Вы находитесь на странице: 1из 5

KHUTBAH 5

Khutbah Idul Fitri: Tiga Ciri Sukses Ramadhan di Momen Lebaran


Khutbah I

ُ‫لله أ َ ْكبَ هر‬


ُ َ ‫لله أ َ ْكبَ هُر ا‬
ُ َ ‫لله أ َ ْكبَ هُر ا‬
ُ َ ‫ ا‬،‫لله أ َ ْكبَ هر‬
ُ َ ‫لله أ َ ْكبَ هُر ا‬
ُ َ ‫لله أ َ ْكبَ هُر ا‬
ُ َ ‫ ا‬،‫لله أ َ ْكبَ هر‬
ُ َ ‫لله أ َ ْكبَ هُر ا‬
ُ َ ‫لله أ َ ْكبَ هُر ا‬
ُ َ‫ا‬
ُ‫ َوهَزَ َم‬،‫ع اُز هج ْندَهه‬ َ َ ‫ َوأ‬،‫ع ْبدَهه‬ َ ‫ص َُر‬ َ َ‫ َون‬،‫صدَقَُ َو ْعدَهه‬ َ ُ،‫للاه َوحْ دَهه‬ ُ ‫لا‬ ُ ِ‫لَ إِلهَُ إ‬ُ ،ً‫ص ْيال‬ ِ َ ‫لله أ َ ْكبَُ هُر َكبِي ًْرا َوا ْل َح ْم ُدهُِللُِ َكثِي ًْرا َوسه ْب َحانَُ للاُِ به ْك َر ُة ً َوأ‬
ُ َ‫ا‬
‫لل ا ْل َح ْم ُده‬
ُِ ‫لله أ َ ْك َب هُر َو‬
ُ َ ‫ ا‬،‫للاه أ َ ْك َب هر‬ ُ ُ‫ لَُ ِإل َُه ِإلا‬، َ‫الديْنَُ َولَ ُْو ك َِر َُه ا ْلكَاف هِر ْون‬
ُ ‫للاه َو‬ ِ ‫للاه َولَُ نَ ْعبه ُده ِإلاُ ِإياا ُهه هم ْخل‬
ِ ‫ِصيْنَُ لَ ُهه‬ ُ ُ‫ لَُ ِإل َُه ِإلا‬،‫اب َو ْحدَهه‬ َُ َ‫اْألَحْز‬
‫علَى ت َْوفِ ْي ِق ُِه‬ َ ‫نَ ْح َمدهُهه‬. ‫اس‬ ُ ِ ‫ت ل ِلنا‬ ُْ ‫ام َو َج َُع َلنَا َخي َُْر أ ه امةُ أ ه ْخ ِر َج‬ ُِ َ‫ام َوا ْل ِقي‬ُِ َ‫الصي‬ ِ ‫لى‬ َُ ‫ع‬ َ َ ‫عانَنُا‬ َ َ ‫ضانَُ َوأ‬ َ ‫ش ْه ُِر َر َم‬ َ ‫ام‬ ُِ ‫ي َو اف َقنَاُِ ِإل ْت َم‬ ُْ ‫ا َ ْل َح ْم ُدهُِللُِ ا ال ِذ‬
‫صالَ ُة ه‬ ‫ه‬
‫ َوال ا‬. َُ‫ع ْبدهُهه َو َرسه ْول ُهه خَات َ هُم النابِيِيْن‬ َ ‫ن هم َح امدًا‬ َ َ
ُ‫ َوأ ْش َه ُده أ ا‬،‫ق ال همبِ ْينه‬ ْ ْ ْ َ
ُ‫للاه َوحْ دَُهه لَُ ش َِريْكَُ ل ُهه ال َملِكهُ ال َح ه‬ ُ ‫ل‬ ‫ا‬ ُ ِ‫ن لَُ إِلهَُ إ‬ ُْ ‫ َوأ َ ْش َه ُده أ‬. ‫َو ِهدَايَتِ ُِه‬
َ
‫ص ْيكه ُْم‬ ِ ‫ أ ه ْو‬،ِ‫فَيَا ِعبَا ُدَ للا‬: ‫ أ َ اما بَ ْع ُده‬، َ‫الديْن‬ ِ ‫سانُ إِلَى يَ ْو ُِم‬ َ ‫ن تَبِعَ هه ُْم بِإِ ْح‬ ُْ ‫صحْ بِ ُِه َوالتاابِ ِعيْنَُ َو َم‬ َ ‫علَى آ ِل ُِه َو‬ َ ‫سيِ ِدنَا هم َح امدُ َو‬ َ ‫علَى‬ َ ‫سالَ هُم‬ ‫َوال ا‬
‫ان‬
ُِ ‫ط‬ َ ‫ش ْي‬‫لل مِنَُ ال ا‬ ُِ ‫أَعهو ُذه ِبا‬: ‫آن ا ْل َعظِ ي ُِْم‬
ُِ ‫للاه ت َ َعالَى فِي ا ْلقه ْر‬ ُ ‫ل‬ َُ ‫عتِ ُِه لَ َعلاكه ُْم ت ه ْر َح هم ْونَُ قَا‬ َ ‫ا‬ َ
‫ط‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬‫ع‬ ُ
‫م‬
َ ْ ‫ه‬ ‫ك‬ ‫س‬
ُّ ‫ح‬
‫ه‬ َ ‫أ‬‫و‬َ ،
ُ َ‫ن‬ ‫و‬ ‫ه‬
ْ ‫ه‬ ‫ق‬‫ا‬ ‫ت‬ ‫م‬ ْ
ُ
‫ل‬ ‫ا‬ َُ‫از‬ َ ‫ف‬ ْ ‫د‬
ُ َ ‫ق‬ َ ‫ف‬ ُ
‫للا‬
ِ ‫ى‬ ‫و‬ ْ
َ ِ ْ ‫َونَ ْف‬
‫ق‬ َ ‫ت‬‫ب‬ ُ
‫ي‬ ‫س‬
ِ
‫ش ْه َُر‬ ‫ش ِه ُدَ ِم ْنكه هُم ال ا‬
َ ‫ن‬ ْ ْ
ُِ ‫اس َوبَيِناتُ مِنَُ ال ههدَى َوالفه ْر‬
ُْ ‫قان فَ َم‬ ُ ِ ‫ن ههدًى لِلنا‬ ْ
ُ‫ل فِ ْي ُِه القه ْرآ ه‬ ‫ه‬ ‫ا‬
َُ ‫ش ْه هُر َر َمضانَُ الذِي أ ْن ِز‬ َ ‫يم‬ ُِ ِ‫الرح‬ ‫ن ا‬ ُِ ‫الر ْح َم‬ ‫ّللا ا‬ ُِ‫ بِس ُِْم ا‬،‫الر ِج ِيم‬ ‫ا‬
‫ه‬ ْ
َُ‫ْر َو ِلتك ِملوا ال ِعداُة َ َو ِلتكَبِ هروا ا‬
‫ّللا‬ ‫ه‬ ْ ‫ه‬ ْ ‫ه‬
َُ ‫ْر َول ي ِهر ْي ُده بِك هُم العهس‬ ْ ‫ه‬
َُ ‫ّللاه بِك هُم اليهس‬ ُ‫َر ي ِهري ُده ا‬ ‫ه‬
َُ ‫ن أياامُ أخ‬ َ ُْ ِ‫سفَرُ فَ ِعداةُ م‬ َ ‫على‬ َ َ ً
َ ‫ن كَانَُ َم ِريْضُا أ ُْو‬ ُْ ‫ص ْم ُهه َو َم‬ ‫فَ ْليَ ه‬
َُ‫علَى َما َهدَاكه ُْم َولَ َعلاكه ُْم ت َ ْشكه هرون‬ َ

Allahu Akbar, wa lillahilh hamd,

Lebaran atau momen Idul Fitri hampir selalu diwarnai dengan gegap gempita kegembiraan umat
Islam di berbagai penjuru. Gema takbir dikumandangkan di malam harinya, kadang disertai
sejumlah aksi pawai. Pada pagi harinya pun mayoritas dari mereka mengenakan pakaian serba
baru, makan makanan khas dan istimewa, serta bersiap bepergian untuk silaturahim ke sanak
kerabat hingga berkunjung ke beberapa wahana liburan yang menarik.
Umat Islam merayakan sebuah momen yang mereka sebut-sebutُsebagaiُ“hariُkemenangan”.ُTapiُ
kemenangan atas apa?

Jamaah shalat Idul Fitri hafidhakumullah,

Idul Fitri tiba ketika umat Islam menjalankan ibadah wajib puasa Ramadhan selama satu bulan
penuh. Sepanjang bulan suci tersebut, mereka menahan lapar, haus, hubungan seks, dan hal-hal
lain yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga matahari terbenam. Secara bahasa,
shaum (puasa) memang bersinonim dengan imsâk yang artinya menahan. Ramadhan merupakan
arena kita berlatih menahan diri dari segala macam godaan material yang bisa membuat kita lupa
diri.
Proses latihan tersebut diwujudkan dalam bentuk larangan terhadap hal-hal yang sebelumnya
halal, seperti makan dan minum. Inilah proses penempaan diri. Targetnya: bila manusia menahan
diri dari yang halal-halal saja mampu, apalagi menahan diri dari yang haram-haram. Puasa itu
ibarat pekan ujian nasional bagi siswa sekolah. Selama seminggu itu para murid digembleng untuk
belajar lebih serius, mengurangi jam bermain, dan menghindari hal-hal lain yang bisa mengganggu
hasil ujian tersebut.
Ramadhan tentu lebih dari sekadar latihan. Ia wahana penempaan diri sekaligus saat-saat
dilimpahkannya rahmat (rahmah), ampunan (maghfirah), dan pembebasan dari api neraka (itqun
minan nâr). Aktivitas ibadah sunnah diganjar senilai ibadah wajib, sementara ibadah wajib
membuahkan pahala berlipat-lipat.
Selayak siswa sekolah yang mendapatkan rapor selepas melewati masa-masa krusial ujian,
demikian pula orang-orang yang berpuasa. Setelah melewati momen-momen penting sebulan
penuh, umat Islam pun berhak mendapatkan hasilnya. Apa hasil itu? Jawabannya tak lain adalah
predikatُ“takwa”,ُsebagaimanaُterdapatُdiُal-Baqarah ayat 183:

َُ‫ن قَ ْب ِلكه ُْم لَ َعلاكه ُْم تَتاقهون‬


ُْ ‫علَى الاذِينَُ ِم‬
َ ‫ِب‬ ِ ‫علَ ْيكه هُم‬
َُ ‫الصيَا هُم َك َما كهت‬ َُ ‫يَا أَيُّ َها الاذِينَُ آ َمنهوا كهت‬
َ ‫ِب‬

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Takwa merupakan standar paling tinggi tingkat kemuliaan manusia. Seberapa tinggi derajat mulia
manusia tergantung pada seberapaُtinggiُtakwanya.ُInnaُakramakumُ‘indallâhiُatqâkum.ُDalamُ
konteks puasa Ramadhan, tentu takwa tak bisa digapai dengan sebatas menahan lapar dan dahaga.
Ada yang lebih substansial yang perlu ditahan, yakni tergantungnya manusia kepada hal-hal selain
Allah, termasuk hawa nafsu. Orang yang berpuasa dengan sungguh-sungguh akan mencegah
dirinya dari segala macam perbuatan tercela semacam mengubar syahwat, berbohong, bergunjing,
merendahkanُorangُlain,ُriya’,ُmenyakitiُpihakُlain,ُdanُlainُsebagainya.ُTanpa itu, puasa kita
mungkinُsahُsecaraُfiqih,ُtapiُbelumُtentuُberhargaُdiُmataُAllahُsubhanahuُwata’ala.
Rasulullah sendiri pernah bersabda:

‫ل ا ْل هجوعه‬
ُ ‫ص َيا ِم ُِه ِإ ا‬ ُْ ‫ْس لَ ُهه ِم‬
ِ ‫ن‬ َُ ‫صائِمُ لَي‬ ُْ ‫َك ُْم ِم‬
َ ‫ن‬

Artinya:ُ“Banyakُorangُyangُberpuasa,ُnamunُiaُtakُmendapatkan apa pun dari puasanya selain


rasaُlaparُsaja.”ُ(HRُImamُAhmad)

Jamaah shalat Idul Fitri hafidhakumullah,


Karena puasa sudah kita lewati dan tak ada jaminan kita bakal bertemu Ramadhan lagi, pertanyaan
yangُlebihُrelevanُbukanُsajaُ“kemenangan atasُapaُyangُsedangُkitaُIdulُFitri?”ُtapiُjugaُ“apaُ
tanda-tandaُkitaُtelahُmencapaiُkemenangan?”.ُJangan-jangan kita seperti yang disabdakan Nabi,
termasuk golongan yang sekadar mendapatkan lapar dan dahaga, tanpa pahala?

Jika standar capaian tertinggi puasa adalah takwa, maka tanda-tanda bahwa kita sukses melewati
Ramadhan pun tak lepas dari ciri-ciri muttaqîn (orang-orang yang bertakwa). Semakin tinggi
kualitas takwa kita, indikasi semakin tinggi pula kesuksean kita berpuasa. Demikian juga
sebaliknya, semakin hilang kualitas takwa dalam diri kita, pertanda semakin gagal kita sepanjang
Ramadhan.
Lantas, apa saja ciri-ciri orang bertakwa? Ada beberapa ayat Al-Qur’anُyangُmenjelaskanُciri-ciri
orang takwa. Salah satu ayatnya terdapat dalam Surat Ali Imran:

َُ‫ّللاه يهحِ بُُّ ا ْل همـ ْح ِسنِــين‬ ُ ِ ‫ن النا‬


ُ‫ــاس َو ا‬ َ َُ‫ظ َوا ْلعَـــافِين‬
ُِ ‫ع‬ َُ ‫الاذِينَُ يه ْن ِفقهونَُ فِي الس ااراءُِ َوالض ااراءُِ َوا ْل َكاظِ مِ ينَُ ا ْلغَ ْي‬

“(Yaitu) orang-orangُyangُmenafkahkanُ(hartanya)ُpadaُsaatُsarrâ’ُ(senang)ُdanُpadaُsaatُdlarrâ’ُ
(susah), dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah
menyukai orang-orangُyangُberbuatُkebajikan.”ُ(QSُAliُImran:ُ134)

Jamaah shalat Idul Fitri hafidhakumullah,

Ayat tersebut memaparkan tiga sifat yang menjadi ciri orang bertakwa. Pertama, gemar
menyedekahkan sebagian hartanya dalam kondisi senang ataupun sulit. Orang bertakwa tidak akan
sibuk hanya memikirkan diri sendiri. Ia mesti berjiwa sosial, menaruh empati kepada sesama, serta
rela berkorban untuk orang lain dalam setiap keadaan. Bahkan, ia tidak hanya suka memberi
kepada orang yang dicintainya, tapi juga kepada orang-orang memang membutuhkan.
Dalam konteks Ramadhan dan Idul Fitri, sifat takwa pertama ini sebenarnya sudah mulai didorong
olehُIslamُmelaluiُajaranُzakatُfitrah.ُZakatُfitrahُmerupakanُsimbolُbahwaُ“raporُkelulusan”ُ
puasa harus ditandai dengan mengorbankan sebagian kekayaan kita dan menaruh kepedulian
kepada merekaُyangُlemah.ُAyatُtersebutُmenggunakanُfi’ilُmudhari’ُyunfiqûnaُyangُbermaknaُ
aktivitas itu berlangsung konstan/terus-menerus. Dari sini, dapat dipahami bahwa zakat fitrah
hanyalahُ awalُ atauُ “pancingan”ُ bagiُ segenapُ kepedulianُ sosialُ tanpaُ hentiُ pada bulan-bulan
berikutnya.
Ciri kedua orang bertakwa adalah mampu menahan amarah. Marah merupakan gejala manusiawi.
Tapi orang-orang yang bertakwa tidak akan mengumbar marah begitu saja. Al-kâdhim (orang yang
menahan) serumpun kata dengan al-kadhîmah (termos). Kedua-duanya mempunyai fungsi
membendung: yang pertama membendung amarah, yang kedua membendung air panas.
Selayak termos, orang bertakwa semestinya mampu menyembunyikan panas di dadanya sehingg
orang-orang di sekitarnya tidak tahu bahwa ia sedang marah. Bisa jadi ia tetap marah, namun
ketakwaan mencegahnya melampiaskan itu karena tahu mudarat yang bakal ditimbulkan. Termos
hanya menuangkan air panas pada saat yang jelas maslahatnya dan betul-betul dibutuhkan.
Patutlah pada kesempatan lebaran ini, umat Islam mengontrol emosinya sebaik mungkin.
Mencegah amarah menguasai dirinya, dan bersikap kepada orang-orang pernah membuatnya
marah secara wajar dan biasa-biasa saja. Ramadhan semestinya telah melatih orang untuk
berlapang dada, bijak sana, dan tetap sejuk menghadapi situasi sepanas apa pun.
Ciri ketiga orang bertakwa adalah memaafkan kesalahan orang lain. Sepanjang Ramadhan, umat
Islam paling dianjurkan memperbanyak permohonan maaf kepada Allah dengan membaca:

‫ي‬
ُ ‫ع ِن‬
َ ‫ْف‬ َ َُ‫اللا هه اُم إِناك‬
ُ‫عفهوُ تهحِ بُُّ اْلعَ ْف َُو فَاع ه‬

“Wahai Tuhan,ُEngkauُMahaُPengampun,ُmenyukaiُorangُyangُmintaُampunan,ُampunilahُaku.”
Kataُ‘afwُ(maaf)ُdiulangُtigaُkaliُdalamُkalimatُtersebut,ُmenunjukkanُbahwaُmanusiaُmemohonُ
dengan sangat serius ampunan dari Allah SWT. Memohon ampun merupakan bukti kerendahan
diri di hadapan-Nya sebagai hamba yang banyak kesalahan dan tak suci.
Cara ini, bila dipraktikkan dengan penuh pengahayatan, sebenarnya melatih orang selama
Ramadhan tentang pentingnya maaf. Bila diri kita sendiri saja tak mungkin suci dari kesalahan,
alasan apa yang kita tidak mau memaafkan kesalahan orang lain? Maaf merupakan sesuatu yang
singkat namun bisa terasa sangat berat karena persoalan ego, gengsi, dan unsur-unsur nafsu
lainnya.
Amatlah arif ulama-ulama di Tanah Air yang menciptakan tradisi bersilaturahim dan saling
memaafkan di momen lebaran. Sempurnalah, ketika kita usai membersihkan diri dari kesalahan-
kesalahan kepada Allah, selanjutnya kita saling memaafkan kesalahan masing-masing di antara
manusia.
Sudah berapa kali puasa kita lewati sepanjang kita hidup? Sudahkah ciri-ciri sukses Ramadhan
tersebutُmelekatُdalamُdiriُkita?ُWallahuُa’lamُbishُshawab.
ُْ ِ‫ َوُت َقَبا َلُ مِن‬. ‫ت َو ِذ ْك ِرُ اْل َح ِكي ُِْم‬
‫ي َومِ ْن هك ْمُ تِالَ َوت َ ُهه ِإ ان ُهه ه َُهو السامِ ْي هُع‬ ُِ َ ‫ي َو ِإيااكه ْمُ بِ َما فِ ْي ُِه مِ نَُ اْآليا‬
ُْ ِ‫آن اْلعَظِ ي ُِْم َونَفَعَن‬
ُِ ‫ي َولَكه ْمُ فِي اْلقه ْر‬
ُْ ‫للاه ِل‬
ُ َُ‫ارك‬
َ َ‫ب‬
ْ
‫العَ ِل ْي هُم‬.

Khutbah II
‫س ِل ْمُ‬
‫ص ِلُ َو َ‬‫ع ْبدهُهه َو َرسه ْو هلهه‪ ،‬اَل ال هه اُم َ‬ ‫ن هم َح امدًا َ‬ ‫لش َِريْكَُ َل ُهه َوأ َ ْش َه ُده أ َ اُ‬
‫للاه َوحْ دَُهه َ‬‫لُ ُ‬ ‫ل ِإ َلهَُ ِإ ا‬ ‫ب ا ْل َعا َل ِميْنَ ‪ ،‬أ َ ْش َه ُده أ َ ُْ‬
‫ن َ‬ ‫لله أ َ ْك َب هُر ‪ ُ،×7‬ا َ ْل َح ْم ُدهُِ ُِ‬
‫لل َر ُِ‬ ‫اَ ُ‬
‫َ‬
‫ن ِإلاُ َوأ ْنت ه ُْم هم ْس ِل هم ْونَُ‬
‫ق تهقَاتِ ُِه َولَُ ت َ هم ْوت ه اُ‬ ‫َ‬
‫ص َحابِ ُِه أ ْج َم ِعيْنَُ ‪.‬فَيَا ِعبَا ُدَ للاُِ اِتاقه ْوا للاَُ َح اُ‬ ‫َ‬
‫علَى آ ِل ُِه َوأ ْ‬ ‫سيِ ِدنَا هم َح امدُ َو َ‬ ‫علَى َ‬ ‫َ‬
‫ص ِلُ‬ ‫س ِل هم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما ‪".‬اَللا هه اُم َ‬ ‫صلُّ ْوا َ‬
‫علَ ْي ُِه َو َ‬ ‫ي ِ ‪,‬يَا أَيُّ َها الا ِذيْنَُ أ َ َمنه ْوا َ‬
‫لى النابِ ُ‬
‫ع َُ‬ ‫صلُّ ْونَُ َ‬‫ن للاَُ َو َمالَئِ َكت َ ُهه يه َ‬ ‫ي ِكت َابِ ُِه اْلعَظُِي ُِْم "إِ اُ‬‫الى فِ ُْ‬‫للاه تَعَ َُ‬
‫ل ُ‬ ‫قَا َُ‬
‫علَ ْينَا َم َع هه ُْم‬ ‫و‬ ‫ُ‬
‫ْن‬ ‫ي‬ ‫الد‬ ‫ُ‬
‫م‬ ‫و‬ ‫ي‬ ‫ُ‬
‫لى‬ ‫إ‬ ‫ان‬
‫ُ‬ ‫س‬ ‫ح‬ ‫إ‬‫ب‬
‫َ ِ ِ َ َ ِ ِ ِ ِ َ َ ِ َ هْ ِِ ْ َ ِ َ َْ ِ ِ ِ َ َ‬
‫‪.‬‬ ‫ُ‬
‫م‬ ‫ه‬ ‫ع‬‫ب‬‫َ‬ ‫ت‬ ‫ن‬
‫ُ‬‫ْ‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ْنَُ‬
‫ي‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ا‬‫ا‬ ‫ت‬ ‫ال‬ ‫ُ‬
‫ع‬ ‫ب‬‫َا‬ ‫ت‬ ‫و‬ ‫ْن‬
‫ُ‬ ‫ي‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ا‬‫ا‬ ‫ت‬ ‫ال‬‫و‬‫‪.‬‬ ‫ْنَُ‬
‫ي‬ ‫ع‬ ‫َ‬ ‫ً‬ ‫َ‬
‫سِ ْ َ َ َ ِ ِ ه َ ا َ َ َ ِ ِ َ ْ َ ِ ِ ْ َ ِ‬
‫م‬ ‫ج‬ ‫أ‬ ‫ه‬
‫ُ‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫ح‬ ‫ص‬ ‫أ‬‫و‬ ‫ُ‬
‫ه‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ُ‬
‫لى‬ ‫ع‬ ‫و‬ ‫د‬
‫ُ‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫َا‬ ‫ن‬ ‫د‬‫ي‬ ‫س‬ ‫ُ‬
‫لى‬ ‫ع‬ ‫ُ‬
‫م‬ ‫ل‬ ‫َو َ‬
‫ِب َر ْح َمتِكَُ يَا ا َ ْر َح َُم ا‬
‫الراحِ ِميْنَُ‬
‫يُ‬ ‫اض َ‬ ‫ت يَا قَ ِ‬ ‫ع َوا ُِ‬ ‫س ِميْعُ َق ِريْبُ هم ِجيْبهُ الدا َ‬ ‫ت إِ انكَُ َ‬ ‫حيَاءُِ ِم ْن هه ُْم َواْأل َ ْم َوا ُِ‬
‫ت ‪,‬ا َ ْأل َ ُْ‬‫ت ‪َ ,‬واْل همؤْ مِ نِيْنَُ َواْل همؤْ ِمنَا ُِ‬‫اَللا هه اُم ا ْغف ُِْر ِل ْل هم ْسلِمِ يْنَُ َواْل هم ْسلِما َ ُِ‬
‫ارُ‬‫اب النا ِ‬ ‫عذَ َُ‬ ‫سنَ ُةً َوقِنَُا َ‬ ‫سنَ ُةً َوفِي اْآلخِ َرةُِ َح َ‬ ‫ق َوأ َ ْنتَُ َخي هُْر اْلفَاتِحِ يْنَُ ‪َ .‬ربانَا أَتِنَا فِي الدُّ ْنيَا َح َ‬ ‫ح بَ ْينَنَا َوبَيْنَُ قَ ْو ِمنَا بِاْل َح ُِ‬ ‫اْل َحا َجا ُِ‬
‫ت ‪َ .‬ربانَا ا ْفت َ ُْ‬
‫ي ِ َي ِعظهكه ُْم لَ َعلاكه ُْم تَذَ اك هر ْونَُ ‪.‬فَاذْكه هر ْواُ‬ ‫ن اْلفَ ْحشَاءُِ َواْل هم ْنك َُِر َواْل َب ْغ ُ‬ ‫ع ُِ‬ ‫هى َ‬‫بى َو َي ْن َُ‬ ‫ان َو ِإ ْيت َاءُِ ذِي اْلقه ْر َُ‬ ‫س ُِ‬ ‫ل َواْ ِإلحْ َ‬ ‫للا َيأ ْ هم هُر ِبا ْل َعدْ ُِ‬
‫ن َُ‬ ‫للا ِإ اُ‬
‫ِع َبا ُدَ ُِ‬
‫للاَُ يَ ْذ هك ْر هك ُْم َوا ْدع ْهو ُهه يَ ْست َِجبُْ َل هك ُْم َو َل ِذ ْك هُر للاُِ أ َ ْكبَ هُر‬
‫‪Alif Budi Luhur‬‬

Вам также может понравиться