Вы находитесь на странице: 1из 30

Maka lah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Manajemen
Pendid ikan
Dosen Pengampu: Feby nisa’ ul khomsah,M.H

Disusun oleh:

Laelatulbarriyah
Durrotun nasihah

1
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang tela h melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya seh ingga penul is dapat menyelesaikan pembuatan
maka lah yang berjud ul “Organisasi Lembaga Pend idikan” dengan baik.
Maka lah ini d isusun sebagai tugas mata ku liah Manajemen Pendid ikan

Maka lah ini tidak akan terwujud tanpa bimbingan serta arahan
dari orang-orang terdekat. Oleh karena itu tidak lupa penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Feby nisa’ ul khomsah,M.H dosen pengampu mata ku liah


Manajemen Pendid ikan
2. Teman sekelompok yang telah be kerjasama da lam pembuatan maka lah

3. Pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan yang telah memberikan
bantuan
Penulis menyadari bahwa maka lah ini masihjauhdari sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
dalam rangka penyempurnaan maka lah yang selanjutnya. Semoga makala h
ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Bojonegoro, 1 6 oktober
2023

2
HALAMAN SAMPUL … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …
…… i

KATA PENGANTAR … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …
… ii

DAFTAR ISI … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … .
iii

BAB I PENDAHULUAN … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …
………… 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …


…… 1

B. RUMUSAN MASALAH … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …
……. 1

C. TUJUAN PENULISAN … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …
……… 2

BAB II PEMBAHASAN … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …
………. 3

A. KONSEP DASAR ORGANISASI LEMBAGA PENDIDIKAN … … … … … … … … … … …


… 3

B. STRUKTUR ORGANISASI PENDIDIKAN … … … … … … … … … … … … … … … … … … …


…… 6

C. JALUR, JENJANG, DAN JENIS PENDIDIKAN … … … … … … … … … … … … … … … …


… … … .. 12

D. KRITERIA KEBERHASILAN LEMBAGA PENDIDIKAN … … … … … … … … … … … … …


………
20

BAB III PENUTUP … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …


… 25

DAFTAR PUSTAKA … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …
…………. 26

3
Organisasi dipandang sebagai satuan sosial yang di koord
inasi secara sadar, yang tersusun atas dua orang atau le bih, yang
berfungsi atas dasar yang relative terus menerus untuk mencapai suatu
tujuan atau seperangkat bersama (Robbins, 1996:5). Berbagai jenis
organisasi tersebar d i sel uruh Indonesia. Mungkin ada h ingga
ribuan. Kesel uruhan organisasi itu sebenarnya memil iki struktur, jenis,
dan d inamika yang khas. Lembaga pendidi kan ada la h suatu
lembaga yang bertujuan mengambangkan potensi manusiawi yang
dimili ki anak-anak agar mampu menja lankan tugas-tugas ke hidupan
sebagai manusia, naik secara individual maupun sebagai
anggota masyarakat. Kegiatan untuk mengembangkan potensi itu
harus di la kukan secara berencana, terarah dan sistematik guna
mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan d i

4
atas diperlukan suatu organisasi lembaga pend idikan. Keberhasilan
suatu lembaga pendidi kan dapat ditentukan berdasarkan suatu k
riteria-kriteria tertentu. Pengorganisasian suatu lembaga pendidi
kan tergantung be berapa aspek di antaranya adalah jalur, jenjang,
dan jenis organisasi lembaga pendid ikan yang bersangkutan

Dalam dunia kependid ikan, kita tidak a kan terlepas dari


organisasi. Maka, dalam menguasai manajemen pendid ikan sangat
perlu untuk mengetahui seluk be luk organisasi terle bih
organisasi lembaga pendid ikan. Oleh karena itu, penulis memba
has tentang organisasi kependid ikan (sekolah) dalam makala h ini.

1. Bagaimana konsep dasar organisasi lembaga pend


idikan?
2. Bagaimana struktur organisasi pend idikan?
3. Apa jal ur, jenjang, dan jenis-jenis pendid ikan?
4. Bagaimana kriteria ke berhasilan lembaga pendid ikan?

1. Untuk mengetahui konsep dasar organisasi lembaga pend


idikan
2. Untuk mengetahui struktur organisasi pend idikan
3. Untuk mengetahui jal ur, jenjang, dan jenis-jenis pendid ikan
4. Untuk mengetahui kriteria ke berhasilan lembaga pendid ikan

5
Organisasi didef inisikan secara beragam oleh berbagai ahli.
Variasi def inisi ini didasarkan pada sudut pandang dan waktu a
hli ketika mendefinisikan. Def inisi organisasi banyak dikemukakan
oleh be berapa ahli, diantaranya adalah:

Menurut Tatang Amirin, dkk (2011:20) organisasi pada intinya


mencak up berbagai faktor yang menimbulkan organisasi yaitu k
umpulan orang, ada kerja sama, dan tujuan yang telahditetapkan, yang
merupakan sistem yang saling berkaitan dengan ke bulatan.
Menurut Nanang Fatah (1999:71) mendef inikan ba hwa
organisasi

6
itu sendiri d iartikan sebagai k umpulan orang dengan sistem kerja
sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam sistem kerjasama
secara je las diatur seiapa menja lankan apa, siapa bertanggung jawab
atas siapa, arus komunikasi, dan memfok uskan sumber daya pada
tujuan.

Pengertian lain menyebutkan ba hwa organisasi adala h


suatu sistem interaksi antar orang yang d itujkan untuk mencapai
tujuan organisasi, dimana sistem tersebut memberikan arahan
perilaku bagi anggota organisasi. ( Tim Dosen UPI, 2 0 1 2 : 7 0 )

Organisasi dipandang pula sebagai satuan sosial yang di koord


inasi secara sadar, yang tersusun atas dua orang atau le bih, yang
berfungsi atas dasar yang relative terus menerus untuk mencapai suatu
tujuan atau seperangkat bersama ( Robbins, 1 9 9 6 : 5 ) .

Berbagai pengertian organisasi di atas menunj ukkan ba


hwa organisasi mengandung unsur-unsur yang membentuk ke
beradaan organisasi, seperti yang dikemukakan oleh Malayu SP
Hasibuan (mela lui TIM Dosen AP UNY, 2011: 20-21) sebagai berikut:

1. Manusia (human factor), artinya organisasi baru ada jika ada unsur
manusia yang be kerja sama, ada pemimpin dan ada yang dipimpin

2. Tempat kedudukan, artinya organisasi baru ada jika ada tempat


kedudukannya
3. Tujuan, artinya organisasi baru ada jika ada tujuan yang ingin dicapai

4. Pekerjaan, artinya organisasi baru ada jika pekerjaan yagn akan


dikerjakan serta adanya pembagian kerja

5. Struktur, artinya organisasi baru ada jika hub ungan dan kerja
sama antara manusia yang satu dengan yang lainnya
6. Teknologi, artinya organisasi baru ada jika terdapat unsur tek nis

7. Lingkungan (environtmental external socialsistem), artinya


organisasi baru ada jika ada lingkungan yang saling
mempengaruhi seperti adanya sistem kerja sama sosial
7
Dari berbagai definisi para ahli mengenai organisasi, pada intinya
dapat d isimpulkan ba hwa organisasi ada lah koord inasi/secara
rasional kegiatan sej umla h orang untuk mencapai tujuan
bersama yang dirumuskan secara ekspl isit, mela lui peraturan dan
pembagian kerja serta mela lui hierarkhi ke kuasaan dan tanggung jawab.

Suatu lembaga adala h sistem hub ungan sosial yang


terorganisir yang mewujudkan nilai-nilai dan tata cara umum tertentu
dan memenuhi ke butuhan dasar masyarakat tertentu. Lembaga
termasuk diantara norma norma masyarakat yang pal ing resmi dan
bersifat memaksa. Kalau ke biasaan dan tata ke la kuan d isekitar
suatu kegiatan yang penting menjadi terorganisir ke dalam sistem
keyakinan dan perilaku yang sangat formal dan mengikat, maka
suatu lembaga telah berkembang. Oleh karena itu suatu lembaga
mencak up :
1. Seperangkat perilaku yang tela hdistandarisasi dengan baik
2. Serangkaian tata ke la kuan, sikap, nilai- nilai yang mendu kung
dan

3. Sebentuk trad isi, ritual, upacara dan perlengkapan-perlengkapan


lainnya.

Lembaga pendid ikan merupakan suatu badan atau instansi baik


itu negeri maupun swasta yang melaksanakan kegiatan mendid ik
atau penyelenggara usaha pend idikan. Lembaga pendid ikan d i
Indonesia tidak hanya lembaga formal sekolah, namun juga
mencak up lembaga pendid ikan seperti k ursus privat maupun k
ursus pelatihan yang mengadakan kegiatan pendidi kan karena setiap
lemabaga pendidikan d i Indonesia memili ki tujuan, kurikul um dan
lulusan yang berbeda-beda. Meskipun demikian, lembaga pendid ikan
ini memili ki komponen yang sama di dalamnya. Komponen-komponen
terseb ut ada lah :
1. Komponen siswa
8 dari belajar yang menurut jenis dan
Siswa di sini merupakan subjek
sifatnya d isebut sebagai siswa, mahasiswa dan peserta k ursus
2. Komponen guru

Guru send iri merupakan subjek yang memberikan pelajaran,


yang dapat d isebut ssebagai guru, dosen maupun penyaji atau
penatar.
3. Komponen kurikulum

Kurikulum merupakan materi yang diajarkan yang memberikan ciri


pada lembaga pendid ikan tersebut dan mencerminkan kualitas
lulusan.
4. Komponen sarana dan prasarana

Untuk menunjang proses pembelajaran d iperlukan sarana


dan prasarana yang mendu kung.
5. Komponen pengelola

Pengelo lan merupakan orang-orang yang mengurus


penyelenggaraan lembaga pendid ikan yang menyangkut pengelo laan
dalam memimpin, mengorganisasikan, mengarahkan, memb ina
dan mengurus tatalaksana lembaga.

Dari pengertian masing-masing kata tersebut dapat diketahui


def inisi Organisasi Lembaga Pend idi kan ada lah koord inasi
secara rasional sej umla h orang dalam membentuk institusi
pend idikan. Tujuannya antara lain ada lah menyiapkan peserta did ik
menjadi anggota masyarakat yang memil ik i kemampuan akademik
dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan,
memperkya khanazah i lmu pengetahuan, teknologi, kesenian, serta
mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf ke hid
upan masyarakat dan memperkaya keb udayaan nasional. Demikian
komple ksnya organisasi tersebut, maka dalam memberikan layanan
pendid ikan kepada siswa khususnya dan masyarakat pada umumnya
organisasi perlu dike lola dengan baik. Oleh seba b itu lembaga
pend idikan perlu menyadari adanya pergeseran dinamika internal
(perkembangan dan perubahan peran) dan tuntutan eksternal yang
semakin berkembang. 9
Kemandirian sebagai tuntutan desentralisasi pend idikan
pada daerah kab upaten dan kota le bih menekankan pada kemandirian
dalam mengelo la dan memberdayakan berbagai sumberdaya yang dimili
ki untuk mengimplementasikan keb ijakan yang suda h ditetapkan o le
h otoritas pusat dan propinsi. Meli hat sumberdaya yang tersedian di
daerah maka setiap saerah berbeda-beda dalam menangani
urusan pendid ikan. Perbedaan ini terlihat dalam mengorganisasikan
instansi pengelolaan pendid ikan sedangkan untuk pengorganisasian
lembaga penyelenggara pendid ikan tetap menganut ketentuan nasional
tentang jenis dan jenjang pendid ikan

Struktur Organisasi pend idikan yang pokok ada dua macam


yaitu sentral isasi dan desentralisasi. Di antara kedua struktur tersebut
terdapat be berapa struktur campuran yak ni yang le bih
cenderung ke arah sentral isasi mutlak dan yang le bih mende
kati d isentralisasi tetapi be berapa bagian masih diselenggarakan
secara sentral. Pada umumnya, struktur campuran inilah yang berla
ku dike banyakan negara dalam menyelenggarakan pendid ikan dan
pengajaran bagi bangsanya
1. Struktur Sentral isasi

Di negara-negara yang organisasi pendidi kannya d ija


lankan secara sentral, yak ni yang ke kuasaan dan tanggung
jawab nya dipusatkan pada suatu badan di pusat
pemerintahan maka pemerintah daerah kurang sekali atau sama
sekal i tida k mengambil bagian dalam administrasi apapun.

Segala sesuatu yang mengenai urusan-urusan pendid ikan,


dari menentukan keb ijakan dan syarat-syarat personal,
urusan kepegawaian, sampai kepada penyelenggaraan bangunan-
bangunan sekolah, penentuan kurikul um, alat-alat pelajaran,
soal-soal dan penyelenggaraan ujian-ujian, dan sebagainya.
10
Semuanya ditentukan
dan ditetapkan o leh dan dari pusat. Sedangkan bawahan dan
sekolah- sekolah hanya merupakan pelaksana-pelaksana pasif dan
trad isional semata-mata

Sesuai dengan sistem sentralisasi da lam organisasi pend


idikan ini, kepala sekolah dan guru-guru dalam ke kuasaan dan
tanggung jawab nya, serta da lam prosedur-prosedur
pelaksanaan tugasnya sangat di batasi oleh peraturan-peraturan
dan instruksi-instruksi dari pusat yang diterimanya mela lui hierarch i
atasannya.

Dalam sistem sentral isasi semacam ini, ciri-ciri pokok


yang sangat menonjol adalahke harusan adanya uniformitas
(keseragaman) yang sempurna bagi sel uruh daerah di
lingkungan negara itu. Keseragaman itu meliputi hampir semua
kegiatan pendid ikan, teutama di sekolah-sekolah yang setingkat dan
sejenis.
2. Struktur Desentral isasi

Di negara-negara yang organisasi pendidi kannya d


i- desentral isasi, pendid ikan bukan urusan pemerintah pusat,
melainkan menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dan rakyat
setempat. Penyelenggaraan dan pengawasan sekolah-sekolah
pun berada sepenuh nya dalam tangan penguasa daerah

Kemud ian pemerintah daerah membagi-bagikan


lagi ke kuasaannya kepada daerah yang le bih kecil lagi,
seperti kab upaten/kotapraja, distrik, kecamatan dan
seterusnya dalam penyelengaraan dan pembangunan
sekolah, sesuai dengan kemampuan, kond isi-kond isi, dan ke
butuhan masing-msing. Tiap daerah atau wilayah di beri otonomi
yang sangat luas yang meliputi penentuan anggaran biaya,
rencana-rencana pendid ikan, penentuan personel/guru, gaji guru-
guru pegawai sekolah, buk u-buk u pelajaran, juga tentang
11
pembangunan, pemakaian serta pemel iharaan gedung sekolah
Dengan struktur organisasi pend idikan yang d ija lankan
secara desentral isasi seperti ini, kepala sekolah tidak
semata-mata merupakan seorang guru kepala, tetapi seorang
pemimpin, profesional dengan tanggung jawab yang l uas dan
langsung terhadap hasil-hasil yang dicapai oleh sekolah nya. Ia
bertanggung jawab langsung terhadap pemerintahan dan
masyarakat awasan dan sosial-control yang langsung dari
pemerintahan dan masyarakat setempat. Hal ini d isebabkan
karena kepala sekolah dan guru-guru adalah petugas- petugas
atau karyawan-karyawan pendid ik yang dipilih, diangkat, dan di
berhentikan oleh pemerintah daerah setempat.
Berikut ada lah bagan struktur organisasi di sekolah:

Adapun wewenang dan tanggung jawab pada masing-masing


jabatan tersebut adala h sebagai berikut:

12
Kepala Sekolah berfungsi dan bertugas sebagai manajer, administrator,
educator, dan supervisor. Wewenang dan tanggung jawab, antara lain :
a. Menjaga terlaksananya dan ketercapaian program kerja sekolah
b. Menjabarkan, melaksanakan dan mengembangkan pembelajaran

Komite sekolah berperan adala h sebagai berikut:

a. Pemberi pertimbangan (advisory agency) da lam penetuan


da pelaksanaan keb ijakan pendid ikan d i satuan pendid ikan.

b. Pendu kung (supporting agency) baik berwujudfinansial,


pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendid ikan
d i satuan pendid ikan.

c. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan


a kuntabi litas penyelenggaraan dan kel uaran pendid ikan d i
satuan pendid ikan.

d. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dan DPRD


dengan masyarakat satuan pendid ikan.

Bertugas membantu kepala sekolah dalam kegiatan – kegiatan


sebagai berikut

a. Menyusun perencanaan, membuat program kegiatan


dan pelaksanaan program

b. Pengorganisasian

c. Pengarahan

d. Ketenagaan

13
e. Pengkoord inasian

f. Pengawasan

g. Penilaian

h. Identif ikasi dan pengumpulan


data

i. Penyusunan laporan

Tugas BK ada lah membantu kepala sekolah dalam kegiatan –


kegiatan sebagai berikut :

a. Penyusunan program dan pelaksanaan bimbingan dan konsel ing

b. Koord inasi dengan wali ke las dalam rangka mengatasi masalah


– masala h yang di hadapi oleh siswa tentang kesul itan belajar.

c. Memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa agar le


bih berprestasi dalam kegiatan belajar

d. Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa da


lam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendid ikan dan
lapangan pekerjaan yang sesuai

e. Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan konsel ing

f. Menyusun statistik hasil penilaian bimbingan dan konsel ing

g. Melaksanakan kegiatan anal isis hasil evaluasi belajar

h. Menyusun dan melaksanakan program tinda klanjut bimbingan


dan

14
konsel ing

i. Menyusun laporan pelaksanaan bimbingan dan konsel


ing.

Bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas


melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif
dan ef isien. Adapun tugas dan tanggungjawab guru meliputi :

a. Membuat perangkat program pengajaran

b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran

c. Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, u langan


harian, u langan umum, ujian akhir

d. Melaksanakan anal isis hasil u langan harian

e. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan

f. Mengisi daftar nilai siswa

g. Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan)


kepada guru lain da lam proses kegiatan belajar mengajar

h. Membuat alat pelajaran/alat peraga.

i. Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni

j. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikul um

k. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah

15
l. Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi
tanggung jawab nya

m. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa

n. Mengisi dan meneliti daftar had ir siswa sebel um


memulai
pengajaran

o. Mengatur ke bersihan ke las dan ruang praktikum

p. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk


kenaikan pangkatnya

Tugas dan wewenang wali ke las ada lah:

a. Pengelo laan kelas

b. Penyelenggaraan administrasi ke las meliputi: denah tempat


duduk siswa, papan absensi siswa, daftar pelajaran kelas,
daftar piket kelas, buk u absensi siswa, buk u kegiatan
pembelajaran / buk u kelas, dan tata tertib siswa

c. Penyusunan pembuatan statistik bulanan siswa

d. Pengisian daftar k umpulan nilai siswa

e. Pembuatan catatan khusus tentang siswa

f. Pencatatan mutasi siswa

g. Pengisian bu ku laporan hasil belajar

16
h. Pembagian bu ku laporan penilaian hasil
belajar

Tata Usaha sekolah mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan


sekolah dan bertanggung jawab kepada kepala sekolah
dalam kegiatan – kegiatan sebagai berikut :

a. Penyusunan program kerja tata usaha sekolah.

b. Pengelo laan keuangan sekolah

c. Pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa

d. Pemb inaan dan pengembangan karir pegawai serta tata


usaha sekolah.

e. Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah.

f. Penyusunan dan penyajian data / statistik sekolah

g. Mengkoord inasikan dan melaksanakan 7K8.

h. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan


ketatausahaan secara berkala

Tugas siswa adala h melaporkan kepada kepala sekolah tentang


hasil kerjanya. Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:

a. Menuntut il mu sebaik-baik nya

b. Mempertanggung jawabkan hasil pembelajarannya

17
c. Mematuhi peraturan yang suda hdi tetapkan oleh pihak
sekolah

Bertugas menjaga keamanan lingkungan sekolah

Jalur pendidi kan ada la h wahana yang dila lui peserta did ik
untuk mengembangkan potensi diri da lam suatu proses pend idikan
yang sesuai dengan tujuan pendid ikan. Pendidi kan dapat berlangsung
di lingkungan kel uarga, masyarakat dan sekolah. Dalam
terminologi perundang- undangan, pendid ikan dalam lingkungan kel
uarga merupakan bagian dari jalur pendid ikan luar sekolah, yang le bih
menekankan kepada penanaman keyakinan keagamaan, nilai budaya,
nilai moral, dan keterampilan. Jal ur pendid ikan luar sekolah d
iselenggarakan da lam bentuk antara lain: kelompok belajar dan
lembaga k ursus, yang menyelenggarakan kegiatan pembelajaran atau
pelatihan yang tida k harus berjenjang atau berkesinambungan.
Sedangkan jalur pendid ikan sekolah merupakan pendid ikan
yang d iselenggarakan secara berjenjang dan
berkesinambungan.

Ada tiga jal ur pendid ikan yang berperanan da lam


pembentukan kualitas sumber daya manusia, yaitu terdiri atas:
1. Jalur Pendid ikan formal

Pendid ikan formal merupakan pendid ikan yang d


iselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendid
ikan ini mempunyai jenjang pendid ikan yang jelas, mulai dari pendid
ikan dasar, pendid ikan menengah, sampai pendid ikan tinggi.
Pendid ikan formal dapat diwujudkan da lam bentuk satuan
pendid ikan yang d iselenggarakan
18
oleh pemerintah (pusat), pemerintah daerah dan masyarakat.

Semua lembaga formal di beri hak dan wewenang


oleh pemerintah untuk memberikan gelar akademik kepada setiap
peserta did ik yang telah menempuh pendid ikan d i lembaga
tersebut. Kh usus bagi perguruan tinggi yang memil iki program
profesi sesuai dengan program pendid ikan yang d iselenggarakan
doktor berhak memberikan gelar doktor kehormatan (doktor honoris
causa) kepada individu yang layak memperoleh penghargaan
berkenaan dengan jasa-jasa yang luar biasa dalam bidang ilmu
pengetahuan, teknologi, kemasyarakatan, keagamaan, keb udayaan,
atau seni.
Jalur pendid ikan formal di bagi menjadi:
a. Lembaga Pendid ikan Negeri

Lembaga pendid ikan yang di laksanakan o leh


pemerintah, baik itu pend idikan yang d iselenggarakan oleh
Departemen Pendid ikan dan Keb udayaan maupun lembaga
non-pendid ikan seperti dari Departemen Agama, Departemen
Hankam, Departemen Kesehatan, Departemen Dalam Negeri.
Departemen Pertanian atau Departemen Perhub ungan yang
mendirikan sekolah
b. Lembaga Pendid ikan Swasta

Lembaga pendid ikan swasta adalah lembaga pendid


ikan yang d iselenggarakan oleh badan atau yayasan swasta
dengan di berikan kele luasaan untuk memasukkan ide-ide
atau prinsip- prinsip yang ingin ditanamkan kepada peserta didik.
2. Jalur Pendid ikan nonformal

Pendid ikan nonformal adalah jal ur pendid ikan d i luar pend


idikan formal yang dapat di laksanakan secara terstruktur dan
berjenjang. Pendid ikan nonformal juga d isebut pendid ikan
luar sekolah. Pendid ikan nonformal diselenggarakan bagi warga
19
masyarakat yang memerlukan layanan pendid ikan yang berfungsi
sebagai pengganti,
penambah, dan/atau pelengkap pend idikan formal dalam
rangka mendu kung pendid ikan sepanjang hayat. Pendid ikan
nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta did ik dengan
penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

Pendid ikan nonformal meliputi pend idikan kecakapan


hidup, pendidi kan anak usia d ini, pendid ikan kepemudaan,
pendid ikan pemberdayaan perempuan, pendid ikan keaksaraan,
pendid ikan keterampilan dan pelatihan kerja. Pendid ikan
kesetaraan meliputi Paket A, Paket B dan Paket C, serta pendid
ikan lain yang d ituju kan untuk mengembangkan kemampuan
peserta did ik seperti: Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM), lembaga k ursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar,
majel is taklim, sanggar, dan lain sebagainya, serta
pendid ikan lain yang d ituju kan untuk mengembangkan
kemampuan peserta did ik.
3. Jalur Pendid ikan informal

Pendid ikan informal adalah jalur pendid ikan kel uarga


dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Hasil pendid ikan sama dengan pendid ikan formal dan nonformal
setelah peserta did ik lulus ujian sesuai dengan standar nasional
pendid ikan. (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pend idi kan Nasional Bab IV Pasal 27 ayat 1 dan
2).

Homeschooling atau yang di-Indonesiakan menjadi sekolah


rumah, meruju k pada UU No. 20 tahun 2003 terkategori
sebagai pendid ikan informal. Pendid ikan informal adala h pend
idikan yang di laksanakan o leh keluarga dan lingkungan.
Kedudukannya setara dengan pendid ikan formal dan nonformal.

Hanya saja, jika anak-anak yang dididik secara informal ini


20
menghendaki ijazah karena berniat memasuki pend idikan formal
pada
jenjang yang le bih tinggi, maka peserta pendidikan informal b
isa mengikuti ujian persamaan melalui PKBM atau lembaga
nonformal sejenis yang menyelenggrakan ujian kesetaraan. Hal paling
khas yang menjadi nilai le bih pendid ikan informal di bandingkan
model pendid ikan lainnya adalah, kemungkinan yang le bih besar
akan tergali dan terke lolanya potensi setiap anak secara
maksimal.

Jenjang pendidi kan ada lah tahapan yang d


itetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta did ik, tujuan
yang akan tercapai, serta kemampuan yang dikembangkan. Jenjang
pendid ikan sekolah meliputi pend idikan dasar, pendid ikan
menengah dan pendid ikan tinggi. Dalam sistem pend idi kan
nasional, penyelenggara atau pihak yang mempunyai tugas pokok
dan fungsi melaksanakan proses pembelajaran secara langsung d
isebut satuan pendidi kan atau lembaga pendid ikan.

Jenjang pendid ikan formal terdiri atas pend idikan


dasar, pendid ikan menengah, dan pendid ikan tinggi.
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pend idikan Nasional Bab IV Pasal 1 4 )
1. Pendid ikan dasar

Pendid ikan dasar merupakan jenjang pendidi kan


awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-
anak yang melandasi jenjang pendid ikan menengah.

Pendid ikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD)


dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat
serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah
tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat (Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pend idikan Nasional Bab IV Pasal 1 7 ) .

21
Sekolah dasar merupakan tingkat pendid ikan formal
paling rendah dengan peruntukan anak-anak usia 7-14 tahun.
Pendid ikan dasar merupakan pendid ikan sembilan tahun terdiri
dari program pendidi kan enam tahun di sekolah dasar dan
program pendid ikan tiga tahun di sekolah lanjutan pertama (PP
Nomor 28 tahun 1990).
Menurut daya tampungnya sekolah dasar d ibagi
menjadi :
. Tipe A, memil iki daya tampung maksimal 12 kelompok
belajar
masing-masing 40 siswa dan banyak nya siswa 361-486
orang
. Tipe B, memil iki daya tampung 6-9 kelompok be lajar
masing-
masing 4 0 anak dan kelompok siswa 1 8 1 - 3 6 0

. Tipe C, memil iki daya tampung 6 kelompok belajar


dan banyak nya siswa 9 1 - 1 0 0 orang

. Tipe D, memil iki daya tampung 6 kelompok belajar


dengan banyak nya siswa 5 0 - 9 0 orang.

Sebe lum memasuki jenjang pendid ikan dasar, bagi anak


usia 0-6 tahun d iselenggarakan pendidi kan anak usia d ini, tetapi
bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendid ikan dasar.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pend idi kan Nasional Bab IV pasal 28 d
isebutkan ba hwa : Pendidi kan anak usia d ini d
iselenggarakan sebel um jenjang pendid ikan dasar, dapat d
iselenggarakan mela lui jalur pendid ikan formal, nonformal,
dan/atau informal.Pendidi kan anak usia d ini pada jal ur pendid
ikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), raudatul athfal
(RA), atau bentuk lain yang sederajat. Pendid ikan anak usia d
ini pada jalur pendid ikan nonformal berbentukke lompok bermain
22
(KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang
sederajat. Pendidi kan anak usia d ini pada jal ur pendid ikan
d iselenggarakan oleh lingkungan.
2. Pendid ikan menengah

Pendid ikan menengah merupakan jenjang pendid


ikan lanjutan pendid ikan dasar. Pendid ikan menengah terdiri
atas pendid ikan menengah umum dan pendid ikan menengah
kejuruan. Pendid ikan menengah berbentuk sekolah menengah
atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah
kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau
bentuk lain yang sederajat. (Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pend idi kan
Nasional Bab IV Pasal 18

Sekolah menengah atas merupakan sekolah


yang memberikan pendidi kan umum, bukan sekolah
kejuruan. Tipe sekolah send iri dari sekolah menengah atas ada
lah :
. Tipe A, memil iki daya tampung maksimal 33 kelompok
belajar
masing-masing 35 siswa dengan jumlah minimal 850
siswa.
. Tipe B, memil iki daya tampung maksimal 24 kelompok
belajar
masing-masing 35 siswa dengan jumlah minimal 400
siswa.
. Tipe C, memil iki daya tampung maksimal 33 kelompok
belajar
masing-masing 35 siswa dengan jumlah minimal 200
siswa.
3. Pendid ikan tinggi

Pendidi kan tinggi ada lah jenjang pendid ikan


setelah pendid ikan menengah yang mencak up program
pendid ikan diploma, sarjana, magister, doktor, dan
spesial is 23
yang d iselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendid
ikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pend idikan
Nasional Bab IV Pasal 2 0 )

Jenis pendid ikan merupakan kelompok yang didasarkan


pada kekhususan tujuan pendid ikan suatu satuan pendid ikan.
Dalam UU nomor 20 tahun 2003 pasal 13 mengatur tentang jalur
pendid ikan terdiri atas pend idikan formal, non formal, dan
informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pasal 15
tentang jenis pendid ikan mencakup pendidi kan umum, kejuruan,
akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. Pasal 14
tentang jenjang pendid ikan formal terdiri atas pend idi lan dasar,
pendid ikan menengah, dan pendid ikan
tinggi.
1. Pendidi kan umum

Pendidi kan umum merupakan pendid ikan dasar dan


menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang
diperlukan o leh peserta didi k untuk melanjutkan pendid ikan ke
jenjang yang le bih tinggi. Bentuk nya: Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas
(SMA).
2. Pendid ikan kejuruan

Pendid ikan kejuruan merupakan pendid ikan menengah


yang mempersiapkan peserta did ik terutama untuk be kerja da lam
b idang tertentu. Bentuk satuan pendidi kannya adalah Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK).
3. Pendid ikan akademik

Pendid ikan akademik merupakan pendid ikan tinggi


program sarjana dan pascasarjana yang diarahkan
terutama pada penguasaan d isipl in ilmu pengetahuan tertentu.
4. Pendid ikan profesi
24
Pendid ikan profesi merupakan pendid ikan tinggi setelah
program
sarjana yang mempersiapkan peserta did ik untuk memasuki
suatu profesi atau menjadi seorang profesional. Pendid ikan
ked inasan merupakan pendid ikan profesi yang d
iselenggarakan oleh departemen atau lembaga pemerintah
nondepartemen. Pendid ikan ked inasan berfungsi meningkatkan
kemampuan dan keterampilan da lam pelaksanaan tugas ked
inasan bagi pegawai dan calon pegawai negeri suatu
departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen. Pendid
ikan ked inasan d iselenggarakan mela lui jal ur pendid ikan
formal dan nonformal.
5. Pendid ikan vokasi

Pendid ikan vokasi merupakan pendid ikan tinggi


yang mempersiapkan peserta didi k untuk memil iki pekerjaan
dengan keahlian terapan tertentu maksimalda lam jenjang diploma
4 setara dengan program sarjana (strata 1).
6. Pendid ikan keagamaan

Pendid ikan keagamaan merupakan pendid ikan dasar,


menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta did ik
untuk dapat menja lankan peranan yang menuntut
penguasaan pengetahuan
tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama.

Pendid ikan keagamaan berbentuk pendid ikan d iniyah,


pesantren, pasraman, pabhaja samanera, dan bentuk lain
yang sejenis. (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pend idi kan Nasional Bab IV
Pasal 30)
7. Pendid ikan khusus

Pendid ikan khusus merupakan pendid ikan bagi peserta did ik


yang memili ki tingkat kesul itan dalam mengikuti proses
pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial,
dan/atau memil iki potensi 25
kecerdasan dan bakat istimewa.
Peserta did ik yang berkelainan atau peserta did ik yang memili k
i kecerdasan luar biasa
yang d iselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan
sekolah biasa) atau berupa satuan pendid ikan khusus
pada tingkat pendid ikan dasar dan menengah (da lam
bentuk sekolah luar biasa/SLB).

Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas-


tugas yang le bih kecil, membe bankan tugas-tugas itu kepada orang
yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumberdaya,
serta mengkoord inasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian
tujuan organisasi. Oleh seba b itu, untuk mencapai tujuan sebuah
organisasi maka diperlukan kriteria ke berhasilan organisasi lembaga
pend idikan (Nanang Fattah, 1996 : 71).

Kriteria ke berhasilan berfungsi untuk menentukan nilai suatu


aspek dalam suatu komponen tertentu. Pengelo laan suatu lembaga
pendid ikan yang efektif dan efisien merupakan syarat mutla kke
berhasilan organisasi tersebut. Tidak terkecuali lembaga pendid ikan
yang juga akan semakin d ituntut menjadi suatu organisasi yang tepat
sasaran dan berdayaguna. Sekolah sebagai lembaga pendid ikan
formal memerlukan suatu sistem pengelo laan yang profesional.
Sebagai salah satu komponen utama da lam sistem pend idikan,
selayak nya sekolah memberikan kontribusi yang nyata dalam
meningkatkan kualitas SDM. Hal ini tidak terlepas dari seberapa baik
sekolah tersebut dike lola. Apabila sekolah dianalogikan sebagai
mesin produ ksi, maka kualitas output akan relevan dengan kualitas
mesinnya. Keberhasilan suatu lembaga pendid ikan (sekolah)
merupakan ke berhasilan kepala sekolah. Kepala sekolah yang
berhasil apabi la mereka memahami ke beradaan sekolah sebagai
organisasi yang komple ks dan unik, serta mampu melaksanakan
peranan kepala sekolah sebagai seseorangyang di beri tanggung jawab
26
untuk memimpin sekolah.
Kualitas sebuah lembaga pendid ikan juga hak ikatnya diukur
dari kualitas proses pembelajarannya, disamping output dan outcome
yang di hasilkan. Oleh karena itu k riteria mutu dan ke berhasilan
pembelajaran seharusnya di buat secara rinci, seh ingga benar-benar
measurable and observable (dapat diukur dan d iamati).
Menurut Rahmania Utari, kriteria ke berhasilan lembaga pendid
ikan adala h sebagai berikut:

- Input : tingkat ketersediaan dan pendayagunaan masukan instrumental


dan lingkungan

- Proses : tingkat efisiensi dan efe ktivitas


penyelenggaraan pembelajaran
- Output : tingkat pencapaian lembaga dan hasil belajar
- Outcome : dampaklangsung dan tida klangsung

27
Organisasi Lembaga Pend idi kan ada lah koord inasi secara
rasional sej umla h orang dalam membentuk institusi pend idikan.
Tujuannya antara lain ada lah menyiapkan peserta did ik menjadi
anggota masyarakat yang memili k i kemampuan akademik dan/atau
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, memperkya
khanazah ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, serta
mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf ke hidupan
masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

Struktur Organisasi pend idikan yang pokok ada dua macam


yaitu sentral isasi dan desentralisasi. Di antara kedua struktur tersebut
terdapat be berapa struktur campuran yak ni yang le bih
cenderung ke arah sentral isasi mutlak dan yang le bih mende
kati d isentralisasi tetapi be berapa bagian masihdiselenggarakan
secara sentral.

Komponen yang ada dalam organisasi sekolah meliputi kepala


sekolah, waki l kepala sekolah, komite sekolah, bimbingan dan konsel
ing, guru kelas, wali ke las, tata usaha, siswa, dan security

Kriteria ke berhasilan berfungsi untuk menentukan nilai suatu


aspek dalam suatu komponen tertentu. Pengelo laan suatu lembaga
pendid ikan yang efektif dan efisien merupakan syarat mutla kke
berhasilan organisasi tersebut.
Kualitas sebuah lembaga pendid ikan juga hak ikatnya diukur
dari kualitas proses pembelajarannya, disamping output dan outcome
yang 28
di hasilkan. Oleh karena itu k riteria mutu dan ke berhasilan
pembelajaran seharusnya dibuat secara rinci, seh ingga benar-benar
measurable and observable (dapat diukur dan d iamati).

29
Arik unto, Suharsimi & Lia Yuliana. 2 0 1 2 . Manajemen
Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media

Fattah, Nanang. 1999. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya

Imron, Ali. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: PT


Bumi Aksara

Sugihartono dkk. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Tim Dosen Administrasi Pend idikan Universitas Negeri Yogyakarta. 2011.


Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Tim Dosen Administrasi Pend idikan Universitas Pendid ikan Indonesia.


2012. Manajemen Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfa beta

Utari, Rahmania. Konsep Dasar Manajemen Pendidikan . Diund uh dari


laman (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Rahmania
%20Ut ari,%20M.Pd./KONSEP%20DASAR%20MANAJEMEN
%20PENDIDIKAN. pdf) pada tanggal 2 4 Feb ruari 2 0 1 4

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidi kan Nasional

30

Вам также может понравиться