja Karangasem Sasak mendirikan Pura Meru di Singasari pada tahun

1774 M.Kerajaan Karangasem Sasak bertindak sebagai ketua di dalam

sebuah pemerintahan federasi. Pagesangan biasanya berposisi sebagai

patih sedangkan Kediri dan Sekongo dilebur menjadi bagian dari Pagutan,

sedangkan Kuripan terpencil sendirian.

Adapun pemerintahan Kerajaan Karangasem Sasak (1740-1838 M)

berturut-turut diperintah oleh tiga raja dengan gelar yang sama yaitu I Gusti

Made Karangasem (I, II, III).Pada masa inilah terjadi gelombang

perpindahan orang Bali ke Lombok secara besar-besaran.

Dalam menjalankan pemerintahannya, untuk urusan ke bawah

diserahkan kepada para punggawa.Sedangkan untuk menarik pajak kepada

rakyat Sasak diserahkan kepada petugas yang berasal dari suku

Sasak.Sekongo’ sebagai kota pelabuhan banyak dikunjungi pedagang

irar.Hal ini dianggap sebagai penghalang. Untuk menambah kas

perbendaharaan dan kekuasaannya Karangasem Sasak menaklukkan

Sekongo’ pada than 1803 M. Karangasem Sasak menganggap dirinya

5
lebih mampu sehingga kerajaan yang lainnya tidak dibiarkan maju. Raja

Karangasem Sasak mempunyai empat orang anak, yang sulung bernama

Dewa Cokorda, kemudian Anak Agung Bagus Oka, Anak Agung Bagus

Karangasem, dan yang bungsu bernama Agung Ayu Putri yang dikawinkan

dengan anak raja Mataram. Sebagai pengganti raja Karangasem Sasak,

diangkatlah Dewa Cokorda yang didampingi oleh patihnya Gusti Gede

Angin.

2.4 PERLAWANAN KEDIRI

Kesewenang-wenangan Karangasem Sasak telah memancing

amarah Kediri. Sehingga secara diam-diam Kediri menyusun kekuatan dan

mempengaruhi Rincung Lilin, Penujak, Sakra, Lerowaru, dan Kopang.

Rencana pemberontakan ini dibocorkan oleh I Raspa. I Raspa adalah orang

kaula Kediri sebagai pemegang gadai sawah Gede Banawi dari kaula

Karangasem Sasak.

Pada 1804 M Karangasem Sasak mengirim ekspedisi ke Kediri.

Rakyat Kediri yang tidak mau berperang pindah ke Pasengan. Kediri

mendapat serangan arah utara, selatan, dan barat. Pasukan Kediri dipimpin

oleh Sura Tresna dan Walamuka, sedangkan Karangasem Sasak dibawah

pimpinan Wiryalunglungan dan Puurusa Pakasutan. Pasukan Karangasem

Sasak terdesak mundur sampai ke sungai Babak, tetapi setelah datangnya

balabantuan dari Mataram, Pagutan, dan Pagesangan. Akhirnya Kediri

dapat dikalahkan. Setelah Kediri habis terbakar, Sura Tresna muncul dari

utara dan mengangkat senjata, ia rela mati demi membela kehormatan dan

kemerdekaan negerinya.

6
2.5 PERLAWANAN SAKRA

Didudukinya kerajaan Karangasem oleh Buleleng menyebabkan raja

Karangasem I, Gusti Gede Ngurah Lanang, pergi menuju Lombok dan

mendirikan keraton di Gunung Sari pada tahun 1824 M. Hal ini

menimbulkan kecurigaan pada pihak Mataram dan Pagutan karena

menganggap raja Karangasem tersebut akan menempatkan seluruh

Lombok di bawah kekuasaannya.

Timbulah rasa saling curiga yang kemudian berlanjut menjadi

perselisihan. Kondisi ini dimanfaatkan oleh pemimpin Sasak dari Sakra

yaitu Mas Panji Komala pada tahun 1826 M, raja Sakra mengumumkan

perang melawan Kerajaan Karangasem Sasak, Karena sudah sejak lama

Mas Panji Komala menantikan saat yang tepat untuk memaklumkan perang

terhadap kekuasaan Bali (Karangasem ,Mataram,Pagesangan,dan Pagutan).

Dewa Mas Panji Komala memproklamirkan diri terbebas dari

Karangasem. Raden suryajaya menggerakkan bala bantuan dengan

mengajak dan mengintimidasi desa-desa Suradadi, Kopang, Rarang,

Batukliang, dan Praya.

Rencana penyerangan Sakra ke Karangasem Sasak, Mataram,

Pagutan, dan Pagesangan terdengar oleh Karangasem Sasak Akhirnya

perselisihan yang terjadi segera diberhentikan untuk bersatu melawan

kerajaan Sakra. Bala bantuan dari pulau Bali didatangkan. Pada saat itu raja

Karangasem Sasak berjanji, baha apabila kerajaan Sakra dapat dikalahkan

maka daerah Lombok akan dibagi-bagi kepada kerajaan-kerajaan,

desa-desa, dan orang-orang yang membantunya.

7
Pada tahun 1826 M pecahlah pertempuran antara Sakra dengan

Karangasem Sasak di Kopang. Pasukan Sakra terpukul dan Kopang

dijadikan lautan api oleh Karangasem Sasak.Setelah ituu pasukan

Karangasem Sasak beserta sekutunya bergerak ke pusat pertahanan Sakra.

Bantuan dari Karaeng Manajai, raja Abubakar, dan raja Menjeli dari Sulawesi

tak kunjun datang karena tertahan di Labuan Lombok dan didesak mundur

sampai Sumbawa.Sakra terkepung dari segala arah.

Pada saat yang kritis, Dewa Mas Panji Komala menyerukan jihad

fisabilillah. Pasukan Karangasem Sasak dan sekutunya akhirnya dapat

dihalau mundur sampai ke Masbagik. Dengan adanya kemenangan yang

gemilang ini membuat Dewa Mas Panji Komala mabuk kemenangan dan

membuat kekeliruan. Semua prajuritnya menjadi pengecut dan tidak berani

menghadapi musuh. Sehingga pada penyerangan yang berikutnya, Sakra

dapat dikalahkan Dewa Mas Panji Komala menghilang dan ibunya Dene’

Bini Ringgit ditangkap dan ditawan di Taman Kelepung Singasari (Taman

Mayura).

2.6 RUNTUHNYA KARANGASEM SASAK

Setelah perang Sakra, ternyata perselisihan lama kembali tersulut

yang mengakibatkan terjadinya perpecahan antara mereka sendiri. Di sisi

lain, ketika kerajaan Gunung Sari dipersatukan dengan kerajaan Mataram

oleh kerajaan Karangasem Sasak. Kerajaan Mataram tidak dapat menerima

keputusan tersebut. Tindakan sewenang-wenang serta adanya gejala untuk

menghapus kerajaan-kerajaan kecil menyebabkan pihak Mataram mulai

mendekati dan mempegaruhi desa Kopang, Batukliang, Praya, Sakra dan

8
lain-lain untuk menggempur Karangasem Sasak. Secara umum penyebab

keruntuhan Karangasem Sasak sebagai berikut :

1. Masing-masing kerajaan tersebut merasa paling baik

2. Tindakan Dewa Cokorda yang kurang baik seperti: perbuatan yang

tidak senonoh kepada saudara kandung sendiri. Kemudian selalu

merusak serta merampas daerah kerajaan Mataram dengan

membuat hutan perburuan baru yang mempersulit rakyat Mataram

mencari kayu dan alang-alang. Pemerintahannya juga kurang adil

sehingga menyebabkan Kopang dan Praya lebih dekat dengan pihak

Mataram.

3. Kebencian Pagesangan kepada Karangasem Sasak karena hampir

semua keluarga raja Pagesangan tewas. Hanya seorang yang

berhasil lolos dan melarikan diri ke teluk Sumbawa.

Ketika terjadi perebutan wilayah antara Penujak dan desa Kateng,

maka pada tahun 1838 M, raja Mataram memaklukan perang kepada

Karangasem Sasak. Maklumat tersebut ikut mempengaruhi desa

Batukliang, Kopang, Praya, dan Sakra. Selanjutnya kerajaan Mataram

dibantu oleh kerajaan Pagesangan dan Pagutan. Mereka juga dibantu oleh

Kapten King, pedagang inggris dan nakhoda kapal bernama Ismail.

Kemudian Karangasem Balu juga mendatangkan 6.000 pasukan untuk

membantu Mataram. Sedangkan pihak Singasari dibantu oleh Lange (

Pedagang Denmark) dan seorang pedagang dari Skotlandia.

Dalam peperangan tersebut, Mataram berada dalam keadaan kritis

setelah tewasnya Raja Sepuh I Gusti Karangasem III di Rumak. Pada saat

itulah Sakra bergabung dengan Kuripan membantu Mataram menggempur

Karangasem Sasak. Kerajaan Karangasem Sasak dikepung dari segala

9
jurusan, seluruh penghuni Karangasem melakukan puputan di Sweta. Dalam

peperangan ini, istana Karangasem dibakar dan semua keluarga raja tewas

kecuali dua orang anaknya yang masih kecil, mereka dibawa ke

Karangasem Bali. Sedangkan Gusti Gede Dangkin, Patih Karangasem Sasak,

tewas di Pamotan. Kerajaan Karangasem menyerah kalah terhadap

kerajaan Mataram pada tahun 1839 M.

2.7 PENINGGALAN KERAJAAN KARANGASEM SASAK

1. PURA MERU

Pura yang berlokasi di Cakranegara ini merupakan pura yang

dibangun pada abad ke-18 M saat kerajaan Karangaem Sasak masih

berkuasa. Pura ini didirikan dengan tujuan yang penting yaitu untuk

mempersatukan kerajaan-kerajaan kecil di Lombok pada masa lalu. Sampai

saat inin pura ini masih difungsikan sebagai tempat ibadah agama Hindu,

tak jarang juga dijadikan tempat berknjung para wisatawan.

2. PURA LINGSAR

Pura yang berada di Lingsar, Lombok Barat ini dibangun pada abad

ke-18 M. Tiap tahun, pura ini menjadi lokasi Perang Topat (Perang Ketupat)

yang menjadi symbol persatuan masyarakat Islam dengan Hindu.

Keberadaan pura ini berdampingan dengan Kemaliq Lingsar yang

dikeramatkan atau disucikan oleh masyarakat Sasak.

10
3. TAMAN MAYURA

Taman Mayura dibangun oleh Anak Agung Gede Ngurah

Karangasam pada 1744 M, berjarak 2 km dari timur Mataram. Taman

Mayura adalah sebuah taman yang dibangun oleh raja sebagai kompleks

istana raja. Arti nama Mayura sendiri berasal dari bahasa sansekerta yang

memiliki arti burung merak, diberikan nama tersebt bukan tanpa adanya

alasan. Menurut sejarah nama itu diberikan karena pada masa itu terdapat

banyak ular di area taman.

4. TAMAN NARMADA

Narmada diambil dari nama anak sungai Gangga di India yang

berarti mata air atau sumber kehidupan. Taman seluas hampir 3 hektare

tersebut dibangun 1727 sebagai tempat pemujaan dan peristirahatan raja

pada musim kemarau.Awalnya Taman Narmada bernama Pura Kelepuq,

namun diganti menjadi Taman Narmada pada tahun 1866 M setelah

direnovasi. Di taman juga sering digunakan tempat upacara keagamaan

umat hindu. Taman Narmada juga digunakan sebagai objek wisata yang

terkenal di Lombok Barat.

11
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

Kerajaan Karangasem Sasak adalah kerajaan bercorak Hindu yang

dibangun oleh raja kerajaan Karangasem Bali untuk memperluas kekuasaan

di Pulau Lombok. Kebudayaan-kebudayaan yang masih diwariskan secara

turun-temurun oleh Kerajaan Karangasem masih terjaga oleh sebagian

besar masyarakat Lombok Sasak yang mengikuti adat istiadat sejak dahulu.

Karena peperangan yang sering terjadi antara kerajaan Karangasem Sasak

dan kerajaan-kerajaan lain di pulau Lombok menyebabkan keruntuhan

Karangasem Sasak pada tahun 1839 M yang ditaklukkan oleh kerajaan

Mataram.

Peninggalan-peninggalan bersejarah kerajaan Karangasem Sasak

seperti Pura Meru, Pura Lingsar, Taman Mayura, dan Taman Narmada

masih terjaga kelestariannya sampai saat ini. Bahkan dijadikan sebagai

objek wisata para wisatawan dalam maupun luar negeri.

12
3.2 SARAN

Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik

dari tulisan maupun bahasan yang kami sajikan, oleh karena itu mohon

diberikan sarannya agar kami bisa membuat makalah lebih baik lagi, dan

semoga makalah ini bisa bermanfaat kita semua, dan menjadi wawasan

kita dalam memahami sejarah kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Bin Dahlan, H.M.2005. Buku Pintar Suku Bangsa Sasak. Yayasan

Pemban Selaparang

Aminuddin Moh.Drs, H., SH, dkk. 2002. Profil Kabupaten Lombok Timur.

Selong: Badan Informasi dan Komunikasi Daerah Kabupaten Lombok

Timur.

Dahlan. Fahrurrozi, MA. 2006. Sejarah Perjuangan dan Pergerakan Dakwah

Islamiyah: Tuan Guru Haji Muhammad Mutawwali di Pulau Lombok.

Jakarta: Sentra Media

Primadewi. B. W. 1994. Aktifitas Sosial dan Religius Masyarakat Situs

Gunung Piring Mataram: Buletin Museum: Media Informasi dan

Budaya NTB.

Handayani, Usri Indah, Dra., H. 2004. Peninggalan Sejarah dan

Kepurbakalaan NTB. Mataram: Museum Negeri Prop NTB.

13
Herman, V.,J., Drs. 1998. Peranan Museum Dalam Melestarikan Warisan

Budaya. Mataram: Buletin Museum: Media Informasi dan Budaya

NTB.

Makri, Yusuf, Drs. 1997. Mengkomunikasikan Lontar Babad di Era

Modernisasi. Mataram: Museum Negeri NTB.

14

Вам также может понравиться